diselenggarakan tidak terbatas pada budidaya, tetapi juga proses pra usahatani, pascapanen, pengolahan, dan niaga yang secara struktural diperlukan untuk
memperkuat bargaining position dalam interaksi dengan mitra transaksi di pasar. Kegiatan-kegiatan tersebut disebut sebagai kegiatan off-farm, dalam program
PUAP yaitu Industri Rumah Tangga Pertanian, Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro Bakulan dan lain-lain dan Usaha Lain Berbasis Pertanian.
2.3. Kredit Pertanian
Menurut Undang-Undang perbankan No.7 tahun 1992 tentang pokok- pokok perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesapakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan.
Peningkatan produksi salah satunya dapat dicapai dengan adanya penambahan input yang diikuti dengan penambahan modal, sedangkan modal
dapat bersumber dari modal sendiri atau dari modal pinjaman kredit. Berdasarkan kepentingan, jenis kredit dapat dibagi menjadi dua yaitu kredit
konsumsi dan kredit produksi. Kredit konsumsi diberikan kepada peminjam yang kekurangan dana untuk membiayai konsumsi keluarga. Sedangkan kredit produksi
yaitu kredit yang diberikan kepada peminjam untuk membiayai kegiatan usaha yang bersifat produktif.
Sektor pertanian pada dasarnya memerlukan empat unsur pokok yang harus selalu ada, dikenal dengan faktor-faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja,
modal, dan pengelolaan manajemen. Tujuan dari kredit pertanian, khususnya kredit program yaitu untuk melindungi golongan ekonomi lemah. Kredit program
mempunyai tujuan ganda, yaitu selain untuk meningkatkan produksi melalui introduksi teknologi dalam rangka swasembada pangan juga ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi kemiskinan Ashari, 2006.
2.4. Asimetrik informasi
Teori informasi asimetris terjadi dalam setiap proses transaksi seperti di pasar tenaga kerja, keuangan dan asuransi. Pasar-pasar ini tidak seperti pasar
dimana pembeli dan penjual bertemu dan memutuskan harga pada saat itu. Sebaliknya di pasar kredit, ada periode waktu pada saat pengambilan dan
pembayaran pinjamannya. Menurut Stiglitz 1989 dalam Mehrteab 2004 kontrak keuangan mencakup unsur-unsur yang menyebabkan masalah mendasar
adverse selection dan moral hazard. Sedangkan menurut Simtowe et.al 2006,
informasi yang tidak sempurna setidaknya menyebabkan empat masalah dalam pasar kredit, yaitu adverse selection, moral hazard, kurangnya asuransi, dan
kurangnya penegakan hukum. Berbagai usaha pasar keuangan untuk mencoba mengatasi masalah
informasi asimetris cenderung berbeda-beda. Menurut Floro dan Yotopoulos, 1991 dalam Mehrteab 2004 lembaga keuangan formal cenderung untuk
menangani masalah pemilihan dan insentif dengan memberlakukan persyaratan agunan atau pembatasan ketat, atau dengan meminta peminjam untuk memberikan
bukti yang terdokumentasi dengan baik, yang menunjukkan keinginan mereka dan kemampuan untuk membayar. Lembaga keuangan formal biasanya memberikan
kredit kepada perusahaan-perusahaan dan lembaga yang aktif di sektor usaha formal yang memiliki agunan, sejarah kredit dan menggunakan sistem akuntansi.
Sedangkan untuk masyarakat miskin pedesaantidak bisa memberikan jaminan, tidak memiliki sejarah kredit, dan administrasi yang kurang sehingga
tidak dapat mengakases pasar kredit formal Ross dan Savanti, 2005. Sehingga akses terhadap kredit dari MFI Micro Finance Institution menggunakan
mekanisme yang memungkinkan perjanjian kredit dengan menggunakan mekanisme seperti jaringan sosial, ikatan sosial dan sanksi sosial oleh LKM
dalam mengurangi masalah seleksi, insentif dalam transaksi kredit, yang mungkin tidak efektif digunakan di lembaga-lembaga keuangan formal.
2.5. Teori