Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Uraian selengkapnya yakni sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah rendahnya kualitas pendidikan baik di lihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak globalisasi yang tumbuh begitu cepat maka perlu adanya pembaharuan sistem pendidikan yang akan berdampak positif bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru dituntut mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Munib dkk 2012: 31 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk memkeefektifani peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan merupakan bantuan yang di berikan dengan sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohani nya untuk mencapai tingkat dewasa. Pendidikan merupakan proses yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atas pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya secara optimal. 2 Pendidikan dapat dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab 1 Ayat 1 pengertian pendidikan yaitu sebagai berikut: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa arus globalisasi bagi dunia pendidikan. Menurut Fidel Castro Ruz dalam Uno dan Lamatenggo 2010: 5, globalisasi adalah suatu realitas obyektif yang lebih memperjelas fakta. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi mempercepat akselerasi global ini. Globalisasi menciptakan tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Perkembangan teknologi informasi komunikasi TIK telah memberikan keefektifan terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Berkembangnya pengunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: 1 dari pelatihan ke penampilan, 2 dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja, 3 dari kertas ke “online” atau saluran, 4 fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, 5 dari waktu siklus ke waktu nyata real time. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi cukup penting 3 sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secar a optimal. Gagne‟ dan Briggs 1975 dalam Aryad 2009 :4, media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televise, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Beberapa media pembelajaran tersebut salah satunya yaitu media video. Daryanto 2013: 88 mengemukakan media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Media video dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Dengan memanfaatkan media video dalam proses pembelajaran hasil yang diharapkan adalah menumbuhkan minat yang tinggi. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sangat bergantung dengan bagaimana guru menyajikan pembelajaran tersebut kepada siswa. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang 4 diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi sehari-hari. Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran IPA. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu pembelajaran yang dibelajarkan pada pendidikan tingkat dasar dan menengah, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab X Pasal 27 Ayat 1. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilankejujuran, dan muatan loakal. Menurut Susanto 2012: 167, IPA atau Sains yaitu usaha manusia memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. IPA sebagai salah satu mata pelajaran di SD, merupakan program untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah pada Siswa. IPA merupakan Pembelajaran ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Berdasarkan hal tersebut, khususnya yang mengajar IPA di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru 5 tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan peserta didik serta belum menggunakan berbagai pendekatanstrategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran. Di dalam proses belajar mengajar, kebanyakan guru terpaku pada teks sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar. Seorang guru menggunakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi akan membangkitkan minat peserta didik sehingga peserta didik tidak bosan dan mampu menyerap pelajaran yang diajarkan oleh guru. IPA sangat penting untuk dipelajari oleh karena itu situasi belajar dalam mata pelajaran IPA sudah seharusnya menggalang minat siswa, dimana peran guru dalam mengelola kelas harus mampu mengorganisir siswa, fasilitas dan proses belajar mengajar. Guru menggunakan alat-alat yang murah dan efisien meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Ketepatan memilih media pembelajaran merupakan faktor pendukung dalam sukses tidaknya guru mendidik siswa menjadi generasi yang dapat diandalkan dan dibanggakan kelak. Pemakaian media video dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan dorongan kegiatan belajar, dan bahkan membawa keefektifan- 6 keefektifan psikologis terhadap siswa. Penggunaan media video dalam proses pembelajaran diharapkan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampian pesan dan isi pelajaran. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media video juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Menurut Pinrich dan Schunk 1996 dalam Mikarsa 2008: 3.3, minat merupakan aspek penting motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir, dan berprestasi. Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan yang lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan. Minat pada dasarnya penerimaan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang ada di dalam diri siswa tersebut. Oleh karena itu antara dorongan, perhatian dan rasa senang pada suatu kegiatan saling berkaitan dengan faktor yang menimbulkan minat. Apabila faktor-faktor yang menimbulkan minat pada suatu kegiatan rendah maka dapat menyebabkan minat orang tersebut rendah. Minat yang rendah dapat menimbulkan rasa bosan terhadap suatu kegiatan. Apabila ini terjadi pada minat belajar IPA maka akan berdampak pada kesulitan belajar bagi peserta didik. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang 7 memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Menurut Rifa‟i dan Anni 2012: 69, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Pendidikan yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar adalah dengan menggunakan minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Minat belajar dalam diri siswa harus dipupuk secara terus menerus sehingga akan semakin meningkat didalam diri siswa. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih guru dapat memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran guna meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPA. Hasil belajar yang baik dapat disebabkan oleh minat belajar siswa yang tinggi. Karena siswa yang memiliki keinginan yang besar dalam proses belajar maka akan cenderung mengikuti pelajaran dengan baik. Begitu juga sebaliknya, siswa yang mempunyai minat belajar yang kurang maka cenderung kurang serius dalam memperhatikan apa yang disampaikan guru di depan kelas. Untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran, seorang guru bisa menggunakan alat peraga, metode, dan strategi dalam mengajar. Sehingga siswa akan lebih berminat mengikuti 8 proses belajar mengajar dengan baik dan akan tercapainya tujuan pembelajan sebagaimana yang diharapkan. