Kurikulum untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa

31 layanan pendidikan bagi peserta didik dengan kecerdasan istimewa adalah mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi yang nyata sesuai dengan karakteristik keistimewaannya. Tujuan dari layanan pendidikan siswa cerdas istimewa adalah mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lain Deden Saepul Hidayat, 2013: 30-31. Jadi, pendidik guru yang mengajar di kelas CI harus diberi pembekalan mengenai peningkatan standar kualitas pada semua aspek persekolahan bagi siswa kelas CI. Di sini guru harus menguji bahan ataupun materi belajar untuk siswa kelas CI, ketika telah mecapai standar yang tinggi maka guru dapat memberikan layanan belajar yang sesuai. Layanan belajar yang sesuai yaitu aktivitas belajar untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan siswa melalui kegiatan belajar penuh makna, yang merangsang otak, dan menyenangkan.

7. Kurikulum untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa

Glatthorn dalam Eko Supriyanto 2012: 49 menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang disiapkan sebagai pedoman belajar dalam sekolah yang pada umumnya dimunculkan dalam dokumen dan diterapkan dalam kelas. Norbert M Seel dalam Eko Supriyanto pula, menegaskan bahwa kurikulum secara umum berisikan ruang lingkup dan cabang dari isi materi yang nantinya menjadi urutan ketika disampaikan saat belajar. Pengembangan kurikulum dalam lingkup pembelajaran CI adalah 32 keputusan dari pertimbangan tujuan, karakter siswa, materi instruksional, penilaian hasil belajar serta sumber belajar. Persyaratan pengembangan kurikulum cerdas istimewa adalah untuk menerapkan deferensiasi agar tidak sama dengan kurikulum reguler karena ada perbedaan bobot antara kurikulum reguler dan kurikulum khusus CI. Diferensiasi kurikulum adalah kegiatan perencanaan, pendokumentasian, dan mengubah kurikulum menjadi lebih menantang sesuai dengan kemampuan siswa . Diferensiasi bukan sebatas pada kurikulum, tetapi juga pengayaan dan perluasan kegiatan siswa Eko Supriyanto, 2012: 51. Diferensiasi kurikulum berdasarkan pada enam dasar pemikiran Tomlinson dan Jarvis, yaitu: a. Pembelajaran ditempatkan ketika pengalaman siswa ada pada tingkat menengah, yang artinya diferensiasi kurikulum dirancang atau disiapkan ketika siswa diidentifikasi mempunyai pengalaman yang cukup menantang. b. Siswa mempunyai perbedaan dalam keterampilan, pengetahuan, dan kegiatan yang menantang maka sebenarnya siswa bersangkutan membutuhkan perbedaan pula dalam layanan. c. Siswa akan semakin menjadi lebih termotivasi dan bangkit ketika tugas yang diberikan serta materi yang dipelajari menarik minatnya. d. Siswa mempunyai hak untuk dikembangkan dan digali potensinya. e. Siswa sesungguhnya mempunyai beragam profil belajar yang sangat memengaruhi pada corak bagaimana cara terbaik siswa belajar. 33 f. Siswa akan mendapatkan cara belajar yang terbaik ketika di dalam kelas siswa merasa aman dan terdukung. Eko Supriyanto, 2012: 53 Kurikulum diferensiasi pada kelas layanan CI dapat dimunculkan dengan menggunakan berbagai cara, yaitu: 1 Menghilangkan deleting materi kurikulum yang sudah dikuasai siswa. 2 Menambahkan materi baru yang dengannya menjadikan kurikulum berbeda. 3 Menambahkan bahan kerja bagi siswa CI. 4 Menuliskan bahan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa CI. Eko Supriyanto, 2012: 55 Davis dan Rimm dalam Deden Saepul Hidayat 2013:47-49 menyebutkan bahwa diferensiasi yang dilakukan dalam kurikulum Cerdas Istimewa terdiri dari diferensiasi materi, proses, dan lingkungan belajar. Diferensiasi materi ditunjukkan dengan mempertimbangkan tingkat abstraksi materi, kompleksitas materi, variasi materi, pengorganisasian nilai belajar, dan memasukkan unsur studi manusia. Diferensiasi proses dengan mempertimbangkan penggunaan ranah kognitif, tugas yang divergen, penemuan baru, bukti penalaran, kebebasan untuk memilih kegiatan, interaksi kelompok, dan variasi kecepatan belajar. Diferensiasi lingkungan meliputi belajar dalam lingkungan yang aktual, batasan waktu fleksibel, lingkungan memungkinkan pelaksanaan penelitian, peserta didik bekerja sama dengan mentor. 34 Jadi, kurikulum yang diberlakukan untuk siswa kelas CI harus ada pengembangan berupa diferensiasi. Melakukan diferensiasi dalam kurikulum ini dapat dengan cara menghilangkan materi, menambahkan materi, menambah bahan kerja, dan menuliskan bahan baru. Diferensiasi lainnya dapat melalu diferensiasi proses, materi, dan lingkungan belajar. Hal ini dimaksudkan agar potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal.

C. Penelitian yang Relevan