Penyelenggara progam Sekolah Lansia Golden Geriatric Club

95 oleh penasehat dan pengurus yayasan, mbak. Disesuakan juga dengan mata kuliah yang diminati, dosen Agama dari Dosen tetap di UII Yogyakarta, Dosen Kesehatan dari dokter umum dan ahli Gizi RSUD Sardjito, dan dosen Musik dari Dosen tetap jurusan musik di ISI Yogyakarta...” Informasi hasil penelitian yang didapatkan peneliti bahwa tugas dosen di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club adalah melaksanakan pendidikan sesuai tujuan dari program sekolah lanjut usia yaitu untuk membuat lansia bisa mandiri, berkarya dan bahagia di masa tua. Dosen di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club ada empat orang. Direktur yayasan juga menjelaskan bahwa dosen di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club merupakan orang yang kompeten dibidang keilmuan masing –masing yaitu gizi, dokter umum, dosen seni musik dan keagamaan. Tabel 6. Kualifikasi Dosen di Sekolah Lanjut Usia Golden Geriatric Club No Namainisial Pendidikan Pengampu Mata Kuliah 1 PS S3 Agama 2 YN S2 Gizi 3 EN S2 Kesehatan 4 GD S3 Musik Berdasarkan data hasil penelitian yang didapatkan peneliti dari dosen sebagai informan dan menurut data yang mendukung 96 bahwa kinerja dan kualitas sumber daya manusia dari dosen di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club berdasarkan kebutuahn program di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club dan masing – masing memiliki kompetensi dibidangnya. Masa kerja dosen yang sesuai dengan kompetensinya juga sudah tinggi sehingga dosen sudah berpengalaman dalam pemahaman materi dan dapat menyampaiakan atau menjawab pertanyaan kepada mahasiswa dengan maksimal.

3. Mahasiswa

Peserta didik di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club disebut “mahasiswa”. Mahasiswa dalam program pendidikan sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club adalah warga masyarakat Kota Yogyakarta, khususnya yang berusia 55 tahun ke atas, yang memiliki motiviasi untuk terus belajar, berkarya dan agar bisa hidup mandiri. Pada tahun 2009 mahasiswa dalam program sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club dibatasi sebanyak 20 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelas, namun semenjak tahun 2011 dijadikan satu kelas, hal ini dikarenakan untuk efisiensi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Rekruitment mahasiswa dilakukan dengan cara mengajak anggota keluarga dari siswa atau relasi pengurus Budi Mulia Dua Foundation, jika kuota kelas sudah penuh yaitu 20 mahasiswa, maka pihak sekolah belum bisa menerima mahasiswa baru. 97 Sekolah lansia Golden Geriatric Club tidak memiliki periode sekolah, hal ini dikarenakan pada sekolah lanjut usia yang membuat mahasiswa berkurang bukanlah kelulusan, melainkan faktor tutup usia atau kondisi kesehatan yang tidak memungkinlan lagi untuk sekolah. Hal ini disampaikan oleh Pak “YD” selaku ketua kelas mengatakan bahwa : “..berkurangnya mahasiswa karena usia, mbak. Kebanyakan karena sakit diusia tua atau meninggal, baru nanti kita tawarkan lagi ke mahasiswa yang pernah pengen ikut, jadi kita kontak lagi mereka untuk gabung...”. Proses seleksi mahasiswa baru dilakukan dengan cara penawaran langsung oleh pihak pengurus atau mahasiswa kepada keluarga atau relasi yang memang sudah dikenal. Ibu “SM” selaku masyarakat yang tinggal sekitar sekolah menuturkan: “..yang saya tau itu cuma kaya ngajak gitu, mbak. Saya pernah diajak temen saya yang udah disana. Tapi sayangnya kuota yang bisa ikut sekolah itu terbatas, jadi waktu itu saya ngga jadi ikut, penuh.” Setelah bersedia untuk ikut program sekolah, calon mahasiswa mendaftar ke sekolah lanjut usia GGC dengan membawa fotocopy ktp dan mengisi formulir pendaftaran di bagian administrasi. Hasil wawancara dengan mahasiswa sekaligus ketua kelas sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club dapat diuraikan bahwa mahasiswa di sekolan lanjut usia Golden Geriatric Club adalah mahasiswa yang berada dilingkungan sekolah lanjut usia Golden