Sekolah Lanjut Usia Golden Geriatric Club sebagai Wujud Asas
35 model –model evaluasi program yang dapat dikelompokkan ke dalam
enam kategori, yaitu: a. Model evaluasi terfokus pada pengambilan keputusan
b. Model evaluasi terhadap unsur –unsur program, c. Model evaluasi terhadap jenistipe kegiatan program,
d. Model evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, e. Model evaluasi terhadap pencapaian tujuan program, dan
f. Model evaluasi terhadap hasil dan pengaruh progam. Sementara Kaufman dan Thomas membedakan model evaluasi
menjadi delapan, yaitu: a. Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler.
b. Goal free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven. c. Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael
Scriven. d. Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
e. Responsive Evaluation Model,
dikembangkan
oleh Stake. f. CSE – UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi
dilakukan. g. CIPP Evaluation Model, yang dikembangkan oleh Stufflebeam.
h. Discrepancy Model, yang dikembangkan oleh Provus. Suharsimi dan Cepi, 2007:24.
Penelitian ini menggunakan model evaluasi CIPP sebagai alat untuk mendeskripsikan keadaan konteks, input, proses, dan produk dari
36 program sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club, dengan menggunakan
model evaluasi CIPP diharapkan deskripsi tentang program sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club bisa lebih rinci dan sesuai dengan tujuan
penelitian untuk mendeskripsikan keadaan konteks, input, proses, dan
produk program. Model evaluasi CIPP pertama kali ditawarkan oleh Stufflebeam
pada tahun 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA the Elementary and Secondary Education Act. Stufflebeam memaparkan
definisi evaluasi ketika mengevaluasi ESEA sebagai berikut: “Evaluation is the process of delineating, and providing descriptive
and judgmental information about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and impacts in order to
guide decision making, serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena.”
Berdasarkan definisi yang dipaparkan oleh Stufflebeam di atas bahwa
evaluasi adalah
proses menggambarkan,
mendapatan, dan
menyediakan informasi hasil penggambarana dan pengendalian tentang keguanaan
dan keuntungan
dari beberapa
tujuan objek,
model, pengimplementasian, dan dampaknya dalam rangka untuk mengarahkan
pengambilan keputusan, melayani kebutuhan akan keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, dan memberikan pemahaman atas fenomena yang
dihadapi. Menurut Stufflebeam definisi di atas merupakan ringkasan dari
kunci konsep model evaluasi CIPP yang mengandung tiga tujuan dalam evaluasi
yaitu, guiding
decision making,
providing records
for
37 accountability,
and promoting
understanding of
the involved
phenomena...” Stufflebeam,
1985: 159.
Membimbing pembuatan keputusan,
menyediakan catatan
atas kegiatan
yang harus
dipertanggungjawabkan, dan memberikan pemahaman atas fenomena yang dihadapi. Pengertian tersebut menerangkan bahwa tujuan evaluasi model
CIPP tidak hanya mengambil keputusan pada akhir program selesai dilaksanakan,
melainkan secara
bertahap dengan
tujuan untuk
mendapatkan keputusan yang tepat, mendapatkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan yang kemudian dapat di jabarkan dalan data
yang menggambarkan fenomena yang ditemui di lapangan. Konsep CIPP ditawarkan oleh Stufflebeam dengan padangan
bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Evaluasi model CIPP dapat diterapkan dalam berbagai
bidang, seperti pendidikan, manajemen, perusahaan, dan lain –lain. Dalam bidang pendidikan Stuflebeam menggolongkan sistem pendidikan atas 4
dimensi, yaitu context, input, process dan product. Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan sasaran evaluasi, yang tidak
lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan.