53 Proses produksi peternakan pada DLF ini dibagi ke dalam beberapa tahapan
yaitu pembibitan Stater , pertumbuhan Grower dan produksi layer . Tahapan – tahapan bagian budidaya peternakan ayam petelur di DLF adalah sebagai berikut :
a. Periode stater
Pada tahap stater, persiapan kandang liter merupakan hal pertama yang dilakukan dengan melaksanakan sanitasi kandang yang bertujuan untuk membersihkan kandang
sehingga bebas dari hama penyakit. Kegiatan yang dilakukan berupa pencucian kandang serta peralatan menggunakan fumisid. Setelah kandang dibersihkan dan
diberi kapur maka peralatan kandang dapat dipasang. Pemasangan kandang meliputi tempat pakan, tempat minum, sekatan dan pemanas.
Setelah kandang dipersiapkan sebaik mungkin, dilakukan perlakuan terhadap DOC masuk. DOC dihitung dan disortir dengan tujuan untuk mengetahui apakah
adanya kematian selama pengangkutan. Kemudian DOC disebar dan diberi minum air gula. Tujuan pemberian air gula adalah untuk mengurangi stress DOC selama
perjalanan. Pakan yang diberikan pada umur 1-20 hari berupa AL 1 sedangkan AL 2 untuk umur 21-60 hari. Pemberian vaksin harus disesuaikan dengan umur ayam.
Untuk ayam usia lebih dari 12 minggu vaksin yang diberikan adalah AI, ND. ND-IB dan corryza. Pada fase layer vaksin yang diberikan adalah ND dan ND-IB yang
diberikan melalui air minum. Vaksinisasi dilakukan sekali dalam satu setengah bulan dan diberikan secara bergantian.
b. Periode Grower
Pada masa grower, pakan yang diberikan masih berupa AL 2. Setelah ayam berusia 61-126 hari pakan yang diberikan berupa campuran pakan Cal 5, jagung,
storbio, katul, dan grif kerang. Pada frase ini kandang litter tetap digunakan. Setelah memasuki fase layer ayam harus dipindahkan kekandang baterai agar ayam mulai
dapat belajar berproduksi.
c. Periode Layer
Pada masa layer, ayam yang baru dipindahkan dari kandang litter harus diperlakukan sama seperti ketika ayam ada di kandang starter. Kandang dibersihkan
dua minggu sebelum ayam dimasukkan. Sanitasi juga menggunakan fumisid yang
54 digunakan pada masa starter. Pakan diberikan sebanyak 120 gram per hari yang
berupa campuran konsentrat, vitamin, jagung, dedak, ikan, kedelai dan grif kerang. Pada fase ini ayam diberikan vitamin yang dilakukan secara bergantian dua kali
dalam sebulan. Tidak ada perbedaan dalam proses produksi pada saat kondisi pengembangan dilakukan di Dian Layer Farm. Proses produksi yang dijalankan sama
dengan tahap awal keadaan perusahaan.
5.5.2 Produk
Produk yang dihasilkan DLF adalah telur sebagai produk utama dan beberapa produk sampingan seperti ayam afkir dan kotoran ayam. Telur yang dihasilkan
biasanya dibersihkan dan dipilih antara telur yang retak atau kurang baik dan telur yang utuh. Hal ini bertujuan agar telur yang dijual kepada konsumen adalah telur
yang berkualitas baik. Selain itu telur yang retak dapat dijual pada konsumen tertentu dengan harga yang lebih murah.
Telur utuh adalah telur yang baik dimana telur tersebut tidak retak, cangkang telur tidak putih dan memiliki cangkang atau kerabang telur yang utuh. Telur yang
retak atau kurang baik adalah telur yang kerabang atau cangkangnya retak, kerabang telur berwarna putih dan telur yang tidak memiliki kerabang yang keras.
Dalam pengemasannya telur yang utuh dan telur yang retak dipisah. Selain untuk mempermudah penjualan, penyortiran ini juga bertujuan untuk melindungi
telur yang utuh agar tidak terkontaminasi telur yang retak. telur yang retak apabila tidak laku dalam tiga hari akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan telur sudah
tidak layak dikonsumsi.
5.5.3 Pelanggan
Perusahaan DLF memiliki pelanggan tetap dan tidak tetap. Pelanggan tersebut ada yang membeli dalam jumlah besar dan ada yang sedikit sesuai dengan kebutuhan
pada saat itu. Pelanggan DLF membeli telur dalam kemasan peti setiap harinya. Daftar pelanggan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8.
