Ciri –ciri Pendidikan Sepanjang Hayat

29 ragam program pendidikan sepanjang hayat yang menggambarkan kepentingan seseorang untuk belajar kembali, mempelajari sesuatu yang baru baginya. Menurut Dwi Siswoyo, dkk 2007:166 ragam pendidikan sepanjang hayat adalah sebagai berikut: a. Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidupnya dalam arti luas: kebutuhan “survival” b. Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerja c. Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri d. Pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan mental dan rekreasional. Berdasarkan ragam pendidikan sepanjang hayat di atas dapat kita lihat bahwa motivasi individu yang berbeda –beda membuat ragam pendidikan sepanjang hayat yang juga lebih bervariasi. Ada yang memang sebuah kebutuhan dasar yang mendesak, namun ada juga sebagai bentuk rekreasi dan hiburan di waktu luang atau masa tua. Sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club yang merupakan salah satu bentuk pendidikan merupakan salah salah satu ragam pendidikan sepanjang hayat yang termasuk dalam pendidikan untuk pemenuhan kenutuhan mental dan rekreasional. Ada yang mengikuti latihan untuk menenangkan batin, menyenangkan hati, dan mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk belajar, tetapi warga belajar tetap terus belajar karena belajar merupakan sebuah kebutuhan dan menyenangkan. 30

4. Pendidikan Orang Dewasa Sebagai Salah Satu Bentuk Asas Pendidikan Sepanjang Hayat

Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi, orang dewasa membutuhkan keterampilan untuk menyesuaikan diri memiliki skill yang relevan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Banyaknya lembaga lembaga kursus dengan sasaran manusia dengan usia dewasa merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah tersebut. Sebagai sistem pendidikan, implementasi pendidikan orang dewasa hendaknya diorganisis, untuk membantu belajar masa dewasa di seluruh tingkatan masyarakat. Pendidikan orang dewasa meliputi segala bentuk pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh orang dewasa, pria maupun wanita, sesuai dengan bidang perhatian dan kemampuannya. Pendidikan orang dewasa memiliki suasana belajar yang berbeda dengan suasana belajar yang biasa kita temui di pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam pendidikan orang dewasa dapat ditemui beberapa suasana belajar diantaranya; 1 Berisi kumpulan manusia aktif. Maksudnya disini adalah pada pendidikan orang dewasa pembimbing, tentor, atau fasilitator bukanlah menjadi pusat pengetahuan. Peserta didik atau sebutan sejenisnya merupakan partner diskusi dan fasilitaror adalah pematik untuk membahas sebuah materi; 2 Suasana hormat – menghormati. Pada orang dewasa akan kita temui kepuasan apabila pendapat yang ia kemukakan dihormati baik oleh teman sejawat atau oleh pembimbing. Hal ini bisa menjadi mematik motivasi orang dewasa 31 untuk belajar; 3 Suasana percaya. Peserta didik perlu mendapatkan kepercayaan dari rekan sejawat dan juga pembimbing sama halnya mereka juga perlu mempercayai pembimbing; 4 Suasana penemuan diri. Penemuan diri maskudnya adalah orang dewasa dapat menemukan sendiri masalahnya dan mencari solusinya dengan bimbingan fasilitaror, dengan demikian peserta didik dapat memahami kelemahan dan kelebihan diri sendiri; 5 Suasana harga –menghargai. Selain menghormati, menghargai pendapat teman adalah bentuk dari penghargaan bahwa setiap manusia itu unik dengan gaya pikir masing – masing; 6 Suasana tak mengancam. Kebebasan mengemukakan pendapat dengan kemungkinan benar atau salah, yang hasilnya tidak akan berpangaruh ancaman kepada pesert didik. Misalnya jika salah berpendapat maka akan dipecat; 7 Suasana keterbukaan. Terbuka untuk mengungkapkan diri, dan terbuka untuk mendengarkan orang lain; 8 Suasana mengakui kekhasan pribadi. Setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda –beda, sehingga pengakuan kepada setiap individu yang memiliki pemikiran berbeda adalah bentuk toleransi perbedaan; 9 Suasana membenarkan perbedaan. Perbedaan merupakan hal wajar yang justru dapat menambah variasi pengetahuan karenasetiap inividu memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda –beda; 10 Suasana mengakui hak berbuat salah. Kesalahan adalah hal yang wajar dari proses belajar; 11 Suasana membolehkan keraguan. Prinsip keraguan dalam suasana belajar orang dewasa