Daftar hadir program sekolah lanjut usia di
111 perjalanannya mengalami perubahan, seperti dituturkan oleh Ibu
“MD” selaku manajer GGC: “Awalnya kami memiliki kurikulum dan modul yang sudah disusun oleh pihak manajerial GGC, tapi
melihat kondisi
mahasiswa yang
sering meminta
materi berdasarkan masalah atau tema yang mereka inginkan, jadi kita
fleksibel, Mbak. Melihat sasaran kita itu lanjut usia, kita juga
tidak bisa memaksakan...” Berdasarkan penjelasan Ibu “MD” tersebut diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa kurikulum di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club tidak paten dan materi belajar yang disusun oleh
Dosen merupakan materi yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan mahasiswa. Hal ini juga dijelaskan oleh Ibu “YN”
selaku Dosen
mata kuliah
kesehatan yag
menjelaskan: “...kurikulum kita tidak ada mbak, kami membuat materi dengan
ide kami sendiri atau lebih sering kita sepakati bersama dengan mahasiswa, tema apa yang akan kita bahas untuk pertemuan
selanjutnya...” Kurikulum pada dasarnya disusun untuk memudahkan dan
memetakan kegiatan belajar atau pendidikan yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Sekolah lanjut usia Golden Geriatric
Club yang merupakan salah satu bentuk implementasi pendidikan non formal memiliki kurikulum yang dibuat oleh pihak sekolah
pada awal berdirinya sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club
112 dalam perjalanannya kurikulum tidak lagi digunakan karena
mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan mahasiswa dalam kehidupan sehari –hari, tidak
adanya kurikulum tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran di GGC, hal ini mengingat
keseharian lanjut usia yang lebih sering bersinggungan dengan aktivitas keagamaan, permasalahan kesehatan, sementara musik
digunakan sebagai hobi, refreshing dan terapi.