55
Tabel 8. Pelanggan Dian Layer Farm
No Pelanggan
Permintaan Peti
Realisasi Permintaan Peti
1 Pak Haji Agus
6 4
2 Pak Ikot
8 5
3 Pak Odoy
6 3
4 Pak Haji MM
7 4
5 Pak Udin
8 5
6 Pak Ibrahim
10 7
7 Pak Maman
8 5
8 Pelanggan Tidak tetap
6 2
TOTAL
59 35
Sumber : Dian Layer Farm, 2011 Dari tabel tersebut tampak bahwa jumlah permintaan telur yang belum
terpenuhi oleh DLF masih cukup besar yaitu sebesar 24 peti perhari, atau sama dengan sekitar 6.120 butir telur. Hal ini menunjukkan tingginya peluang pasar untuk
produk telur ayam ras pada DLF. DLF masih dapat mengembangkan usahanya.
56
VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL
Analisis aspek-aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha peternakan ayam petelur layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial.
Dalam penelitian ini dikaji beberapa aspek non finansial diantaranya aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, hukum, sosial ekonomi dan lingkungan.
6.1 Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan suatu aspek yang menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen. Langkah awal yang harus dilakukan perusahaan adalah
mengetahui peluang pasar dan bauran pemasaran yang akan ditetapkan. Jika kemampuan pasar dalam menyerap hasil produksi sangat tinggi dan harga jual yang
ditetapkan sesuai, maka akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Begitu pula dengan sebaliknya jika pasar tidak menyediakan kemungkinan dalam menyerap hasil
produksi maka usaha yang akan dilakukan akan mengalami kerugian.
6.1.1 Peluang Pasar
Peluang pasar DLF sangat besar dan memiliki prospek yang baik. Hal ini dikarenakan tidak adanya pesaing DLF dalam usaha peternakan ayam ras petelur
disekitar daerah
peternakan yaitu
Desa Sukadamai
Pemerintah Desa
Sukadamai,2011. Peternakan yang ada disekitar daerah tersebut adalah peternakan ayam potong dan pedaging. Keadaan ini sangat berpotensi terhadap kelanjutan usaha
ayam ras petelur pada DLF. Pasar merupakan salah satu aspek penentu yang sangat besar kaitannya dengan kesuksesan suatu usaha. Dengan jumlah permintaan yang
terus meningkat, peluang pasar untuk produk DLF masih sangat besar. Untuk memperoleh informasi permintaan telur atau market share dari DLF, pendekatannya
menggunakan data produksi telur ayam ras yang di Kabupaten Bogor Tabel 4 yaitu :
57 Peluang pasar untuk telur ayam ras yang dihasilkan Dian Layer Farm
masih sangat besar. Karena dari total produksi yang ada pada Kabupaten Bogor DLF hanya mampu memenuhi pasar sebesar 0.66 persen. DLF masih sangat layak untuk
mengembangkan produksinya.
6.1.2 Bauran Pemasaran a. Produk
Perusahaan DLF sudah menghasilkan telur ayam ras yang baik. Dalam menjual hasil telurnya perusahaan telah melakukan seleksi terhadap telur yang
dihasilkan. Telur yang retak atau tidak berkerabang dipisahkan dan terkadang dijual dengan harga yang lebih murah kepada pelanggan-pelanggan tertentu. Kemasan yang
digunakan juga sudah standar terutama bagi pelanggan yang membeli dalam jumlah besar.
Gambar 4. Telur Dalam Peti
58 Pada gambar 3 tampak telur yang baik dikemas dalam peti kayu yang dialasi
koran dan sekam untuk mencegah telur agar tidak pecah. Dalam satu peti, berisi 15 kilogram telur atau setara dengan 240-270 butir telur. Satu kilogram telur berisi 16 -
18 butir telur. Tergantung berat satu butir telur. Sedangkan untuk telur yang tidak berkerabang atau telur pecah tidak ada penanganan secara khusus. Karena pelanggan
yang membeli adalah masyarakat sekitar peternakan, sehingga telur dikemas dalam kantong plastik biasa, atau terkadang untuk beberapa pelanggan membawa wadah
sendiri.
b. Harga
Dalam memberikan harga telur kepada pelanggan, DLF selalu mengikuti harga pasar yang berlaku. DLF dalam menjual produknya tidak menjual dalam bentuk
kiloan tetapi dalam peti. Satu peti telur berisi 15 kilogram dengan harga RP 198.000,00 per peti. Harga telur kiloan diberikan hanya untuk telur pecah atau retak
dengan harga Rp 11.000,00 per kilogram. Sedaangkan untuk harga ayam afkir DLF mematok Rp 30.000,00 per ekor dan kotoran ayam Rp 4.500,00 per karung. Di
Kabupaten Bogor banyak peternak ayam ras petelur dan peternak ayam pedaging yang menjadi saingan. Sehingga apabila perusahaan tidak mengikuti harga yang
berlaku maka konsumen akan pindah ke produsen lain.
c. Tempat atau saluran distribusi