Kajian Empiris KAJIAN PUSTAKA

34 serta besar artinya untuk meningkatkan nilai pengajaran. Melalui media gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkrit dalam ingatan siswa. Munadi 2013: 89 menjelaskan bahwa “saat siswa memperhatikan suatu gambar, mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak; berinteraksi baik dengan gamabar tersebut maupun dengan sesamanya; membuat hubungan diantara paradox dan membangun gagasan-gagasan baru”. Sejalan dengan itu, Levied an Levie 1975 dalam Arsyad 2009: 9, stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Kurang lebih 90 hasil belajar seseorang diperoleh melali indera pandang, dan hanya sekitar 5 lagi dengan indera lainnya Baugh 1986 dalam Arsyad 2009: 10. Menurut Sadiman dkk 2014: 29-31 ada beberapa kelebihan media gambar, yaitu 1 bersifat konkrit, 2 dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, 3 dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, 4 dapat memperjelas suatu masalah, sehingga dapat membetulkan kesalah pahaman, 5 harganya murah dan mudah mendapatkannya, serta dapat digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Selanjutnya Sadiman dkk mengemukakan bahwa media gambar memiliki kelemahan sebagai berikut: 1 hanya menekankan presepsi indera mata, 2 gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan 3 ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

2.2 Kajian Empiris

Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dan dijadikan kajian empiris 35 pada penelitian ini antara lain dilakukan oleh: 1 Penelitian yang dilakukan oleh Baharuddin 2014 dengan judul “Efektifitas Penggunaan Media Video Tutorial sebagai Pendukung Pembelajaran Matematika Terhadap Minat dan Hasil belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan”. Hasil penelitian menunjukkan minat belajar matematika peserta didik sebelum menggunakan menunjukkan minat belajar matematika peserta didik sebelum menggunakan video tutorial dalam kategori sedang dengan rata- rata 84,88 dari nilai ideal 120 dan setelah menggunakan video tutorial juga berada pada kategori sedang dengan rata-rata 89,06 dari nilai ideal 120. Sedangkan hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan video tutorial berada pada kategori sangat rendah yaitu 33,75 dari nilai ideal 100 dan setelah menggunakan video tutorial berada pada kategori sedang yaitu 78,25 dari nilai ideal 100. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata minat dan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menerapkan media video tutorial. 2 Penelitian dilakukan oleh Primavera dan Suwarna 2014 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul ”Pengaruh Media Audio-Visual Video terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum guru menerapkan media audio-visual video, rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 57,68. Hasil belajar tersebut meningkat mencapai 65,82 setelah 36 dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual video. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media audio-visual video dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada konsep Elastisitas kelas XI di SMA Negeri 87 Jakarta. 3 Januardi Buono Rosyid 2013 dengan judul „„Efektifitas Pembelajaran TGT Menggunakan Media Video terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA 6‟‟. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model TGT menggunakan media video lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 6 Pontianak. 4 Penelitian dilakukan oleh Nurhayati Ifryani Lestari 2014 Universitas Tanjungpura dengan judul „‟Pengaruh video-animasi tehadap Belajar Kelas XI SMA N 5 Pontianak pada Materi Kesetimbangan Kimia‟‟ Hasil data menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan media video-animasi dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media videoanimasi. Pembelajaran menggunakan video- animasi memberikan pengaruh sebesar 27,34 terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 5 Pontianak 5 Penelitian dilakukan oleh Kron Frederick W 2014 dengan judul „‟Medical student attitudes toward video games and related new media technologies in medical education‟‟. Hasil 217 mahasiswa kedokteran berpartisipasi. Sekitar setengah adalah perempuan 53. Responden 37 menyukai ide menggunakan teknologi untuk meningkatkan pendidikan kesehatan 98, merasa bahwa pendidikan harus membuat lebih baik menggunakan teknologi media baru 96, dan percaya bahwa video game dapat memiliki nilai pendidikan 80. Mayoritas 77 akan menggunakan simulasi kesehatan secara online multiplayer pada waktu mereka sendiri, asalkan itu membantu mereka untuk mencapai tujuan penting. Pria dan wanita setuju bahwa mereka yang paling cenderung menggunakan simulasi multiplayer jika mereka menyenangkan 97, dan jika mereka membantu untuk mengembangkan keterampilan dalam interaksi pasien 90. Namun, ada disonansi gender yang signifikan atas jenis game favorit, nilai pendidikan video game, dan keinginan untuk berpartisipasi dalam permainan yang realistis direplikasi pengalaman praktek klinis. kesimpulan secara keseluruhan, responden mahasiswa kedokteran, termasuk banyak yang tidak bermain video game, berpandangan sangat menguntungkan tentang penggunaan video game dan teknologi media baru terkait dalam pendidikan kedokteran. 