9 berkonsentrasi pada efisiensi dan efektivitas tujuan kebijakan yang telah
disampaikan Michael Moran, 2015:215. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah
aturan yang berlaku, dikenakan untuk seluruh anggotanya dan dalam perumusannya memiliki tujuan masing-masing yang akan dicapai. Setiap
kebijakan yang dirumuskan mengatur kelangsungan kegiatan yang ada di setiap sektor sehingga dapat berjalan dengan baik. Kebijakan yang telah
diturunkan dalam setiap sektor kehidupan pemerintahan ini kemudian diturunkan dalam bentuk program dan kegiatan sehingga tujuan kebijakannya
dapat tercapai.
3. Kebijakan Pendidikan
Pendidikan sebagai transmisi kebudayaan, pengembangan kepribadian, pengembangan akhlak mulia serta religius, pengembangan warga negara yang
bertanggung jawab, mempersiapkan pekerja yang lebih produktif, pengembangan pribadi paripurna atau seutuhnya, proses pembentukan
manusia baru Tilaar, 2008: 27-42. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidkan dalam masyarakat dilatar belakangi adanya pertimbangan-pertimbangan
subjektif masing-masing masyarakat berupa filosofi, nilai-nilai, dan prinsip yang dipilih Arif Rohman, 2012:55. Proses pendidikan adalah proses untuk
memberikan kemampuan kepada individu untuk dapat memberikan makna terhadap dirinya dan lingkungannya Gerald L. Gutek dalam Tilaar, 2008:
21. Tugas pendidikan adalah menyadarkan akan adanya kepincangan- kepincangan di dalam masyarakat yang diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan
10 misalnya ekonomi sehingga tugas pendidikan adalah merombak kelas-kelas
artifisial yang dikonstruksikan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi di dalam masyarakat untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas Tilaar, 2008: 23.
Jadi, pendidikan di sini sebagai proses membangun manusia yang mandiri, mampu menjadi pribadi yang berguna dan bermanfaat baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain. Kebijakan pendidikan adalah segala peraturan yang disusun oleh
pemegang kekuasaan mengenai pendidikan. Pendidikan merupakan proses yang ada pada kehidupan manusia dan berjalan sepanjang perjalanan
hidupnya. Pendidikan dari John Dewey Riant Nugroho, 2008: 19 dimaksudkan sebagai upaya “konservatif” dan “progresif” dalam bentuk
pendidikan sebagai formasi, sebagai rekapitulasi, dan retrospeksi, dan sebagai rekonstruksi. Peraturan ini ditujukan untuk meningkatkan segala aspek
pendidikan, mulai dari kualitas, pemerataan, relevansi, maupun efektivitas dan efisiensinya. Kebijakan pendidikan adalah keseluruhan proses dan hasil
perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu Tilaar, 2008: 140. Kebijakan pendidikan ketika telah diterapkan maka akan
menghasilkan program-program pendidikan. Kebijakan diterapkan dalam pendidikan ini tentunya mencakup semua aspek kehidupan di satuan
pendidikan, baik untuk kepala sekolah, guru, dan siswa itu sendiri disamping ada hal lain yang diperhatikan secara teknis misalnya mengenai kurikulum
11 yang diterapkan. Kebijakan yang ada menjadi penting untuk siswa dan guru,
karena kebijakan ini erat kaitannya dengan pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Keberhasilan ataupun kegagalan siswa ini dipengaruhi oleh
kebijakan yang ada, sehingga secara langsung berpengaruh pada efektivitas pendidikan Syafaruddin, 2008:118. Aspek-aspek kebijakan pendidikan yang
harus dipahami oleh pembuat kebijakan agar tercapai kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan, antara lain:
a. Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan deliberasi mengenai hakikat
manusia sebagai makhluk yang menjadi manusia dalam lingkungan kemanusiaan.
b. Kebijakan pendidikan dilahirkan dari ilmu pendidikan sebagai ilmu
praksis yaitu kesatuan antara teori dan praktik pendidikan. c.
Kebijakan pendidikan harus mempunyai validitas dalam perkembangan pribadi serta masyarakat yang memiliki pendidikan itu.
d. Keterbukaan, yaitu perumusan kebijakan pendidikan harus mendengar
suara masyarakat. e.
Kebijakan pendidikan didukung riset dan pengembangan. f.
Analisis kebijakan. g.
Kebijakan pendidikan pertama ditujukan kepada kebutuhan peserta didik. h.
Kebijakan pendidikan untuk masyarakat yang demokratis. i.
Kebijakan pendidikan berkaitan dengan penjabaran misi pendidikan. j.
Kebijakan pendidikan berdasarkan efisiensi.
12 k.
Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan kekuasaan tetapi pada kebutuhan peserta didik.
l. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan intuisi atau kebijaksanaan yang
irasional. m.
Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat. n.
Kebijakan pendidikan untuk kebutuhan peserta didik bukan birokrat. Tilaar, 2008: 141-154
Jadi, kebijakan pendidikan adalah serangkaian peraturan, yang kemudian diturunkan dalam tataran program atau kegiatan yang dibuat oleh
pemangku kekuasaan untuk aktor-aktor pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
4. Kebijakan Sekolah