Alur Berpikir KAJIAN PUSTAKA

35 Pendidikan yang disampaikan kepada SD Muhammadiyah 2 Pontianak demi perbaikan pelaksanaan program kelas CI yang dirasa perlu diperbaiki. Penelitian oleh Warni Kartika Dewi 2015 dengan judul Evaluasi Pelaksanaan Program Cerdas Istimewa CI Akselerasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta, menggunakan metode penelitian evaluatif menyimpulkan pelaksanaan program CI Akselerasi mengacu pada kurikulum KTSP tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, identifikasi siswa dan biaya sudah baik, kegiatan evaluasi belum dilaksanakan secara sistematis, kualitas lulusan ada penurunan, dan ada permasalahan mengenai sosialisasi siswa CI. Penelitian oleh Diah Arlita Oktaviany 2015 dengan judul Pengelolaan Program Kelas Khusus Bagi Anak Cerdas Istimewa CI di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta, menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menghasilkan kesimpulan pelaksanaan program CI masih memiliki beberapa kekurangan di beberapa aspek, sehingga perlu adanya perbaikan agar pengembangan potensi peserta didik kelas CI lebih maksimal. Pengelolaannya meliputi perencanaan peserta didik, pelaksanaan pembinaan kurikuler dan ekstrakulikuler, dan pengawasan program.

D. Alur Berpikir

Implementasi kebijakan dalam satuan pendidikan perlu membentuk agen-agen mulai dari tingkat nasional sampai tingkat sekolah sebagai pelaksana agar kebijakan berjalan sesuai dengan gagasan yang telah diberikan. Seperti dalam implementasi kebijakan kelas Cerdas Istimewa, 36 dalam pedoman yang ada telah diatur mengenai teknis pelaksanaannya. Dimulai dari proses sekolah untuk dapat membuka kelas CI dengan beberapa tahapan, yaitu dengan identifikasi dan asesmen peserta didik kemudian diajukan kepada Dinas Pendidikan Kota Kabupaten, setelah itu verifikasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi, dan jika memang memenuhi standar akan disetujui oleh Gubernur. Kelas CI ini ada untuk memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan siswa lain, salah satunya dengan IQ minimal 130, kemudian siswa juga memiliki beragam kemampuan seperti kreativitas dan komitmen terhadap tugas yang tinggi. Proses yang harus diselenggarakan sekolah untuk mendapatkan siswa dengan kriteria tersebut yaitu dengan mengadakan seleksi, diantaranya seleksi nilai akademik di tingkat pendidikan sebelumnya, tes psikologi, tes wawancara ahli, serta tes akademik wawancara dengan standar tertentu. Ketika sekolah dapat melakukan tes tersebut, maka siswa yang lolos dengan standar yang telah ditentukan IQ 130, CQ minimal +1, dan TC tinggi, adalah siswa cerdas istimewa. Sekolah di sini bertanggungjawab memberikan layanan pendidikan guna mengembangkan potensinya. Mulai dari guru yang mengajar di kelas CI harus memiliki standar kualitas tinggi mengenai semua aspek persekolahan, kemudian guru yang memberikan aktivitas belajar sesuai dengan kebutuhan siswa, serta diferensiasi dalam hal kurikulum. Jadi di sini memang akan terlihat perbedaan karakteristik siswa dan perbedaan layanan belajar antara siswa kelas CI dengan siswa kelas Reguler. 37

E. Pertanyaan Penelitian