46 metode evaluasi model CIPP mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan evaluasi model CIPP diantaranya lebih keomprehensif, karena obyek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup
konteks, masukan input, proses maupun hasil. Sementara kekurangan metode evaluasi CIPP diantaranya adalah penerapan model evaluasi CIPP
dalam bidang program pembelajaran di kelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tanpa adanya modifikasi Eko
Putro Widoyoko, 2007:184 Berdasarkan uraian diatas, penulis menggunakan model evaluasi
CIPP karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui program sekolah lanjut usia terkait dengan keadaan konteks, input, proses dan
produk dari program sekolah lanjut usia di sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club , dari penelitian deskriptif ini diharapkan pengetahuan
tentang program sekolah lanjut usia bisa lebih dimengerti oleh masyarakat umum, dan bisa menjadi contoh untuk mendirikan sekolah serupa dalam
hal menangani ledakan warga lanjut usia di Indonesia.
D. Tinjauan Tentang Lansia
Lanjut usia merupakan sasaran dalam program sekolah lanjut usia Golden Geriatric Club. Lanjut usia yang dipandang sebagai individu yang
tidak lagi berdaya berusaha diberdayakan oleh sekolah melalui program sekolah lanjut usia. Berikut beberapa kajian terkait denga lanjut usia:
47
1. Tugas –Tugas Perkembangan Masa Lanjut Usia
Perkembangan manusia terus berjalan dari waktu ke waktu, masa usia lanjut juga merupakan proses perkembangan manusia, pada masa ini
tugas –tugas perkembangan juga harus diselesaikan, tentunya sesuai dengan tahapan usianya. Tugas –tugas perkembangan itu adalah Izzaty,
2004: 80: a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri
dengan kemunduran
dan berkurangnya
pendapatan. c. Menyesuaiakan diri atas kematian pasangannya.
d. Menjadi anggota kelompok sebaya. e. Mengikuti pertemuan –pertemuan sosial dan kewajiban –kewajiban
sebagai warga negara. f. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
g. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel.
Tugas –tugas perkembangan lanjut usia tentunya merupakan tanggungjawab masyarakat umum, karena keberadaan warga lanjut usia di
masyarakat, oleh karena itu penanganan masyarakat lanjut usia tidak bisa lepas dari peran masyarakat umum.
2. Kondisi Lanjut Usia
Di Indonesia, seperti diterangkan sebelumnya hal –hal yang terkait dengan lanjut usia diatur dalam suatu Undang –Undang yaitu Undang –
undang No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun.
Meningkatnya kondisi sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi serta meningkatnya pendidikan berdampak pada meningkatnya rata –
rata umur harapan hidup penduduk. Keberadaan lanjut usia awalnya
48 menjadi garapan ilmu kedokteran yang memang sangat besar peranannya
dalam membawa lanjut usia menjadi sehat, dan mempengaruhi proses fisiologisnya sehingga memperpanjang hidup seseorang.
Berkaitan dengan ini munculah gerontologi, yaitu suatu pendekatan ilmiah dari berbagai aspek proses ketuaan yaitu kesehatan, sosial,
ekonomi, perilaku, lingkungan dan lain –lain Dep Kes RI, 1998. Adapun aspek –aspek dalam gerontologi yang spesifik yang penting yaitu aspek
biologik, psikologik, sosial, ekonomi, dan kesehatan, dibidang kesehatan muncul geriatri yang merupakan cabang dari ilmu kedokteran yang
memusatkan pada proses penuaan dan hubungan antara usia dengan kondisi kesehatan. Adapun beberapa kemunduran kondisi yang dialami
pada masa lanjut usia yaitu diantaranya kemunduran kondisi fisik, kemunduran kondisi kognitif, kondisi pekerjaan masa pensiun, kondisi
sosial emosional. Lima tahun menjelang masa pensiun, pengaruh proses menjadi tua
mengalami percepatan bagi kebanyakan individu dan adanya loncatan tajam dalam menderita sakit, baik fisik maupun mental. Dalam situasi
yang mendorong
orang mendekati
limit kemampuan
fisik atau
intelektualnya, terlihat adanya kemerosotan dalam kompetensi Anisah Basleman dan Syamsu Mappa 2011:21. Departemen Kesehatan RI1998
menyatakan bahwa menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat dari gejala kemunduran fisik antara lain:
49 1.
Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis – garis yang menetap;
2. Rambut mulai berubah dan menjadi putih;
3. Gigi mulai tanggal;
4. Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang;
5. Mulai lelah;
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah;dan
7. Kerampingan tubuh menghilang, terjadi timbunan lemak terutama
dibagian perut dan pinggul. Dari keterangan diatas yang dimaksud kemuduran fisik merupakan
kondisi dimana orang lain dapat melihat dengan nyata kondisi fisik masyarakat lanjut usia. Dari kondisi fisik yang tampak masyarakat dapat
menyimpulkan bahwa apakah seseorang sudah memasuki masa lanjut usia. Jika ciri –ciri diatas tampak dalam fisik seorang individu, maka dengan
mudah seseorang mengetahui bahwa individu tersebut masuk dalam fase lanjut usia. Namun, ada beberapa individu yang rajin merawat tubuh atau
karena gen keturunan memiliki kondisi fisik yang tampak muda, namun seseorang yang berusia diatas 60 tahun tetap merupakan masyarakat lanjut
usia. Selain kemunduran fisik, Departemen Kesehatan RI 1998
menyatakan bahwa menjadi tua ditandai oleh adanya kemunduran – kemunduran kognitif antara lain sebagai berikut:
1. Mudah lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik;