21 peternak yang menggunakan probiotik, sedangkan tenaga kerja dan obat-obatan lebih
responsif tehadap peningkatan produksi telur pada peternakan non-probiotik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi pada
peternakan Sunan Kudus Farm belum efisien. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya rasio perbandingan antar NPM denga BKM yang bernilai sama dengan satu.
Penelitian yang dilakuakan oleh Fitrial 2009 mengenai analisis tingkat kelayakan finansial penggemukkan kambing dan domba pada Mitra Tani Farm
MTF di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Dari hasil penelitian didapat perhitungan analisis finansial dengan memperoleh NPV sebesar Rp 359.346, IRR
sebesar 11,7 persen dengan discount rate sebesar 8,5 persen , Net BC dan Gross BC masing-masing sebesar 2,53 dan PP diperoleh sebesar 1,5 tahun. Selain itu dalam
penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas. Variabel-variabel yang digunakan yaitu kenaikan harga input yang masih dapat ditolerir sampai 5.34 persen dan
penurunan kuantitas penjualan sebesar 4,79 persen. Secara Finansial dapat disimpulkan bahwa peternakan ini layak untuk dijalankan.
2.7 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada analisis kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur Dian Layer Farm yang berada di Kampung Kahuripan,
Kecamatan Darmaga. Analisa kelayakan yang dibahas dalam penelitian ini adalah analisa kelayakan non finansial dan analisa kelayakan finansial. Analisa kelayakan
non finansial yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial, linkungan, sedangkan analisis kelayakan finansial dilakukan dengan
cara menghitung kriteria invesasi seperti NPV,IRR,Net BC dan PP serta Laba Rugi. Analisis sensitivitas juga digunakan untuk menghitung sampai sejauh mana pengaruh
perubahan faktor yang sangat sensitif mempengaruhi kriteria kelayakan investasi pada Dian Layer Farm.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Salmawati 2009, Pratomo 2007, Kusuma 2005 yaitu pada
komoditi yang diteliti, sama-sama meneliti ayam sedangkan dengan Fitrial 2009
22 mengunkan alat analisis yang sama yaitu analisis kelayakan. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu dapat dilihat dari segi alat analisis, komoditas yang dijadikan penelitian dan lokasi penelitian.
23
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam
penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.
3.1.1 Teori Investasi
Investasi dapat didefinisikan dengan suatu kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di masa yang
akan datang. Untuk memnuhi hal tersebut maka harus diperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan investasi yaitu aspek uang merupakan aspek yang ditanam dan
diharapkan manfaatnya dikemudian hari, aspek waktu yang digunakan untuk menilai kelayakan. Investasi adalah awal dari kegiatan ekonomi di masyarakat. Investasi
dapat dilakukan oleh semua pihak baik oleh masyarakat sebagai kegiatan bisnis dan pemerintah sebagai penyelenggara kegiatan untuk pelayanan kebutuhan masyarakat
dimana uang menjadi tugas utamanya. Masyarakat melakukan investasi dikarenakan untuk mememnuhi kebutuhan hidup yaitu barang dan jasa, dan untuk memenuhi
keinginan.
Gambar 1. Kurva Investasi
Keterangan : i : Suku Bunga I : Investasi
I i
24 Kurva pada Gambar 1 menggambarkan permintaan investasi yang
menunjukkan berbagai volume atau besarnya investasi yang akan dilakuken pada berbagai tingkat suku bunga. Kurva permintaan investasi berbentuk berlereng
menurun dari kiri atas ke kanan bawah atau berlereng negatif. Dari pola hubungan antara investasi dan tingkat suku bunga dapat ditarik kesimpulan bahwa permintaan
investasi merupakan fungsi dari suku bunga dan hubungan antara dua variabel itu merupakan hubungan negatif. Hal ini mempunyai arti bahwa bila hal-hal lain tetap
ceteris paribus, pada tingkat suku bunga yang lebih rendah volume investasi akan lebih besar, sedangkan pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi volume investasi
lebih tinggi. 3.1.2 Defenisi Studi Kelayakan
Menurut Nurmalina et al. 2009 studi kelayak bisnis merupakan penelahaan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil
bila dilaksanaknan. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut
dapat memberikan manfaat bila bisnis dilakukan. Menurut Gittingger 1986 proyek merupakan suatu kegiatan yang
mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan,
pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap-tahap
identifikasi, persiapan dan analisis penilaian , pelaksanaan dan evaluasi menurut Noor, Henry 2009.
Proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang mengunakan sumber- sumber untuk mendapatkan manfaat dengan harapan akan mendapatkan hasil
menurut Kadariah 1999. Sedangkan menurut Umar 2005 proyek adalah suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta
penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan
25 dilaksanakan dalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan menginvestasikan
sumberdaya yang ada secara independen. Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan berhasil menurut Husnan dan Muhammad 2000. Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu bisnis dapat memberikan manfaat
atas investasi yang akan ditanamkan. Menurut Umar 1999 studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu investasi dilaksanakan.
Hasil kelayakan merupakan perkiraan suatu bisnis menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Perkiraan keberhasilkan mungkin dapat ditafsirkan
berbeda-beda sesuai dengan pihak yang menjalankan tujuan bisnis. Analisis kelayakan penting dilakukan sebagai evaluasi bisnis yang dijalankan
pihak yang membutuhkan studi kelayakan antara lain: 1.
