Kontinyuitas Penggunaan Teknologi Informasi Masyarakat Panamping

adaptif dan akhirnya bersatu dengan alam universal, dalam persatuan yang kon-sentris yaitu bersatu namun tetap mempunyai kepribadian sendiri . 137 Dari keterangan di atas dapat dismpulkan berarti bahwa dalam upaya yang dilakukan oleh masyrakat Baduy luar bisa menjadi rujukan bagi masyarakat luar Baduy dalam menjaga keluhuran budaya Bangsa Indonesia saat ini, ditengah arus modernisasi yang kian membudahkan terjadinya interaksi antar budaya sehingga berpotensi terjadinya akulturasi kedua budaya, yang juga berpotensi menghilangkan keperibadian budaya bangsa sendiri. Ini terbukti dengan yang terjadi saat ini, sikap pragmatis, koruptif intoleransi, merupakan sifat yang tidak bersumber dari Budaya timur milik Bangsa Indonesia, namun nampak terjadi saat ini di banyak kalangan masyarakat Indonesia

C. Pembahasan

1. Kontinyuitas Penggunaan Teknologi Informasi Masyarakat Panamping

Dalam sejarah hidup, manusia senantiasa menghadapi masalah- masa la h baru. Dalam setiap perjalanan waktu manusia senantiasa menghadap i persoalan-persoalan baru yang lebih rumit. Kerumitan ini yang kemudian menuntut manusia untuk senantiasa berpikir agar dapat mencari kerangka yang solutif. Misalnya dalam konteks masyarakat Baduy luar saat ini, saat mereka dihadapkan oleh kesulitan untuk berkomunikasi dengan sahabat dekat yang berada diluar Desa Kanekes, atau yang sedang melakukan perjalanan panjang untuk menjual komoditasnya, saat itu mereka mulai berfikir bagaimana komunikasi agar tetap bisa berjalan meskipun dalam keadaan jarak dan ruang yang jauh, kemudian mereka memulai menggunakan alat teknologi 137 Henricus Suparlan, Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya Bagi Pendidikan Indonesia, Jurnal Filsafat Vol.25, Nomor 1, April 2014, hal. 11 handphone misalnya untuk menjamin komunikasi dengan kerabat yang lainnya tetap terjaga. Dalam hal ini menunjukan bahwa budaya bersifat dinamis, akan terus mengalami perkembangan baik secara evolutif maupun revolusioner. Ki Hadjar melalui konsep kontinyuitasnya adalah : Yang berarti bahwa garis hidup kita di jaman sekarang harus merupakan lanjutan,terusan, dari hidup kita di jaman silam, jangan ulangan atau tiruan dari bangsa lain. Artinya Ki Hadjar adalah mengisayaratkan bahwa apa yang dialami oleh manusia saat ini merupakan lanjutan dari satu proses yang tidak akan pernah mengalam statis, selalu dinamis yakni salah satu unsur dari kebudayaan. Begitu halnya dengan yang dialami oleh masyarakat Baduy luar, dahulu orang Baduy dilarang untuk menggunakan beragam alat modern, jangankan alat-alat telekomunikasi, bahkan sendok, piring, gergaji yang difungsikan sebagai alat-alat untuk membantu produktivitas mereka pun tidak diperkenankan dimiliki bahkan digunakan, karena dianggap melanggar aturan adat. Seperti yang diungkapkan oleh Samin yang merupakan warga Kampung Kaduketug, Desa Kanekes Baduy Luar. Dulu, pake piring, sendok, alat-alat masak saya juga teh dirampas sama adat, karena ngga boleh dipake dari leluhur, sekarang mah udah boleh dima’lumi bahkan pake hp untuk ngbrol juga udah dibolehin sama adat 138 Namun, dalam kenyataanya perubahan bersifat mutlak, akan terus berganti dengan mengikuti perkembangan zamannya. Sekalupun masyarakat terisolasi atau suku-suku permitif, hanya yang membedakan adalah waktu atau proses yang terjadi pada perubahan itu sendiri. Jaro Saija memaklumi keadaan tersebut dengan mengatakan bahwa 138 Kang Samin, Wawancara, tanggal 15 Oktober 2016 Memang kalau sekarang, wayahna zaman maju kan yah, zaman berkembang, zaman subur gitu yah, memang banyak pengaruh- pengaruh misalkan pakaian, makanan, begitu juga kemajaun segala gitu yah, memang banyak pengaruh gitu yah, cuman memang Baduy luar maupun Baduy dalam, biarpun luar berkembang maju, tapi tetep disini adat istiadat itu harus bertahan. 