Menenun Kain Mencari Ikan

Kemudian dilanjutkan dengan prose dibuat yakni memanen padi dengan mempergunakan etem atau ani-ani yang biasanya dilakukan oleh perempuan. Apabila hasil panen sudah terkumpul maka proses selanjutnya adalah ngunjal yakni mengngkut hasil tanaman dari ladang ke kampung tempat tinggal. Proses terakhir adalah nganyaran yakni upacara memakan dan mencicipi nasi baru dengan serangkaian upacara adat yang dilakukan dipimpin oleh puun. Demikianlah serangkaian proses yang dilakukan oleh masyarakat Baduy dalam mengelola pertanian, proses tersebut merupakan warisan yang harus tetap dilestarikan dengan maksud menjaga sumber daya alam yang diyakini sebagai sumber kekuatan yang dimilki oleh masyarakat Baduy.

b. Menenun Kain

Pembagian pekerjaan division of labour masyarakat Baduy bisa dibilang sangat rapih, hal ini diatur oleh aturan adat atau pikukuh. Seorang laki-laki diwajibkan untuk berladang di paginya sampai waktu sore, sedangkan perempuan selain bertugas diladang ia bertugas untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya drumah, dalam hal ini berlaku konsep ambu 124 yang mempersonifikasikan bahwa sosok wanita digambarkan sebagai seorang ibu yang bersifat memelihara, melindungi, dan mengayomi seseorang atau manusia secara keseluruhan. 125 Selain itu kegaitan yang kerap dilakukan oleh wanita adalah menenun kain, kegiatan ini dilakukan apabila seluruh aktivitas yang berkaitan dengan 124 Kata ambu dalam bahasa Baduy dapat diartikan sebagai Ibu wanita. Konsep Ambu digunakan baik dalam tataran mikrokosmos rumah tangga sebagai sebutan orang tua wanita ibu maupun dalam tataran makrokosmos alam semesta. Fungsi dan peran ambu dalam kedua tataran tersebut mirip, yakni sebagai pemelihara, pengayom, dan pelindung. Oleh karena itu, sosok ambu dalam masyarakat Baduy sangat dihormati. 125 Baiq Setiani, op,cit., hal. 159 kerumahtanggaan dirasa sudah cukup selesai. Aktivitas menenun kain dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakaian sendiri dan diproduksi untuk masyarakat luar. Gambar. 4.4. Proses menenun kain yang dilakukan oleh perempuan Baduy Sumber : Dokumentasi Pribadi Prosesnya adalah dimulai dari menanam biji kapas, memanen, memintal, sehingga mencelup dengan motif sesuai dengan kebutuhan. Yakni warna biru tua, hitam serta putih. Kain sarung atau kain wanita hampir sama coraknya yakni dasar hitam dengan garis-garis putih, sedangkan selendang berarna putih, biru, yang dipadukan dengan warna merah.

c. Mencari Ikan

Mencari ikan adalah suatu keharusan disamping berladang, karena masyarakat Baduy meyakini bahwa ikan tidak boleh dipelihara. Oleh karenanya, aktivitas yang dilakuakan adalah menjaring ikan, memancing di sungai-sungai dengan kail, jala kecil dan perangkap ikan dari anyaman bambu dan sair. Mereka mengenal terdapat jumalah 19 jumlah ikan yakni beunteur, bogo, hampal, kancra dan jenis-jenis lainnya si sungai-sungai luar sudah mulai punah. Adapun hasil dari penangkapan ikan adalah untuk dijual atau dikonsumsi secara pribadi dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat Baduy. Tidak banyak sumber yang menjelaskan secara rinci mengenai aktivitas ini, yang menjadi bahan menarik untuk dijadikan deskripsi tentang mata pencaharian masyarakat Baduy adalah sektor pertanian yang merupakan sektor utama bagi masyarakat Baduy disamping memilik i nilai tersendiri.

B. Analisis Teori Trikon Ki Hadjar

Dokumen yang terkait

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

1 55 7

Analisis Kerugian Ekonomi, serta Pengetahuan Masyarakat Terhadap Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) (Studi Kasus Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru dan Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat)

4 58 108

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tempat Keramat (Studi Kasus Daerah Tamba Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara)

7 130 116

Pengaruh Otonomi Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

28 194 120

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Konsep ajaran agama islam di dalam kepercayaan sunda wiwitan masyarakat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Lebak, Banten.

0 3 120

Komunikasi Ritual Adat Sebam Masyarakat Baduy Luar (Studi Etnografi Komunikasi Ritual Adat Seba Masyarakat Baduy Luar Desa Kanekes Kecamatan Leuwi Damar Kabupaten Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi Banten)

6 50 145

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUAN BREKSI ANDESIT BERDASARKAN UKURAN FRAGMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK (Studi Kasus Lahan 52 Ha, Desa Mekarsari, Kecamatan Merak, Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten)

0 0 6

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

0 0 7