Investor Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal suatu bisnis yang
lebih memperhatikan prospek usaha tersebut tingkat keuntungan. 2.
Kreditur Pihak yang membutuhkan studi kelayakan untuk memperhatikan segi keamanan
dana yang dipinjamkan untuk kegiatan bisnis. 3.
Permerintah Pihak yang lebih berkepentingan dengan manfaat bagi perekonomian nasional
dan pendapatan pemerintah atas pajak yang diberikan bisnis tersebut. Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis investasi
jika seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu
tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Menurut Husnan 2000 suatu studi kelayakan menyangkut tiga aspek yaitu :
1. Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat finansial.
Artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan risiko bisnis.
26 2.
Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi negara tempat bisnis tersebut dilaksanakan, yang menunjukkan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3. Manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis.
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dari
dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari keberlanjutan penanaman modal yang cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan.
3.1.3 Aspek Kelayakan Usaha
Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang dapat menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha dapat
berjalan dengan baik. Menurut Kadariah 1999 terdapat enam aspek yang dibahas dalam studi kelayakan, antara lain aspek teknis, aspek manajerial dan administrasi,
aspek organisasi, aspek komersial, dan aspek ekonomis. Menurut Gittinger 1986 analisis dan persiapan proyek terbagi menjadi enam
aspek yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Keenam aspek tersebut adalaha :
a. Aspek Teknis
Aspek teknis berhubungan dengan input proyek penyediaan dan output produksi berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis terdiri dari
lokasi proyek, besaran skala operasional untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment , proses produksi serta ketepatan
penggunaan teknologi. b.
Aspek Komersial Dalam aspek ini suatu proyek harus dihubungkan dengan permintaan dan
penawaran pasar. Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan, perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu
bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
27 sasaran Kotler,2002. Aspek komersial pada studi kelayakan mencakup
permintaan, penawaran, harga, program pemasaran yang akan dilaksanakan serta perkiraan penjualan dari barang atau jasa yang akan diproduksi.
c. Aspek institutional-organisasi-manajerial
Dalam aspek institusional memerlukan beberapa hal yang harus dipenuhi atau usaha seperti bentuk badan usaha yang digunakan, akta, sertifikat dan izin yang
diperlukan dalam menjalankan usaha. Aspek organisasi menganalisis mengenai bentuk organisasi, struktur organisasi, garis wewenang, alur koordinasi dan alur
keputusan. Aspek manajemen memfokuskan pada kondisi internal perusahaan. Aspek-aspek manajemen yang dilihat pada study kelayakan terdiri dari
manajemen pada masa pembangunan yaitu pelaksanaan proyek, jadwal penyelesaian proyek, dan pelaksanaan studi masing-masing aspek serta
manajemen pada operasi yaitu deskripsi jabatan, personil kunci dan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan.
d. Aspek Sosial Lingkungan
Aspek sosial lingkungan terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara, devisa negara, peluang kerja dan pengembangan wilayah dimana proyek
dilaksanakan. Dalam aspek ini juga dikaji mengenai dampak negatif terhadap lingkungan sekitar yang diakibatkan oleh proyek itu sendiri.
e. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi mengkaji tentang kontribusi proyek atau usaha yang dijalankan terhadap perekonomian secara keseluruhan. Aspek ekonomi dalam persiapan dan
analisis proyek membutuhkan pengetahuan mengenai apakah suatu proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan
perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang diperlukan. Dalam aspek ini
sudut pandang yang diambil dalam analisis ekonomi adalah masyarakat secara keseluruhan.
28 f.
Aspek Finansial Aspek finansial berkaitan dengan pengaruh secara finansial terhadap proyek yang
sedang dilaksanakan. Hal ini menggambarkan keuntungan atau manfaat yang diterima perusahaan secara internal dari adanya proyek tersebut.
Secara umum aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan
budaya, aspek lingkungan dan finasial Nurmalina et al.2009. Menurut Umar 1999 aspek-aspek analisis kelayakan terdiri dari aspek teknis, aspek pasar, aspek yuridis,
aspek manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial. Penialain untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai, tidak berdiri
sendiri. Jika ada aspek yang kurang layak akan diberikan beberapa saran perbaikan sehingga memenuhi kriteria yang layak. Namun apabila tidak dapat memenuhi
kriteria tersebut sebaiknya jangan dijalankan menurut Husnan dan Muhammad 2000. Dimana aspek-aspek analisis kelayakan dibagi menjadi:
a. Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan perkiraan dan peramalan dari pasar potensial. Dalam melakukan kegiatan pemasaran dibutuhkan strategi pemasaran yang terencana untuk
memasuki pasar yang telah ada dan berkembang. Menurut Kotler 2002, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Bauran
pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran marketing
mix meliputi 4 P yaitu produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Produk adalah penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang
mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Harga adalah jumlah uang yang pelanggan bayarkan untuk produk tertentu. Tempat adalah berbagai
bentuk kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan. Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan oleh
29 perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar
sasaran. Hal yang mendasari dari aspek ini adalah seberapa besar orientasi pasar akan
mempengaruhi kemampuan penyerapan produk. Aspek tersebut meliputi permintaan untuk mengetahui perkembangan permintaan dari setiap periode, penawaran untuk
membuat prediksi jumlah produk yang akan ditawarkan pada pasar. Selain itu ketetapan harga dibutuhkan berdasarkan kemampuan daya beli pasar dan kualitas
produk yang ditawarkan.
b. Aspek Teknis