6 “Effectiveness of Video Presentation to Student‟s, Mendoza Caranto and David, Benguet State Unyversity. Learning From the outcomes, it was found out that there is no significant difference on students‟ perceptions of the effectiveness of video presentation to students‟ learning when grouped according to sex. Moreover, results revealed that a significant difference exists among students‟ perceptions of the effectiveness of video presentation when 38 grouped according to their academic level. Furthermore, it is revealed that the level of effectiveness of video presentation to students learning is highly effective. Dari hasil, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada persepsi efektivitas presentasi video untuk siswa siswa belajar ketika dikelompokkan menurut jenis kelamin. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan antara persepsi siswa tentang efektivitas presentasi video ketika dikelompokkan sesuai dengan tingkat akademis mereka. Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa tingkat efektivitas presentasi video untuk siswa belajar sangat efektif. 7 “Instructional video in e-learning: Assesing the impact of interactive video on learning effectiveness, Zhang. Zhou, Briggs and Numaker,Delft University of Techologi. Results of the experiment showed that the value of video for learning effectiveness was contingent upon the provision of interactivity. Students in the e-learning environment that provided interactive video achieved significantly better learning performance and a higher level of learner satisfaction than those in other settings. However, students who used the e- learning environment that provided non-interactive video did not improve. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai video untuk belajar efektifitas adalah bergantung pada penyediaan interaktivitas. Siswa dalam e –learning lingkungan yang disediakan interaktif Video mencapai kinerja pembelajaran secara signifikan lebih baik dan tingkat yang lebih tinggi 39 kepuasan peserta didik dibandingkan dengan pengaturan lain. Namun, siswa yang menggunakan e-learning lingkungan yang menyediakan video non-interaktif tidak membaik. 8 Penelitian dilakukan oleh Nadya Putri 2012 dengan judul “Evektivitas Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah Pada Pebelajaran IPS Bagi Anak Tunagrahita Ringan di SDLB 02 Kota Solok ” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa , Uhit = 1 dan pada tingkat signifikan 95 atau alpha = 0,05 diperoleh Utab = 0 untuk n = 4. Berdasarkan hasil pengujian Kriteria Uhit Utab, diterima, yang berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, terbukti bahwa penggunaan media video lebih efektif dalam meningkatkan pengakuan musik instrumen untuk anak-anak Tunagrahita kelas ringan. 9 Penelitian dilakukan oleh Aan Budi Santoso 2014 Universitas Ganesha dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Menggunakan CD Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD” Berdasarkan data hasil penelitian motivasi belajar menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau 0,05 yang berarti bahwa: pembelajaran IPS menggunakan media CD pembelajaran lebih efektif meningkatkan motivasi daripada pembelajaran yang menggunakan media konvensional. Berdasarkan data penelitian hasil belajar menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,018 atau 0,05 yang berarti bahwa: pembelajaran IPS menggunakan media CD pembelajaran lebih efektif meningkatkan hasil belajar daripada pembelajaran yang menggunakan media konvensional. 40 10 Penelitian dilakukan oleh Fachrur Rozie 2013 Universitas Negeri Malang “Pengembangan Media Video Pembelajaran Daur Ulang Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa SD ” Hasil ujicoba lapangan menunjukkan bahwa media video pembelajaran daur air dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bintoro 02 Jember.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SITAIL KABUPATEN TEGAL

1 8 306

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CTL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 1 KOTA TEGAL

1 17 302

KEEFEKTIFAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 24 223

KEEFEKTIFAN MODEL PROBING PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPANDEAN 3 KABUPATEN TEGAL

5 63 236

KEEFEKTIFAN MODEL GENERATIVE BERBANTU GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

1 14 303

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Ipa Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tambongwetan Kalikotes Tahun 2013/2014.

0 3 16

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPTTERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI SENI RUPA MURNI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL -

0 3 77

KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI KELAS V SD NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL -

0 1 74

KEEFEKTIFAN MODEL AUDITORY REPETITION (AIR) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI PEKAUMAN OTA TEGAL

0 0 70

KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PERISTIWA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PRETEK ABUPATEN BATANG

0 0 61