76 melebihi 85 persen maka setiap pekerja memperoleh tambahan insentif Rp
100.000,00 per orang. Tidak hanya gaji dan insentif, para pekerja sebagian mendapatkan fasilitas tambahan yaitu mess sebagai tempat tinggal para pekerja dan
keluarganya. Tidak ada sistem promosi di DLF karena sebagian besar tenaga kerja yang digunkan oleh pemilik adalah orang sekitar daerah tersebut yang memiliki
keterbatasan dalam pendidikan. Dalam pengembangannya perusahaan menggunakan tenaga kerja yang sudah
ada. Perusahaan tidak mengambil tenaga kerja baru dikarenakan pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja yang ada tidak membutuhkan waktu yang penuh dalam
memelihara ayam. Pekerja yang ingin menambah insentif bulanannya diberi kesempatan untuk memelihara dan merawat ayam dan kandang yang baru.
6.3.3 Hasil Analisis Aspek Manajemen
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek manajemen, usaha ayam ras petelur di DLF layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan adanya struktur organisasi dan
job description yang cukup jelas membantu kelancaran kegiatan operasional DLF serta mampu memberikan manfaat finansial atau keuntungan bagi peternak yang
dapat memberi semangat pada pekerja dengan cara pembagian insentif.
6.4 Aspek Hukum
Pada aspek hukum, hal yang perlu dianalisis adalah bentuk badan hukum usaha yang dijalankan serta izin yang diperoleh perusahaan.
6.4.1 Bentuk Badan Usaha
Badan usaha adalah kumpulan orang dan modal yang mempunyai kegiatan dan aktivitas yang bergerak dibidang perdagangan atau dunia usaha. Usaha
peternakan ayam ras petelur sejak awal pendiriannya belum memiliki penyelesaian izin usaha yang dilakukan untuk mendapatkan bentuk badan usaha yang sah dari
pemerintah. Periziznan yang dilakukan hanya sebatas izin usaha pemerintah Desa Sukadamai dan Dinas Peternakan dari Kabupaten Bogor. Bentuk badan usaha akan
mempengaruhi struktur organisasi perusahaan. Karena usaha ini didirkan atas modal
77 pribadi dari pemilik dan belum ada izin usaha dari pemerintah pusat maka bentuk
usaha peternakan DLF tergolong usaha perorangan karena modal tersebut berasal dari perorangan.
Bentuk badan usaha adalah nama yang melekat pada satu perusahaan sementara untuk skala usaha adalah nama yang melekat untuk tiap unit bisnis. Maka
jika dilihat dari badan usaha peternakan DLF merupakan badan usaha perorangan, sedangkan berdasarkan skala usahanya peternakan DLF merupakan peternakan
berskala usaha besar dan wajib izin karena jumlah ayam ras petelur yang diusahakan berjumlah 13.000 Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, 2010.
6.4.2 Jenis Perizinan
Usaha peternakan ayam ras petelur DLF memiliki perizinan usaha hanya sebatas lokasi usaha peternakan. Perizinan yang seharusnya dilakukan adalah
perizinan lokasi usaha dan perizinan peternakan. Perizinan lokasi usaha yang telah didapatkan DLF dilakukan melalui proses birokrasi yang cukup panjang. Berbagai
tahapan harus dilakukan oleh pemilik seperti membuat Surat Keterangan Domisili Usaha SKDU di tingkat Kecamatan Darmaga. Setelah ada pernyataan dari
kecamatan,surat keterangan tersebut digunakan sebagai bukti dalam pembuatan ijin prinsip di Dinas Peternakan Kabupaten Bogor. Setelah ijin prinsip itu keluar, maka
perijinan dilanjutkan ke instansi selanjutnya, yaitu Departemen Perindustrian dan perdagangan untuk mendapatkan tanda bukti perusahaan. Selain itu DLF juga
mengurus surat ke Dinas Perindustrian dan perdagangan untuk mendapatkan Surat izin Usaha dan perdagangan. Dilihat dari tahapan tersebut DLF telah memiliki
legalitas dari segi lokasi usaha.
6.4.3 Hasil Analisis Aspek Hukum