80 “Baik, kami saling menyapa, dan sering kumpul juga, apalagi kalau ada
pelatihan OSN.” SIa wwc, 15 April 2016
Persamaan fasilitas belajar antara siswa kelas CI dengan siswa kelas Reguler di satu sisi memang berdampak positif, yaitu dalam proses pergaulan
dan komunikasi siswa, akan tetapi jika dikembalikan pada kebutuhan siswa maka akan kurang sesuai. Bagi siswa kelas CI, fasilitas belajar merupakan
salah satu aspek penting pengoptimalan potensi. Teori ahli dan panduan Direktorat menyebutkan bahwa harus ada perbedaan waktu belajar, di mana
siswa kelas CI belajar lebih lama Direktorat Pembina PLB dalam Ruwiyati, 2013: 3-4. Pemberian ruang kelas yang fleksibel juga perlu dilakukan untuk
memudahkan guru memberikan metode-metode belajar yang berbeda bagi siswa. Guru di sini dituntut untuk memberikan keberagaman cara mengajar,
menciptakan suasana belajar yang tidak monoton, sehingga kesenangan siswa dalam belajar dapat diciptakan Deden Saepul Hidayat, 2013: 10-17.
Sehingga akan kurang sesuai jika fasilitas belajar antara siswa kelas CI dengan siswa kelas Reguler masih sama.
C. Pembahasan
1. Perumusan Kebijakan Kelas CI di SMA N 1 Wonogiri
a. Latar Belakang Kelas CI SMA N 1 Wonogiri
SMA N 1 Wonogiri merupakan salah satu sekolah di Wonogiri yang berkomitmen dalam memajukan kualitas pendidikan yang ada di sekolah.
Bukti sekolah memiliki komitmen yang tinggi adalah sekolah mencoba menerapkan kebijakan pendidikan dari pemerintah. Kebijakan pendidikan
81 yang pernah diterapkan di SMA N 1 Wonogiri adalah kelas Akselerasi dan
kelas RSBI, walaupun kedua kebijakan tersebut tidak diterapkan kembali karena memang telah dihapuskan oleh pemerintah. Sekolah saat ini mencoba
menerapkan kebijakan kelas Cerdas Istimewa sebagai pengganti kelas Akselerasi, dengan maksud menggolongkan dan mengembangkan potensi
siswa dalam hal prestasi dengan waktu tempuh belajar sama dengan kelas Reguler. Kebijakan mengenai kelas Cerdas Istimewa ini diatur dalam UU
Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 4, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional atau Permendikas Nomor 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi
Peserta Didik yang Memiliki Potensi dan atau Bakat Istimewa, Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi bagi Peserta
Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Istimewa, Pedoman Direktorat Pembina Pendidikan Luar Biasa dan
juga teori ahli kelas Cerdas Istimewa.
b. Proses Sekolah Membuka Kelas CI
Kelas CI dalam proses pembukaan di satuan pendidikan perlu dilakukan verifikasi oleh pihak pemerintah setempat, mulai dari Dinas Pendidikan Kota
Kabupaten, Dinas Pendidikan Provinsi, kemudian jika memenuhi standar akan disetujui oleh Gubernur Deden Saepul Hidayat, 2013: 56-57. Akan
tetapi di SMA N 1 Wonogiri memilih melaksanakannya secara mandiri, dengan perumusan kebijakan dan teknis pelaksanaan kebijakan dibuat oleh
pihak sekolah. Kebijakan mandiri tersebut membuat sekolah tidak mendapat
82 bantuan dalam hal dana pelaksanaan kegiatan kelas CI guna menyelenggaran
kegiatan atau program tambahan. Pelaksanaan kelas CI di sekolah ini bertujuan untuk menggolongkan
siswa dengan kecerdasan istimewa dalam kelas tertentu sehingga dapat belajar dengan tempo yang seimbang serta pengetahuan yang didapat lebih
bervariasi. Siswa dengan kecerdasan tertentu berdasarkan kriteria sekolah adalah siswa yang secara peringkat ada di tingkat atas, untuk kelas XI CI ada
32 siswa terbaik, sedangkan di kelas X ada 64 siswa terbaik yang digolongkan dalam 2 kelas yaitu X CI satu dan X CI dua. Memang belum ada
tuntutan IQ minimal bagi siswa kelas CI, akan tetapi dilihat dari hasil wawancara dan observasi siswa kelas CI memiliki kemampuan di atas siswa
Reguler. Siswa kelas CI berdasarkan tes seleksi yang dilakukan dan kemudian dirangking adalah siswa yang baik. Maksud dari siswa yang baik
dalam hal ini adalah baik dalam menerima pelajaran, mengembangkan materi, dan persaingan dalam berprestasi. Akan tetapi pada pedoman yang ada,
ditentukan bahwa penggolongan siswa yang termasuk dalam kategori siswa CI ini perlu dilakukan tes psikologi ataupun wawancara ahli untuk
menemukan area kemampuas siswa baik dalam hal akademik maupun kreativitas Eko Supriyanto, 2012: 23.
Jadi, sebenarnya kebijakan kelas Cerdas Istimewa di SMA N 1 Wonogiri adalah kebijakan sekolah, tidak mengacu pada pedoman
Permendiknas, Direktorat, maupun ahli pendidikan anak Cerdas Istimewa. Dasar kebijakan di SMA N 1 Wonogiri adalah pemikiran Kepala Sekolah
83 sebagai pengganti kelas Akselerasi. Sekolah menginginkan ada satu ciri khas
dari sekolah yaitu kelas Cerdas Istimewa.
2. Cara Pedoman Perekrutan Peserta Didik Kelas CI di SMA N 1