139 Pengguanan teknologi informasi dan dianggap memiliki manfaat bagi keberlangsungan hidup masyarakat Baduy luar karena tuntutan zaman yang cenderung mengalami gelombang perubahan yang cepat mengharuska n mereka untuk menyesuaikan dengan tuntutan tersebut. Alat teknologi tidak semuanya memiliki dampak yang negatif namun juga memiliki dampak positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat Baduy luar. Misalnya dalam penggunaan handphone selain difungsikan untuk memudahkan komunikasi antar warga di seluruh juru dunia. Masyarakat Baduy kini dimudahkan untuk membuka kran-kran pasar konsumen hasil dari penggunaan alat teknologi handphone dengan akses internet untuk mempromosikan semua komoditi khas Baduy ke seluruh lapisan masyarkat melalui jejering sosial, Facebook dsb. Hal ini dirasakan betul oleh Samin salah seorang warga Baduy luar, Kampung Kadeketug, Desa Kanekes. Bagaimaan teknologi bisa memberika n manfaat bukan sekedar alat komunikasi tapi juga sebagai alat promosi produksi ke berbagai jejearing media sosial. Atau pendek kata bahwa samin telah melakukan praktik online shop untuk memudahkan jangkauan konsumennya. Kebermanfaatan itu ditunjukkan dengan banyaknya konsumen yang memesan secara daring kepada Samin untuk membeli komoditi kerajinan khas Baduynya seperti tenun, asesoris, batik Baduy. Mekanisme nya persis seperti halnya online shop pada umumnya, si pembeli melakukan pemesanan dengan menghubungi nomer yang tertera pada jejaring media 139 Jaro Saija, Wawancara, tanggal 27 Agustus 2016 sosial. Kemudian melakukan negosisasi untuk menentukan harga yang pas sesuai dengan jenis barang yang ingin dibeli. Setelah itu mengirimkan uang melalui rekening yang diberikan oleh penjual. Selanjutnya si penjual mengirimkan barang tersebut kepada si pembeli melalui jasa antar barang kepada alamat yang tertera. Kemudian mengkonfirmasikan kepada pembeli bahwa barang sudah dikirmkan dengan menunjukan no resi pengirima n. Apabila dalam jangka waktu panjang si pembeli tidak kunjung menerima barang tersebut maka bisa komplain. Sampai saat ini jangkauan konsumen berasal dari banyak daerah, Bali, Surabaya dan lain-lain. Kalau dilihat dari apa yang terjadi pada masayarkat Baduy luar, perubahan terjadi karena faktor ketidakpuasan masyarakat melihat kondisi sosial yang mempengaruhi kondisi sosial yang berlaku pada masa ini mempengaruhi pribadi mereka. Dan perubahan yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi seluruh unsur-unsur sosial dan budaya. Seperti halnya penggunaan teknologi akan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan perubahan pada apa yang terjadi pada perubahan budaya, pemikira n, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang menjadi alat ukur untuk mengat ur manusia. Teknologi biasanya menghasilkan kejutan budaya yang pada akhirnya memunculkan pola perilaku yang baru, meskipun terjadi konflik dengan nilai- nilai tradisonal. Dalam konteks ini berlaku teori fungsiona lis yang memandang bahwa meskipun terjadi hubungan yang berkesinambunga n antara unsur sosial masih ada yang mengalami perubahan sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagain yang lain masih dalam keaadaan tetap statis. Relevansi konsep Kontinyuitas terhadap budaya yang saat ini terjadi di kalangan masyarakat Baduy luar terlihat sangat nampak pada sisi penggunaan teknologi, yang merupakan kelanjutan dari hasil proses interaksi yang secara massif dilakukan oleh masyarakat Baduy luar dengan warga luar Baduy. Namun, perubahan ini tidak serta merta akan merubah seluruh tatanan sosal, budaya, pemikiran, presfektif,dan perilaku masyarakat Baduy luar. Dalam konteks ini sangat nampak sesungguhnya bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari gejala kehidupan sosial, sehingga gejala perubahan sosial yang terjadi pada kalangan masyarakat panamping merupakan hal yang normal. Gejala perubahan itu terlihat dari sistem nila i maupun norma yang pada suatu saat berlaku akan tetapi di saat lain tidak berlaku. Menurut Gillin dan Gillin dalam Setidai mengartikan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan baru dalam kelompok masyarakat. 