23
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam
penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.
3.1.1 Teori Investasi
Investasi dapat didefinisikan dengan suatu kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di masa yang
akan datang. Untuk memnuhi hal tersebut maka harus diperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan investasi yaitu aspek uang merupakan aspek yang ditanam dan
diharapkan manfaatnya dikemudian hari, aspek waktu yang digunakan untuk menilai kelayakan. Investasi adalah awal dari kegiatan ekonomi di masyarakat. Investasi
dapat dilakukan oleh semua pihak baik oleh masyarakat sebagai kegiatan bisnis dan pemerintah sebagai penyelenggara kegiatan untuk pelayanan kebutuhan masyarakat
dimana uang menjadi tugas utamanya. Masyarakat melakukan investasi dikarenakan untuk mememnuhi kebutuhan hidup yaitu barang dan jasa, dan untuk memenuhi
keinginan.
Gambar 1. Kurva Investasi
Keterangan : i : Suku Bunga I : Investasi
I i
24 Kurva pada Gambar 1 menggambarkan permintaan investasi yang
menunjukkan berbagai volume atau besarnya investasi yang akan dilakuken pada berbagai tingkat suku bunga. Kurva permintaan investasi berbentuk berlereng
menurun dari kiri atas ke kanan bawah atau berlereng negatif. Dari pola hubungan antara investasi dan tingkat suku bunga dapat ditarik kesimpulan bahwa permintaan
investasi merupakan fungsi dari suku bunga dan hubungan antara dua variabel itu merupakan hubungan negatif. Hal ini mempunyai arti bahwa bila hal-hal lain tetap
ceteris paribus, pada tingkat suku bunga yang lebih rendah volume investasi akan lebih besar, sedangkan pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi volume investasi
lebih tinggi. 3.1.2 Defenisi Studi Kelayakan
Menurut Nurmalina et al. 2009 studi kelayak bisnis merupakan penelahaan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil
bila dilaksanaknan. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut
dapat memberikan manfaat bila bisnis dilakukan. Menurut Gittingger 1986 proyek merupakan suatu kegiatan yang
mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan,
pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap-tahap
identifikasi, persiapan dan analisis penilaian , pelaksanaan dan evaluasi menurut Noor, Henry 2009.
Proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang mengunakan sumber- sumber untuk mendapatkan manfaat dengan harapan akan mendapatkan hasil
menurut Kadariah 1999. Sedangkan menurut Umar 2005 proyek adalah suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta
penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan
25 dilaksanakan dalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan menginvestasikan
sumberdaya yang ada secara independen. Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan berhasil menurut Husnan dan Muhammad 2000. Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu bisnis dapat memberikan manfaat
atas investasi yang akan ditanamkan. Menurut Umar 1999 studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu investasi dilaksanakan.
Hasil kelayakan merupakan perkiraan suatu bisnis menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Perkiraan keberhasilkan mungkin dapat ditafsirkan
berbeda-beda sesuai dengan pihak yang menjalankan tujuan bisnis. Analisis kelayakan penting dilakukan sebagai evaluasi bisnis yang dijalankan
pihak yang membutuhkan studi kelayakan antara lain: 1.
Investor Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal suatu bisnis yang
lebih memperhatikan prospek usaha tersebut tingkat keuntungan. 2.
Kreditur Pihak yang membutuhkan studi kelayakan untuk memperhatikan segi keamanan
dana yang dipinjamkan untuk kegiatan bisnis. 3.
Permerintah Pihak yang lebih berkepentingan dengan manfaat bagi perekonomian nasional
dan pendapatan pemerintah atas pajak yang diberikan bisnis tersebut. Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis investasi
jika seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu
tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Menurut Husnan 2000 suatu studi kelayakan menyangkut tiga aspek yaitu :
1. Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat finansial.
Artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan risiko bisnis.
26 2.
Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi negara tempat bisnis tersebut dilaksanakan, yang menunjukkan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3. Manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis.
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dari
dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari keberlanjutan penanaman modal yang cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan.
3.1.3 Aspek Kelayakan Usaha