Kelompok Masyarakat Baduy Profil Masyarakat Baduy

Larangan tak boleh di langgar Buyut tak boleh diubah Panjang tak boleh dipotong Pendek tak boleh disambung Yang bukan harus ditiadakan Yang jangan harus dinafikan Yang benar harus dibenarkan Di atas merupakan pernyataan titipan oleh karuhan kepada puun sebagai pemegang adat, yang pada intinya adalah apapun bentuk warisan yang bersumber dari nenek moyang harus tetap dilestarikan, gunung yang tidak boleh dihancurkan, lembah tak boleh dirusak, larangan harus ditaati dsb. Tidak ada intervensi apapun yang mampu mengubah maksud dari adat istiadat tersebut, baik untuk kepentingan sendiri atau kepentingan orang luar yang justru malah membuat rusak alam eksploitasi. Aturan adat tersebut diimplementasika n dalam bentuk ritual-ritual keagamaan, seperti halnya upacara Kawalu, upacara ngalaksa, upacara Seba, Akikah dan Perkawinan.

4. Kelompok Masyarakat Baduy

Untuk memperjelas secara rinci bagaimana perbandingan masyarakat Baduy luar dengan masyrakat Baduy dalam. Dalam menjalani kehidupan mereka menurut Sihabudin. 113 113 Ahmad Sihabudin, op,cit., hal. 30-32 Tabel. 4.3 Perbandingan dan Persamaan Antara Suku Baduy Dalam dengan Suku Baduy Luar. Perbedaan Persamaan Keseragaman Baduy Dalam Baduy Luar Bentuk Rumah Bentuk Rumah Bentuk Rumah a. Kontur tanah tidak diubah dibiarkan sesuai dengan aslinya b. Pembuatan rumah tidak menggunaka n paku dan alat modern lainnya, seperti gergaji dll c. Hanya memilik i satu pintu tidak ada jendela d. Bentuk bilik tidak boleh ada corakmodel e. Lantai hanya boleh menggunakan bambu f. Disetiap kampung memliki bangunan yang disebut a. Tanah diubah diratakan sesuai keinginan b. Pembuatan boleh menggunakan paku, dan alat modern c. Pintu boleh lebih dari satu dan sudah memiliki jendela d. Bilik boleh mnggunakan corakmodel e. Boleh pakai talupuh tetapi boleh pakai kayu f. Tidak ada Imah Adat a. Rumah berbentuk nyulah-nyanda menghadap Utara- Selatan b. Atap memakai rumbia dan ijuk c. Berebntuk panggung tidak menggunakan tembok atau cat yang berwarna-warna d. Dibuatdibangun dengan cara gotong royong rereongan e. Pemukiman selalu berada di dekat sumber air sebagai Imah Balai Adat g. Posisi rumah tidak boleh mengahala ngi antara rumah puun dengan Balai Adat g. Posisi penempatan rumah bebas yang penting rapih sesuai dengan arah Utara- Selatan Pakaian Pakaian Pakaian a. Hanya dua warna, yaitu hitam atau putih balacu, umumnya memakai putih a. Warna hitam dan putih, tetapi lebih umum memakai hitam a. Pakaian hanya menggunakan dua warna Alat Kesenian Alat Kesenian Alat Kesenian a. Alat yang boleh dan dipergunakan antara lain angklung, kacapi, karinding, kumbang, tarawelwt, calintu b. Tidak mengenal nyanyian yang ada pantun-pantun a. Selain angklung, kacapi, karinding , kumbang, tarawelet, calintu ada juga gamelan tanpa gendang, rendo rebab, talinting bedug leutik dan suling b. Tidak mengenal nyanyian atau lagu syair hanya plantun-plantun Hukum Adat Hukum Adat Hukum Adat a. Dilarang menggunakan sabun mandi, sikat gigi dan odol serta minyank wangi b. Dilarang menggunakan alas kaki c. Dilarang berpergian menggunakan alas kaki d. Dilarang berpergian menggunakan kendaraan e. Dilarang memiliki dan menggunakan alat-alat elektronik seperti HP, foto dll f. Dilarang poligami dan asusila g. Dilarang memiliki dan menggunakan perhiasan emas buat wanita, merokok bagi laki-laki a. Semua larangan di Baduy Dalam di Baduy Luar diberikan kelonggaran atau diperbolehkan kecuali poligami, memiliki alat elektronik modern terutama radio, televisi, sampai saat ini masih dilarang. h. Warga tidak diperkenankan untuk memiliki warung Sumber : Ahmad Sihabudin, 2013

5. Lembaga Kemasyarakatan

Dokumen yang terkait

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

1 55 7

Analisis Kerugian Ekonomi, serta Pengetahuan Masyarakat Terhadap Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) (Studi Kasus Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru dan Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat)

4 58 108

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tempat Keramat (Studi Kasus Daerah Tamba Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara)

7 130 116

Pengaruh Otonomi Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

28 194 120

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Konsep ajaran agama islam di dalam kepercayaan sunda wiwitan masyarakat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Lebak, Banten.

0 3 120

Komunikasi Ritual Adat Sebam Masyarakat Baduy Luar (Studi Etnografi Komunikasi Ritual Adat Seba Masyarakat Baduy Luar Desa Kanekes Kecamatan Leuwi Damar Kabupaten Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi Banten)

6 50 145

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUAN BREKSI ANDESIT BERDASARKAN UKURAN FRAGMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK (Studi Kasus Lahan 52 Ha, Desa Mekarsari, Kecamatan Merak, Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten)

0 0 6

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

0 0 7