72 Kekurang nyamanan tersebut disampaikan oleh siswa kelas CI sebagai
berikut: “Kalau dulu sebelum Ujian Nasional kelas CI 1 dan CI 2 di
Laboratorium, itu tidak enak karena kursi di Laboratorium tidak ada sandarannya. Kalau sekarang sudah enak, tetapi ruangannya lebih
sempit.” SIa wwc, 15 April 2016 Keadaan ruang kelas yang sekarang ini ruang kelas yang sama dengan yang
di tempati oleh siswa Reguler membuat siswa kelas CI dan guru lebih nyaman dalam belajar. Guru tentunya berharap dengan ruang kelas yang lebih
nyaman ini dapat meningkatkan prestasi siswa, seperti yang disampaikan oleh Ibu GDn sebagai berikut:
“Jadi kalau mereka di kelas yang nyaman seperti kelas yang lain, itu saya yakin itu jauh lebih baik prestasinya.” GDn wwc, 14 April 2016
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa kendala yang dihadapi guru dan siswa kelas CI ketika belajar di kelas adalah
keterbatasan ruang belajar yang pernah dialami siswa CI kelas X. Siswa yang belajar di ruang laboratorium ini merasa kurang nyaman dan kurang fleksibel
dalam menjalankan proses pembelajaran.
4. Kurikulum untuk Peserta Didik Kelas CI SMA N 1 Wonogiri
Kurikulum yang dipakai oleh SMA N 1 Wonogiri adalah kurikulum 2013. Kurikulum ini memiliki acuan atau patokan dari pemerintah yang harus
diikuti oleh sekolah Dok. Penggunaan kurikulum 2013 ini membuat guru memiliki dasar yang jelas mengenai materi yang akan disampaikan,
selanjutnya guru akan mengembangkan sesuai dengan keadaan siswa yang
73 dituangkan dalam bentuk RPP Dok. Pengembangan kurikulum yang
dilakukan oleh guru dengan keadaan siswa kelas CI yang mandiri, aktif belajar, antusias dalam mengembangkan materi dan lain-lain seperti yang
disebutkan dalam karakteristik siswa diatas. Atas dasar tersebut guru melakukan pengembangan kurikulum, seperti yang disampiakan oleh Bapak
GSi selaku guru yang mengajar di kelas CI, bahwa pengembangan disesuaikan dengan kemajuan siswa sebagai berikut:
“Kurikulum itu dasarnya sudah ada draf kurikulum dari pemerintah pusat, sehingga guru yang bersangkutan atau yang mengampu bidang
pelajaran masing-masing kemudian mengembangkan kurikulum yang ada. Artinya, pengembangan silabus yang ada disesuaikan dengan
materi yang ada dan juga disesuaikan dengan kemajuan siswa. Istilahnya kalau di Reguler itu apa adanya, tetapi untuk CI memang
lain, ada pemadatan, pengembangan yang lebih banyak.” GSi wwc, 13 April 2016
Siswa yang mandiri ini juga menjadi pertimbangan Ibu GSt dalam mengembangkan kurikulum. Ibu GSt akan banyak menyiapkan bahan belajar
yang merangsang keingintahuan siswa mengenai materi yang sedang dipelajari. Keterangan tersebut didapat melalui pernyataan Ibu GSt sebagai
berikut: “Iya dalam hal kemandirian, siswa kelas CI lebih mandiri, sehingga
saya harus membuat materi yang akan merangsang mereka mencari tau lebih dalam lagi mengenai materi tersebut.” GSt wwc, 14 April 2016
Nilai yang harus dicapai oleh siswa kelas CI dalam Kriteria Ketuntasan Minimum KKM sama dengan siswa kelas Reguler, akan tetapi dengan
otoritas guru mengembangkan kurikulum siswa CI maka guru memiliki standar nilai yang lebih tinggi untuk siswa CI. Seperti pernyataan dari Ibu
GSt sebagai berikut:
74 “Saya otomatis menginginkan kompetensi yang lebih, misalnya di batas
nilai kelulusan itu 80, khusus di CI harus lebih dari itu. Tapi itu tidak secara mutlak di seluruh guru atau mata pelajaran, hanya otoritas saya
saja. Jadi otoritas saya, bukan secara umum, kalau secara umum kan
sebenarnya sama antara kelas CI dan Reguler.” GSt wwc, 14 April 2016
Bapak GSd menyatakan hal yang sama, bahwa: “Kalau silabus modelnya sekarang sudah ditentukan oleh pusat karena
menggunkan kurikulum 2013. Kalau untuk penilainnya, akan dilakukan pengembangan di penilaian, dari aspek pengetahuan keterampilan dan
sikap itu harus dibuat dulu oleh gurunya. Standar mereka sama, hanya saja mereka memang lebih hasilnya. Nanti kalau dibedakan kita buat
aturan baru lagi. Standar ketuntasan sama, misalkan minimal 75 mereka bisa mendapat nilai 83, jadi mereka hasilnya di atas rata-
rata.” GSd wwc, 14 April 2016
Jadi, kurikulum yang diterapkan di SMA N 1 Wonogiri bagi siswa kelas CI sama dengan siswa kelas Reguler yaitu kurikulum 2013.
Pengembangan kurikulum yang seharusnya dikembangkan oleh guru guna memenuhi kebutuhan siswa dalam pengoptimalan potensi sesuai pedoman
Direktorat Pembina PLB dan juga arahan Eko Supriyanto seharusnya dilakukan dengan diferensiasi kurikulum belum dilakukan oleh sekolah.
Diferensiasi dapat dilakukan dengan mengurangi materi kemudian menambah materi serta bahan kerja atau dengan diferensiasi materi, proses, dan
lingkungan belajar. Di sini sekolah baru melakukan pengurangan materi serta menaikkan standar nilai yang harus dicapai oleh siswa.
5. Program Kegiatan Pendukung Pelaksanaan Kebijakan Kelas CI