113
4.2.1 Perbedaan Penerapan Media Video dan Media Konvensional terhadap Minat Belajar Siswa
Jadi, data hasil pengamatan minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan perbedaan. Perbedaan data minat belajar siswa di kelas
eksperimen dan kontrol menunjukkan adanya perbedaan antara minat belajar siswa yang menggunakan media video dan minat belajar yang menggunakan
media gambar. Data hasil penelelitian nilai indeks pada kelas eksperimen sebesar 84,51, sedangkan nilai indeks pada kelas kontrol 73,28.
Media video merupakan media yang tepat digunakan pada saat pembelajaran yang sulit untuk dilihat oleh kasat mata. Contohnya: gunung ,banjir,
tsunami, gunung meletus, angin puting beliung dan lain-lain. Contoh tersebut memberikan gambaran yang nyata pada proses pembelajaran, guru tidak mungkin
menggunakan media konkrit pada pembelajaran tertentu. Melalui media video guru melatih daya pikir siswa dan melatih imajinasi siswa. Munadi 2013: 132
video adalah teknologi pemrosan sinyal elektronik meliputi gambar gerak dan suara. Media video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena
dapat memberikan pengalaman yang tak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan
untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Penggunaan media video yang sesuai dan menarik pada proses
pembelajaran akan memberikan minat pada siswa hal tersebut dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Ketika siswa sudah memiliki rasa ingin tahu, maka mereka
pun memiliki minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu agar rasa ingin tahunya hilang. Oleh karena itu, melalui media video, siswa dapat mengitukiti
114 proses pembelajaran yang menarik minat belajar mereka.
Sudaryono, dkk 2013: 90 menyatakan bahwa minat belajar memiliki empat dimensi, yakni: 1 kesukaan, 2 ketertarikan, 3 perhatian, dan
4 keterlibatan. Keempat dimensi minat belajar ini kemudian dijabarkan menjadi sembilan indikator, yakni: 1 gairah, 2 inisiatif, 3 responsif, 4 kesegeraan,
5 konsentrasi, 6 ketelitian, 7 kemauan, 8 keuletan, dan 9 kerja keras. Kesembilan indikator inilah yang kemudian dijabarkan ke dalam 4
dimensi yang digunakan untuk menyusun instrumen penelitian untuk mengamati minat belajar siswa selama penelitian dilakukan. Indikator tertinggi
kelas eksperimen terdapat pada indikator “kegairahan” dengan nilai indeks sebesar 94,23, sedangkan yang terendah terletak pada indikator “ketelitian”
dengan nilai indeks sebesar 72,12. Indikator tertinggi kelas kontrol terletak pada indik
ator “kegairahan” dengan nilai indeks sebesar 85,83, yang paling rendah terletak
pada indikator “kemauan” dengan nilai indeks sebesar 61,11. Berdasarkan hasil analisis data, persentase minat belajar sebesar 84,51
yang tergolong tinggi untuk kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol hanya memperoleh nilai persentase minat sebesar 73,28. Data tersebut secara
tidak langsung telah menunjukkan adanya perbedaan media video terhadap minat belajar siswa dengan media konvensional.
Perbedaan penerapan media video terhadap minat belajar siswa dapat diketahui melalui pengambilan data yang dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran. Terbukti
dengan hasil rata-rata skor akhir minat belajar kelas eksperimen sebesar 84,51, sedangkan kelas kontrol sebesar 73,28. Rata-rata skor akhir minat belajar
115 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Pengujian terhadap hipotesis pertama menyatakan terdapat minat belajar
pada siswa kelas V materi Peristiwa Alam antara yang menggunakan media video dan yang menggunakan media gambar. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
5.480 2.005 atau dapat disimpulkan t
hitung
t
tabel
. Nilai signifikansi hasil analisis yaitu 0.000 yang berarti kurang dari 0.05. Berpedoman pada pendapat Priyatno
2010: 36 mengenai kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis, maka dapat disimpulkan Ho ditolak. Dengan demikian maka terdapat perbedaan yang
signifikansi pada minat belajar siswa kelas V materi peristiwa alam yang proses belajarnya menerapkan media video dengan siswa kelas V yang menerapkan
pembelajaran dengan media konvensional.
4.4.2 Perbedaan Penerapan Media Video dan Media Konvensional