Evaluasi Proses Process Evaluation
44 Hal ini sesuai dengan pendapat Sax 1980: 598 yang menerangkan fungsi
evaluasi produk adalah “to allow to project director or teacher to make decision
regarding continuation,
termination, or
modification of
program”. Jadi, menurut Sax fungsi evaluasi adalah memperbolehkan
direktur program atau guru untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan keberlanjutan, dihentikan, atau program harus dimodifikasi.
Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapis 2000:14 evaluasi produk untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai
hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan diatas yaitu
evaluasi produk merupakan penialaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam makalah yang dipresentasikan dalam Annual Conference of the Oregon Program Evaluation Network OPEN Portland pada 2003,
Stufflebeam memperluas makna evaluasi produk menjadi : impact evaluation,
effectiveness evaluation,
sustainability evaluation
and transportability evaluation Eko Putro Widoyoko, 2010: 183.
Secara garis besar evaluasi produk merupakan penialaian yang dilakukan guna melihat keberhasilan atau ketercapaian program dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah
seorang evaluator
dapat memberikan
rekomendasi pada
penyelenggara program, apakah program dapat dilanjutkan, dikembangkan atau bahkan dihentikan. Berdasarkan penjelasan mengenai evaluasi produk
45 diatas dapat disimpulkan bahwa komponen -komponen evaluasi produk
secara garis besar bisa di simpulkan sebagai berikut: 1
Pengaruh utama meliputi tujuan program dan lulusan program, 2
Pengaruh sampingan yaitu kemungkinan keadaan yang bisa terjadi, 3
Keunggulan program meliputi kualitas lulusan, dan kualitas program Menurut Suharsimi Arikunto Cepi Safrudin 2007:8 wujud dari
hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk pengambil keputusan decision maker. Ada empat kemungkinan kebijakan yang
dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu:
1 Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut
tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
2 Merevisi program, karena ada bagian –bagian yang kurang sesuai
dengan harapan terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit. 3
Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan
memberikan hasil yang bermanfaat. 4
Menyebarluaskan program melaksanakan program ditempat –tempat lain atau mengulangi lagi program di lain waktu, karena program
tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
Kemungkinan –kemungkinan tersebut diatas merupakan wujud rekomendasi dari evaluasi program yang dilakukan secara terstruktur dan
dapat dipertanggungjawabkan, dibandingkan dengan metode evaluasi lain,
46 metode evaluasi model CIPP mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan evaluasi model CIPP diantaranya lebih keomprehensif, karena obyek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup
konteks, masukan input, proses maupun hasil. Sementara kekurangan metode evaluasi CIPP diantaranya adalah penerapan model evaluasi CIPP
dalam bidang program pembelajaran di kelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tanpa adanya modifikasi Eko
Putro Widoyoko, 2007:184 Berdasarkan uraian diatas, penulis menggunakan model evaluasi
CIPP karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui program sekolah lanjut usia terkait dengan keadaan konteks, input, proses dan
produk dari program sekolah lanjut usia di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club , dari penelitian deskriptif ini diharapkan pengetahuan
tentang program sekolah lanjut usia bisa lebih dimengerti oleh masyarakat umum, dan bisa menjadi contoh untuk mendirikan sekolah serupa dalam
hal menangani ledakan warga lanjut usia di Indonesia.