12 k.
Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan kekuasaan tetapi pada kebutuhan peserta didik.
l. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan intuisi atau kebijaksanaan yang
irasional. m.
Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat. n.
Kebijakan pendidikan untuk kebutuhan peserta didik bukan birokrat. Tilaar, 2008: 141-154
Jadi, kebijakan pendidikan adalah serangkaian peraturan, yang kemudian diturunkan dalam tataran program atau kegiatan yang dibuat oleh
pemangku kekuasaan untuk aktor-aktor pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
4. Kebijakan Sekolah
Sekolah sebagai lembaga formal penyelenggara pendidikan memainkan peran strategis dalam keberhasilan sistem pendidikan nasional. Kepala
sekolah di sini berperan sebagai manajer yang harus bertanggung jawab dalam menerjemahkan atau merealisasikan kebijakan pendidikan nasional
yang diterapkan oleh pemerintah Syafaruddin, 2008:117. Sekolah dalam hal ini perlu memiliki kebijakan baik yang diterapkan berdasarkan pemerintah
maupun yang disusun sendiri oleh satuan pendidikan guna memajukan kualitas pendidikan.
Sekolah bekerja untuk melayani masyarakat, khususnya orang tua dan peserta didik, bukan sekedar mengabdi untuk birokrasi Hasbullah, 2006:59,
sehingga dalam merumuskan kebijakan tentunya harus sesuai dengan
13 kebutuhan masyarakat dan peserta didik tersebut. Sekolah yang bekerja tanpa
memperdulikan masyarakat akan sulit mempertanggungjawabkan program- programnya. Hal demikian akan membuat sekolah ditinggalkan oleh
masyarakat karena dianggap tidak dapat memenuhi harapan masyarakat. Hasbullah, 2006:59
Jadi, kebijakan sekolah berarti peraturan, program, atau kegiatan yang dirumuskan oleh sekolah berdasarkan kewenangan Kepala Sekolah dengan
berpedoman pada kebijakan pendidikan.
5. Implementasi Kebijakan Pendidikan
Implementasi kebijakan pendidikan adalah upaya agar rumusan- rumusan kebijakan pendidikan berlaku dalam praktik pendidikan. Aktor dari
implementasi kebijakan pendidikan ini adalah pelaksana pendidikan, mulai dari tingkat nasional hingga ke tingkat lokal Ali Imron, 2012: 65-67.
Implementasi ini menurut Lineberry mencakup beberapa komponen, yaitu: a.
Menciptakan dan menyusun staf agen baru untuk melaksanakan kebijakan baru.
b. Menterjemahkan tujuan legislatif dan memasukkan ke dalam aturan
pelaksanaan, mengembangkan panduan kerangka kerja. c.
Melakukan koordinasi terhadap sumber daya agen dan pembiayaan bagi kelompok sasaran.
d. Mengalokasikan sumber daya untuk memperoleh dampak kebijakan
yang ada.Sudiyono, 2007: 80-81
14 Jadi, di dalam implementasi kebijakan pendidikan ini perlu adanya
agen-agen pelaksana yang dianggap berkompeten baik dari tingkat nasional sampai ke tingkat lokal dengan pengawasan sebaik-baiknya agar tujuan dari
kebijakan dapat dicapai dan sasaran kebijakan juga mendapatkan dampak positif.
B. Kelas Cerdas Istimewa