65 Tabel 3.7. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Nomor Soal
Nilai Indeks
Kesukaran Kategori
Nomor Soal
Nilai Indeks
Kesukaran Kategori
1 2
3 4
5 6
7 9
10 11
12 13
17 0.22
0.81 0.94
0.67 0.64
0.78 0.81
0.61 0.92
0.75 0.61
0.56 0.75
Sukar Mudah
Mudah Sedang
Sedang Mudah
Mudah Sedang
Mudah Mudah
Sedang Sedang
Mudah 18
20 23
24 27
28 31
34 35
36 37
39 0.64
0.63 0.55
0.72 0.61
0.69 0.41
0.80 0.55
0.61 0.55
0.44 Sedang
Sedang Sedang
Mudah Sedang
Sedang Sedang
Mudah Sedang
Sedang Sedang
Sedang
Berdasarkan pada Tabel 3.7, hasil analisis tingkat kesukaran soal yang telah dilakukan dapat disimpulkan 9 butir soal berkategori mudah, 15 butir soal
berkategori sedang, dan 1 butir soal berkategori sukar.
3.6.2.4 Daya Pembeda Butir Soal
Menurut Arikunto 2012: 226, daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Besarnya daya pembeda yaitu indeks diskriminasi bersimbol D. Untuk menentukan besarnya D, dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan: J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas
66 J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menajwab benar Arikunto, 2012: 228-9.
Setelah mendapatkan besarnya D, keputusan daya pembeda soal dapat diketahui melalui klasifikasi daya pembeda berikut:
D = 0,00 – 0,20 : jelek D = 0,20 – 0,40 : cukup
D = 0,40 – 0,70 : baik D = 0,70 – 1,00 : baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja
Arikunto, 2012: 232. Sebelum menganalisis daya beda soal, terlebih dahulu kelompok siswa
dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan bawah. Pengujian daya beda diperoleh dari hasil penghitungan
jumlah jawaban benar pada kelompok atas dibanding siswa pada kelompok atas PA dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah dibanding
jumlah siswa pada kelompok bawah PB. Berdasarkan penghitungan pengujian daya beda soal secara manual,
diperoleh data dari 25 soal yang valid, terdapat 16 soal yang baik, 8 soal yang cukup, dan 2 soal jelek. Soal yang mempunyai kriteria baik yaitu nomor 4, 5, 9,
67 12, 13, 17, 18, 20, 23, 24, 31, 35, 36, 37 dan 39. Sementara itu, soal yang
mempunyai kriteria cukup yaitu nomor 1, 2, 6, 7, 11, 27, 28 dan 34. Selain kriteria baik dan cukup, ada kriteria soal lagi yaitu kriteria jelek. Soal yang mempunyai
kriteria jelek yaitu nomor 3 dan 10. Soal yang masuk kriteria jelek tidak peneliti gunakan.
Tabel 3.8. Analisis Daya Pembeda Soal Nomor
Soal Nilai Daya
Beda Kriteria
Nomor Soal
Nilai Daya Beda
Kriteria 1
2 3
4 5
6 7
9
10 11
12 13
17 0,23
0,07 0,23
0,23 0,38
0,31 0,23
0,31 0,23
0,46 0,69
0,61 0,23
Cukup Cukup
Jelek Baik
Baik Cukup
Cukup Baik
Jelek Cukup
Baik Baik
Baik 18
20 23
24 27
28 31
34 35
36 37
39 0.23
0.31 0.23
0.23 0.31
0.07 0.31
0.23 0.07
0.23 0.39
0.39 Baik
Baik Baik
Baik
Cukup Cukup
Baik Cukup
Baik Baik
Baik Baik
Berdasarkan nilai daya beda pada Tabel 3.8, dengan mengacu pada kriteria indeks kesukaran soal yang dikemukakan oleh Arikunto 2013, diperoleh 2 butir
soal kategori jelek, 16 butir soal kategori baik, dan 8 butir soal kategori cukup. Dari uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan analisis daya beda pada hasil
uji coba soal tes, selanjutnya diambil 20 butir soal yang dinyatakan memenuhi syarat dan layak untuk digunakan sebagai instrumen. Seluruh soal tersebut
memenuhi kriteria uji validitas, uji reliabilitas, memiliki daya pembeda baik, dan memenuhi proporsi tingkat kesukaran soal. Rekapitulasi 20 instrumen soal yang
digunakan untuk pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel berikut:
68 Tabel 3.9. Rekapitulasi Instrumen Soal PretestPosttest
Nomor Soal
Validitas Reliabilitas
Tingkat Kesukaran Soal
Daya Pembeda
Soal 1
2 4
5 6
9
11 12
13 17
18 20
23 27
28 31
34 35
36 39
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Vald Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Realibel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Sukar Mudah
Sedang Sedang
Mudah Sedang
Mudah Sedang
Sedang Mudah
Sedang Sedang
Sedang Sedang
Sedang
Mudah Sedang
Sedang Sedang
Sedang Cukup
Cukup Baik
Baik Cukup
Baik Cukup
Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Cukup Cukup
Baik Cukup
Baik Baik
Baik
Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dijelaskan jumlah soal yang dibutuhkan yaitu 20 butir yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13, 17, 18, 20, 23, 27, 28, 31, 34,
35, 36, dan 39. Dua puluh soal butir soal tersebut disusun kembali untuk dipakai sebagai instrumen soal tes kognitif yang digunakan dalam pretest dan postest.
Kisi-kisi dan soal pretest dan posttest dapat dilihat pada Lampiran 12.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu analisis tahap awal dan analisis tahap akhir. Analisis tahap awal dilakukan sebelum
penelitian dilaksanakan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemampuan awal