140 Sesungguhnya yang terjadi pada masyarakat Baduy luar akibat adanya interaksi yang sangat masif dilakukan oleh masyarakat Baduy luar dengan masyarakat diluar Baduy, atau menggunakan istilah Gillin dalam penjelasan di atas telah terjadinya difusi kebudayaan yang terjadi di kalangan masyarakat Baduy luar dengan masyarakat luar Baduy. Perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat Baduy cenderung lambat atau evolusi hal ini terlihat dari lamanya masyarakat Baduy dalam merespon modernisasi secara sempurna dengan sebab adanya beberapa faktor penghambat terjdainya perubahan sosial budaya. Teori evolusi yang diilhami oleh pemikiran Darwin yang kemudian dijadikan patokan toeri perubahan oleh Herbert Spencer, yang selanjut nya dikembangkan oleh Emil Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Menurut teori ini yang memandang bahwa masyarakat berubah dari tingkat peradaban sederhana ke tingkat peradaban yang lebih kompleks. Transformasi antarfase ini dilihat dari tingkat hubungan sosial di mana dalam struktur masyarakat tradisional lebih banyak diwarnai oleh pola-pola sosial komunial ke arah yang 140 Elly M. Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fak ta Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplik asi dan Pemecahannya. Jakarta:Kencana, 2011, hal. 624 lebih kompleks. Hal ini senada dengan teori yang dikembangkan oleh August Comte dengan unliner teheoris of evolution, yang memandang bahwa manusia dan masyarakat senantiasa mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan- tahapan tertentu dari bentuk kehidupan yang sederhana ke bentuk kehidupan yang sempurna kompleks. Seperti halnya masyarakat Baduy luar yang lambat laun sudah mengalami perkembangan dari yang bermula tradisiona lis menuju masyarakat yang kompleks dengan kehadiran teknologi informas i sebagai salah satu wujud perkembangan budaya dari haril penetrasi dengan kebudayaan luar.

2. Konvergensi Penggunaan Teknologi Informasi Masyarakat Panamping

Dokumen yang terkait

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

1 55 7

Analisis Kerugian Ekonomi, serta Pengetahuan Masyarakat Terhadap Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) (Studi Kasus Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru dan Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat)

4 58 108

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tempat Keramat (Studi Kasus Daerah Tamba Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara)

7 130 116

Pengaruh Otonomi Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

28 194 120

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Konsep ajaran agama islam di dalam kepercayaan sunda wiwitan masyarakat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Lebak, Banten.

0 3 120

Komunikasi Ritual Adat Sebam Masyarakat Baduy Luar (Studi Etnografi Komunikasi Ritual Adat Seba Masyarakat Baduy Luar Desa Kanekes Kecamatan Leuwi Damar Kabupaten Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi Banten)

6 50 145

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUAN BREKSI ANDESIT BERDASARKAN UKURAN FRAGMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK (Studi Kasus Lahan 52 Ha, Desa Mekarsari, Kecamatan Merak, Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten)

0 0 6

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

0 0 7