Wujud Kebudayaan Perubahan Kebudayaan

4. Wujud Kebudayaan

Kebudayaan memiliki wujud, menurut dimensi wujudnya kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu : a. Kompleks Gagasan, konsep dan Pikiran Manusia, Wujud ini disebut dengan system budaya sifatnya abstrak dan tidak dapat dilihat dan berpusat kepada kepal-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam aliran pemikira n warga masyarakat kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku- buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan. b. Komplek Aktifitas Manusia Berupa aktifitas Manusia yang sering berinteraksi, bersifat konkrit, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut dengan sisitem social. Sistem hubungan saling erat dan terkait antara satu dengan lainnya yang berfungsi melakukan mekanisme kerja manusia mencapai tujuan tertenu. Dalam pandangan ilnu Sosial, system social diartikan seabgai hubungan antara bagian-bagian elemen-elemen di dalam kehidupan bermasyarakat terutama tindakan-tindaka n manusia, lemaba social, dan kelompk-kelompok sosial yang salingmempengaruhi. Hubungan antar elemen tersebut selanjut nya menghasilkan produk-produk interaksi itu sendiri, yaitu nilai- nila i norma social yang keadannya dinamis selalu mengali m perkembangan. 49 49 Elly M Settiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Jakarta: Pernanda Media Group, 2011, hal. 257 c. Wujud sebagai Benda Aktifitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai sebuah karya manusia mencapai tujuannya. Aktifitas manusia tersebut menghasilkan benda manusia keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik bias saja secara konkrit disebut dengan kebudayaan fisik.

5. Perubahan Kebudayaan

Perubahan bersifat mutlak, akan terus berganti dengan mengik ut i perkembangan zamannya. Sekalupun masyarakat terisolasi atau suku-suku permitif, namun yang membedakan adalah waktu atau proses yang terjadi pada perubahan itu sendiri. Tidak ada kebudayaan yang statis, kebudayan memiliki dinamika bergerak, gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu sendiri yang hidup dalam satu kelompok masyarakat yang menjadi wadah atau tempat kebudayaan itu berada. Karena sejatinya manusia tidak akan pernah diam, proses interaksi itu yang membuat kebudayaan semangat berkembang. Terjadinya perubahan kebudayaan sebagai tanggapan atasa hal- hal seperti masuknya orang luar, atau terjadinya modifikasi perilaku dan nilai-ni la i di dalam kebudayaan. Dalam kebudayaan barat sendiri mode pakaian sering berubah, dalam dasawarsa terakhir kebudayaan mengizinkan orang membiarkan lebih banyak bagain tubuhnya tidak tertutupi tidak hanya pada waktu berenang, tetai juga pada waktu berpergian. Perubahan kebudayaan akan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak terduga-duga dan sering merusak. Seperti halnya, masyarakat suku Baduy dalam dengan pikukuh yang kuat, apabila ada yang melanggar tatnan atau aturan adat lokal yang terdapat di daerah tersebut. Maka tidak ada toleranis yang diberikan oleh puun 50 kepala suku akan menghukum dengan cara mengeluarkan atau memaksa keluar bagi individu yang melakukan pelangga ra n tersebut. Hal ini dijaga supaya, kebudayaan yang sudah diyakini sebagai warisan leluhur tidak mudah akan berganti karena adanya atau masuknya unsur kebudayaan lain yang akan mempengaruhi nilai atau estetika kebudayaan dalam yang mendarah daging tersebut. Hematnya, menurut penulis bahwa kebudayaan itu seperti sebuah siklus yang bergerak melingkar atau liner yang mengalami perkembangan dengan titik tujuan tertentu. Faktor yang dapat mendorong dan mempengaruhi perubahan kebudayaan meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Perubahan lingkungan alam musim, iklim b. Perubahan kependudukan jumlah, penyebaran, dan kerapatan penduduk c. Perubahan struktur sosial Organisasi pemerintahan, politik, negara, dan hubungan internasional d. Perubahan nilai dan sikap sikap mental penduduk, kedisiplinan, dan kejujuran para pemimpin. 50 Puun merupakan kepala adat yang menempati posisi tertinggi dalam hirarki atau struktur pemerintahan masyarakat Baduy, jabatan tersebut berlangsung turun menurun dengan mewariskannya pada keturunan atau kerabat dekatnya. Fungsi tugasnya ialah pengambil keputusan serta yang berhak menentukan adat yang berlaku atas hasil musyawarah lembaga adat sekaligus penjamin keberlangsungan pelaksanaan hukum adat masyarakat baduy. Versi lain juga menyebutkan bahwa puun sebagai penanggung jawab jalannya roda pemerintahan.

C. Teknologi Informasi

1. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Nasution istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar berarti art, skill, science atau keahilan, keterampilan, ilmu. 51 Adapun istila h lain teknoogi berasal dari kata techne dan logia, kedua kata tersebut berasal dari Yunani Kuno yang bermakna seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti orang yang memiliki keahilan tertentu. 52 Sedangkan menurut Jack Febrian, teknologi adalah aplikasi ilmu engineering manusia mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan memperbaiki kondisi manusia, atau paling tidak memperbaiki efisiens i manusia pada berbagai aspek. Secara luas teknologi merupakan semua manifestasi dalam arti materiil yang lahir dari daya cipta manusia manusia membuat segala sesuatunya bermanfaat guna mempertahanka n kehidupannya. Salisbury dalam Dermawan dalam penjelasannya mengemukaka n bahwa kata teknologi, sebagaimana digunakan oleh para ilmuwan dan para filosofis ilmu pengetahuan merujuk kepada bagaimana cara kita menggunakan ilmu pengetahuan manusia memecahkan masalah praktis. 53 Istilah teknologi sampai sekarang telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan 51 Deni Darmawan, Dkk, “Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi” Bandung: UPI Press, 2006 hal. 9 52 Rusmin Tumanggor, dkk, Ilmu Sosial Budaya Dasar Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hal. 158 53 Deni Darmawan, , op,cit, hal. 9

Dokumen yang terkait

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

1 55 7

Analisis Kerugian Ekonomi, serta Pengetahuan Masyarakat Terhadap Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) (Studi Kasus Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru dan Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat)

4 58 108

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tempat Keramat (Studi Kasus Daerah Tamba Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara)

7 130 116

Pengaruh Otonomi Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

28 194 120

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Konsep ajaran agama islam di dalam kepercayaan sunda wiwitan masyarakat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Lebak, Banten.

0 3 120

Komunikasi Ritual Adat Sebam Masyarakat Baduy Luar (Studi Etnografi Komunikasi Ritual Adat Seba Masyarakat Baduy Luar Desa Kanekes Kecamatan Leuwi Damar Kabupaten Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi Banten)

6 50 145

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUAN BREKSI ANDESIT BERDASARKAN UKURAN FRAGMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK (Studi Kasus Lahan 52 Ha, Desa Mekarsari, Kecamatan Merak, Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten)

0 0 6

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

0 0 7