20 akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Jadi, menurut pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan minat
adalah perasaan senang yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa suatu paksaan yang berasal dari hati karena adanya ketertarikan terhadap sesuatu. Untuk
membangkitkan minat siswa, peran pendidik sangat penting.
2.1.3 Indikator Minat Belajar
Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut
Sudaryono dkk 2013: 90. Minat mencakup kemampuan untuk memberikan stimulus yang mendorong seseorang untuk memperhatikan aktivitas yang
dilakukan berdasarkan pengalaman yang sebenarnya. Wardiman 1996 dalam Sudaryono dkk 2013: 90 berpendapat bahwa siswa yang menaruh minat pada
sustu mata pelajaran, perhatian akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada
pelajaran tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa dapat diukur
melalui: kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan. Kesukaan tampak dari kegairahan siswa dalam mengikuti pelajaran. Ketertarikan dapat diukur dari
respon seseorang untuk menanggapi sesuatu. Perhatian dapat diukur dari apabila seseorang memiliki keseriusan selama proses pembelajaran berlangsung.
Perhatian muncul didorong rasa ingin tahu. Perhatian ialah pemusatan energi psikis atau pikiran dan perasaan terhadap suatu objek. Peserta didik yang memiliki
minat terhadap suatu obyek akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap materi yang dipelajarinya
21 Definisi minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan
kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediannya yang dapat diukur melalui: 1 kesukaan meliputi: gairah dan
inisiatif; 2 ketertarikan meliputi: responsif dan kesegeraan; 3 perhatian meliputi: konsentrasi dan ketelitian dan 4 keterlibatan meliputi: kemauan,
keuletan dan kerja keras Sudaryono 2013: 90.
2.1.4 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar Rifa‟i dan Anni 2012: 69. Sedangkan
Menurut Nawawi dalam Susanto 2013: 5, hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut susanto 2013: 5 “makna hasil belajar yaitu perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar‟‟. Makna hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa yang meliputi tiga
ranah yaitu: 1 aspek kognitif, 2 afektif, dan 3 psikomotor, berikut uraiannya: 1 Ranah Kognitif
Menurut Widoyoko 2014: 30 proses kognitif adalah merupakan cara yang dipakai siswa secara aktif dalam proses mengkonstruksi makna.
Proses kognitif menurut Anderson dan Krathwohl 2001 dalam Widoyoko 2014: 30 dibagi menjadi enam jenjang mulai dari jenjang yang paling
22 rendah ke jenjang paling tinggi, yaitu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta remember, understand, apply, analyze,evaluate, and create.
2 Ranah afektif Menurut Arikunto 2012: 193, pengukuran ranah afektif tidak dapat
dilakukan setiap saat dalam arti pengukuran formal karena perubahan perilaku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap
seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-nilai. Yang menjadi
sasaran penilaian ranah kognitif ini adalah perilaku anak didik , bukan pengetahuannya. Sebagai contoh, siswa bukan dituntut untuk mengetahui
sebab-sebab dibentuknya BPUPKI, tetapi bagaimana sikapnya terhadap pembentukan BPUPKI tersebut.
3 Ranah Psikomotor Menurut Arikunto 2012: 198, pengukuran ranah psikomotorik dilakukan
terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah kognitif ini disatukan atau dimulai dengan
pengukuran ranah kognitif sekaligus. Misalnya, penampilannya dalam menggunakan termometer diukur mulai dari pengetahuan mereka
mengenai alat tersebut, pemahaman tentang alat dan penggunaannya aplikasi, kemudian baru cara menggunakannya dalam bentuk
keterampilan. Untuk pengukuran yang terakhir ini harus diperinci antara lain: cara memegang, cara meletakkanmenyelipkan ke dalam ketiak atau
mulut, cara membaca angka, dan sebagainya.
23 Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan
tingkah laku seseorang serta dinyatakan dalam skor. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
masing-masing.
2.1.5 Hakikat Pembelajaran IPA