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Nengsih Juanengsih 2014 Universitas Islam Negeri Jakarta dengan judul “ Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia” Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kognitif pada konsep sistem reproduksi manusia dengan penggunaan media video pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada siklus I sebesar 75,69 dan 88,88 pada siklus II. Pencapaian ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu 63,88 pada siklus I bahkan mencapai 100 pada siklus II. Data observasi aktivitas siswa pun menunjukkan peningkatan dengan penggunaan media video pembelajaran, rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 52,5 dan 70 pada siklus II. Penelitian selanjutnya Iwantara Sadia Suma 2014 dari Universitas Pendidikan Ganesha dengan judul „‟Keefektifan Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran IPA terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa‟‟. Hasil penelitian menunjukkan: 1 Terdapat perbedaan motivasi belajar dan pemahaman konsep yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video youtube dan media charta F=19,630; p0,05. 2 Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video youtube dan media charta F= 168.594 ; p 0,05. Hasil uji lanjut dengan LSD menunjukkan bahwa media video youtube lebih unggul dibandingkan dengan media riil dan media charta dalam 9 menanamkan motivasi belajar kepada siswa. 3 Terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video youtube dan media charta F= 149,252 ; p 0,05. Hasil uji lanjut dengan LSD menunjukkan media riil dan media video youtube lebih unggul dari media charta dalam menanamkan pemahaman konsep ke siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Supardi S.Pd guru kelas V pada tanggal 4 April 2016 SD Negeri Kepandean 03 Kabupaten Tegal, peneliti mendapat gambaran secara umum mengenai proses pembelajaran IPA. Peneliti menemukan beberapa permasalahan IPA diantaranya metode pembelajaran yang digunakan guru sekolah dasar selama ini sebagian besar masih monoton dengan menggunakan metode konvensional ceramah, masih terdapat beberapa anak yang belum mencapai KKM, dan penggunaan media yang belum yang belum dioptimalkan oleh guru khususnya media video. Pembelajaran IPA khususnya pada materi Peristiwa Alam sebagian besar berisi teori sehingga seringkali guru hanya menggunakan metode ceramah dengan alasan agar seluruh materi bisa disampaikan pada siswa dalam waktu yang relatif singkat. Guru biasanya berceramah kemudian merangkum materi dan menuliskannya di papan tulis, sedangkan siswa hanya mendengarkan ceramah guru kemudian mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis. Kegiatan mencatat dan merangkum pada pembelajaran seperti itu tentunya kurang bermakna bagi siswa dan membosankan karena hanya berpusat pada guru dan siswa pasif. Media video merupakan salah satu media TIK yang mempunyai banyak kelebihan, termasuk bila dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pemanfaatan komputer dalam 10 pembelajaran memungkinkan peserta didik melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi, mengolah hasil belajar, bahkan mengkreasikan hasil belajar agar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Fasilitas yang memadai seperti adanya LCD dan komputer dalam sekolah membutuhkan para pendidik yang terampil untuk membuat media yang menarik dan menyenangkan agar minat dalam proses pembelajaran dapat dimiliki siswa. Seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik, sehingga menimbulkan rasa ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran. Jika suasana pembelajaran tersebut telah dimiiki oleh siswa, maka dengan mudah siswa menyerap materi yang diajarkan oleh guru dan dengan mudah siswa mendapakan hasil pembelajaran yang baik. Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi dalam proses pembelajaran. Salah satu cara guru membangkitkan minat siswa yaitu dengan menggunakan media. Diantara banyak media yang ada media video dirasa cocok untuk digunakan pada pembelajaran IPA materi Peristiwa Alam. Penggunaan media dalam pembelajaran di harapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran. Minat belajar yang tinggi akan berkeefektifan terhadap hasil belajar peserta didik. Penggunaan alat media oleh guru dapat berpengaruh terhadap minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Dengan adanya media khususnya media video yang menarik digunakan guru, peserta didik akan 11 merasa senang, dan akan lebih berminat untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik sehingga guru akan mudah mengontrol siswa di dalam kelas. Dengan demikian siswa akan lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat memengaruhi proses belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Media video Terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA SD Negeri Kepandean 03 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal”. Penelitian ini diharapkan guru dapat menguasai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi guna meningkatkan kualitas pendidikan dan minat siswa khususnya pada pembelajaran IPA karena pada dasarnya setiap guru memiliki potensi kecakapan dalam hal penggunaan komputer dan internet dalam pemanfaatan dalam proses pembelajaran.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SITAIL KABUPATEN TEGAL

1 8 306

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CTL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 1 KOTA TEGAL

1 17 302

KEEFEKTIFAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 24 223

KEEFEKTIFAN MODEL PROBING PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPANDEAN 3 KABUPATEN TEGAL

5 63 236

KEEFEKTIFAN MODEL GENERATIVE BERBANTU GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

1 14 303

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Ipa Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tambongwetan Kalikotes Tahun 2013/2014.

0 3 16

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPTTERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI SENI RUPA MURNI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL -

0 3 77

KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI KELAS V SD NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL -

0 1 74

KEEFEKTIFAN MODEL AUDITORY REPETITION (AIR) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI PEKAUMAN OTA TEGAL

0 0 70

KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PERISTIWA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PRETEK ABUPATEN BATANG

0 0 61