kemiskinan yang menerima dana program PUAP dilihat dari pengeluaran per kapita, pada tahun 2009. Sedangkan 73 persen penerima dana PUAP di
Kabupaten Cianjur berasal dari petani yang mampu. Hal ini dapat dilihat dari indikator pengeluaran per kapita. Pengeluaran per kapita di bawah Rp 196.167
berarti berada di bawah garis kemiskinan.
5.2.8. Hubungan antara Gagal Bayar dengan Tujuan Pinjaman
Pada Tabel 5.1, menujukkan bahwa gagal bayar terjadi karena tujuan pinjaman yang digunakan input tani sebanyak 56 persen. Tujuan untuk input tani
adalah untuk membeli pupuk, benih, dan bibit untuk bertanam baik padi ataupun sayuran. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya gagal panen. Menurut hasil
keterangan para petani, gagal panen diakibatkan oleh serangan hama, penyakit dan tikus.
Tabel 5.1 Hubungan antara Gagal Bayar dengan Tujuan Pinjaman Tujuan Pinjaman orang
Dagang Ternak Input Tani Lainnya Total Tidak Ada Gagal Bayar
11 1
17 2
31 persen
35,5 3,2
54,8 6,5
100
Ada Gagal Bayar 11
6 28
5 50
persen 22
12 56
10 100
Total 22
7 45
7 81
persen 27,2
8,6 55,6
8,6 100
Sumber: Data Primer, 2011 diolah
5.2.9. Hubungan antara Pekerjaan Utama dengan Tujuan Pinjaman
Tabel 5.2 menunjukkan hubungan antara pekerjaan utama dengan tujuan pinjaman yang dilakukan oleh responden. Tujuan pinjaman petani untuk
pembelian input pertanian mencapai 91,4 persen. Dengan demikian, program PUAP 2009 memang dimanfaatkan petani untuk membeli keperluan pertanian.
Tabel 5.2 Hubungan antara Pekerjaan Utama dengan Tujuan Pinjaman
Pekerjaan Utama Tujuan Pinjaman orang
Total Keperluan
Dagang Ternak
Input pertanian
Lainnya Bertani
7 5
41 7
60 persen
31,8 71,4
91,1
100 74,1
Dagang 10
1 11
persen 45,5
2,2 13,6
Usaha bid.Jasa 1
1 persen
14,3 1,2
Usaha bid.pengolahan
1 1
2 persen
4,5 2,2
2,5 Beternak
1 1
persen 14,3
1,2 Lainnya
4 2
6 persen
18,2 4,4
7,4 Total
22 7
45 7
81
Persen
100 100
100 100
100 Sumber: Data Primer, 2011 diolah
5.2.10. Hubungan antara Pendidikan dengan Pekerjaan Utama
Tabel 5.3, menunjukkan hubungan pendidikan responden dengan pekerjaan utama. Separuh petani memiliki pendidikan hanya selama 1-6 tahun.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa petani yang menerima dana program PUAP hanya memiliki pendidikan yang rendah. Dengan demikian, terbukti bahwa
daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, memiliki tingkat
pendidikan yang rendah pula.