Akses Kredit Masyarakat Miskin Pada Sektor Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Akses Kredit Masyarakat Miskin Pada Sektor Keuangan

Hambatan utama masyarakat miskin ketika mencoba untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal adalah adanya permintaan jaminan oleh lembaga keuangan. Dalam proses perolehan pinjaman harus melalui birokrasi yang banyak, sehingga untuk bisa mendapatkan pinjaman membutuhkan biaya transaksi yang tidak sedikit. Hambatan-hambatan tersebut harus diatasi untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat di pedesaankhususnya kelompok masyarakat miskin terhadap akses pada lembaga keuangan. Secara umum, lembaga keuangan formal menunjukkan preferensi tinggi pada daerah perkotaan daripada perdesaan, dengan transaksi skala besar daripada transaksi skala kecil, dan non-pertanian daripada pertanian Mehrteab, 2004. Lembaga keuangan formal, memiliki sedikit perhatian kepada orang miskin pedesaandalam hal memberikan pinjaman karena alasan sebagai berikut:  Petani kecil di pedesaanhidup tersebar di daerah, dengan fasilitas komunikasi yang tidak baik, yang berpengaruh dalam administrasi sehingga untuk dapat mengakses kredit akan sulit. Hal ini juga menghambat pencapaian kreditur karena pasar sekitar pedesaanrelatif kecil.  Produksi pertanian tergantung cuaca yang dikaitkan dengan risiko sistemik, seperti kekeringan dan banjir.  Tidak adanya informasi yang standar seperti laporan keuangan atau sejarah kredit di daerah perdesaan.  Ada kemungkinan bahwa pembayaran kredit dapat dilakukan hanya sekali, yaitu pada saat musim panen. Di sisi lain, akses pinjaman informal relatif mudah dan tersedia secara lokal untuk rumah tangga berpendapatan rendah dengan alasan berikut:  Peminjam informal menggunakan kontrak kredit untuk mengurangi risiko default .  Peminjam informal memiliki informasi lokal untuk menilai kelayakan kredit dan kebutuhan rumah tangga pengetahuan tentang pasar kredit mikro.  Peminjam informal bersedia untuk menangani pinjaman dalam jumlah kecil.  Peminjam informal akan mendapatkan keuntungan dari sanksi sosial. Sanksi-sanksi ini dapat berfungsi sebagai pengganti penegakan hukum.  Peminjam informal menggunakan insentif tertentu untuk melancarkan pembayaran, seperti meminjamkan kembali kepada peminjam yang segera melunasi, sehingga dengan secara bertahap akan meningkatkan besaran pinjaman.

2.2. Program PUAP