Pengaruh Utama Program Sekolah Lanjut Usia Golden Geriatric

124 pendidikan di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club yang tidak mengikat. Permasalahan pemilihan waktu luang lanjut usia untuk mengikuti program sekolah lanjut usia memang sering juga ditemui dan hal ini terkadang menghambat kemajuan sekolah untuk menentukan perbaikan atau kebijakan baru. Hasil akhir pendidikan tidak ada di GGC, karena tidak ada kurikulum yang harus diaplikasikan dalam periode waktu tetentu, hal ini sesuai dengan penjelasan manajer GGC yang mengatakan bahwa tidak ada hasil setelah mengikuti program, karena tidak ada periode program yang membahas kurikulum tertentu. Tapi kalau melihat hasil selama proses bisa dilihat sesuai dengan tujuan program, yaitu para lansia bisa mandiri dan tentunya bahagia dimasa tua dengan adanya wujud pemenuhan teori kebutuhan aktualisasi diri menurut Knowles di GGC. Presentase alumni bisa didapat dengan melihat data alumni, namun di GGC belum ada database alumni. Data mahasiswa aktif dan yang tidak aktif tidak dipisahkan sehingga sulit untuk membedakan mana mahasiswa yang aktif dan mana mahasiswa yang sudah lama tidak aktif. Database alumni bisa membantu pihak sekolah dalam mencari informasi tentang alumni, misalnya alasan berhenti mengikuti program, berapa lama mengkuti program, prestasi yang pernah didapat, dan informasi lain mengenai alumni, selain itu database alumni juga bisa membantu peneliti dalam mengumpulkan data 125 mengenai presentase alumni, keterampilan alumni, dan hal lain yang bisa membantu dalam proses penelitian terkait alumni sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club.

b. Pengaruh Sampingan Program Sekolah Lanjut Usia

Golden Geriatric Club

1. Sikap Mahasiswa

Sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada lanjut usia potensial untuk bisa berkarya, mandiri dan bahagia. Selain itu, pengaruh lain yang bisa dilihat dari lanjut usia yang mengikuti program sekolah lanjut usia adalah sikap lansia yang diharapkan tidak menunjukkan kelemahan dan ketidakmandirian. Menurut Bapak “PS” selaku dosen mata kulian agama mengatakan bahwa: “Secara fisik, mereka memang sudah terlihat tua, tapi sikap mereka yang penuh semangat disetiap kelas menunjukkan bahwa mereka memiliki semangat belajar yang tinggi.” Menurut Bapak “KL” selaku anggota keluarga dari mahasiswa mengatakan: “Ibu jadi rajin masak sendiri, nyiapin makanan yang katanya dapat menu sehat dari dokter di sekolah, beliau jadi makin rajin olahraga...”. Selain sikap kepada orang – orang terdekat seperti keluarga, mahasiswa juga terlihat lebih respect kepada orang –orang dilingkungan sekolah. Seperti dikatakan oleh Ibu “YN” selaku dosen kesehatan bidang Gizi 126 yang mengatakan: “Awalnya ada ya mungkin yg menganggap saya sok pinter, karena mereka semua orang –orang terdidik, tapi lambat laun mereka respect, karena apa yang saya sampaikan memang mereka butuhkan”. Hal senada disampaikan oleh Ibu “MD” selaku manajer GGC yang mengatakan bahwa: “...ya kadang memang ada beberapa yang egois, menyepelekan, tapi kemudian kita mengajak dialog dan menyepakati materi yang akan dibahas, mahasiswa akhirnya bisa menghargai”. Sementara sikap mahasiswa dengan staff sekolah dan sikap mahasiswa dengan mahasiswa dikemukakan oleh Ibu “MD” yang mengatakan bahwa: “Baik. Sama staff sekolah baik, sama teman –teman apalagi, karena mereka kebanyakan saling kenal ...”. Sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada lanjut usia potensial untuk bisa berkarya, mandiri dan bahagia. Selain itu, sikap lansia juga diharapkan tidak menunjukkan kelemahan dan ketidakmandirian. Data wawancara dengan dosen menunjukkan sikap mahasiswa selama pembelajaran bahwa mahasiswa selalu aktif dalam setiap pembelajaran, hal ini menunjukkan semangat kemandirian mahasiswa yang cukup tinggi. Selain sikap semangat belajar di sekolah, sikap mandiri mahasiswa juga terlihat di rumah dengan menunjukkan mahasiswa bisa menyiapkan menu makanan