Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu

aspek ekologi - ekonomi memiliki skor 7,8 dan dari aspek ekologi - sosial memiliki skor sebesar 7,9. Sehingga Skenario-1 merupakan skenario yang layak untuk direkomendasikan, karena pemanfaatannya berkelanjutan secara ekologi, ekonomi dan sosial. Tabel 48 Hasil analisis investasi, pendapatan, dinamis, dan MCDM No Analisis S k e n a r i o 1 2 3 1 Investasi : - NPV Rp - Net BC - IRR 17.375.162.171 2.93 35,99 848.277.947 1.07 5,23 18.695.957.666 2.98 36,00 2 Pendapatan Rp bulan 3.997.740 1.042.889 4.224.470 3 Dinamis Sumberdaya, ekonomi, dan sosial berkelanjutan Sumberdaya dan ekonomi tidak berkelanjutan Sumberdaya berkelanjutan 4 MCDM : • ekologi - ekonomi • ekologi - sosial • ekonomi - sosial 7.8 7.9 7.7 6.9 7.3 8.1 6.6 5.5 7.4 Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 48 menunjukkan bahwa hasil analisis terhadap Skenario-1, Skenario- 2, dan Skenario-3 berdasarkan analisis investasi, analisis pendapatan, analisis dinamis, dan analisis MCDM, maka skenario investasi yang layak adalah skenario effort optimal – yield optimal Skenario-1.

5.6.2 Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu

Kegiatan di wilayah pesisir tidak dapat dipisahkan dari kegiatan-kegiatan sektor lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sumberdaya pesis ir. Mengingat Indonesia memiliki potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang cukup besar, menjadi modal utama bagi kelangsungan pembangunan di sektor kelautan, dan dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan. nasional secara keseluruhan. Oleh sebab it u dalam pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan, harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu integrated coastal management ICM yaitu pengelolaan sumberdaya ala m hayati, non-hayati, sumberdaya buatan, dan jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir dan lautan yang dilakukan tidak berdiri sendiri, tetapi dilakukan secara menyeluruh dan merupakan kesatuan dengan ekologi, kehutanan, pertambangan, pertanian, pariwisata, peternakan, perhubungan, dan pemukiman, serta mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya, serta masyarakat yang terlibat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan. Wilayah pesisir dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk berbagai kepentingan multiple use, sehingga berpotensi menimbulkan konflik. Pengelolaan wilayah pesisir dengan rejin akses terbuka open access, berimplikasi terhadap adanya satu kekuatan lebih yang menguasai sumberdaya dan membatasi akses masyarakat pesisir untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di wilayah pesisir. Sementara rejim pengelolaan tradisional common property, pemilikan pribadiswasta quasi-private property serta penguasaan pemerintah state property masih berlaku . Konsep pembangunan berkelanjutan pada umumnya bertujuan untuk memelihara keseimbangan antara lingkungan alam dan manusia untuk generasi yang akan datang. Perubahan populasi dunia dan distribusi ekonomi nasional atau lokal untuk membuat satu konsep evolusi, selanjutnya pengembangan yang mencakup manajemen dan interaksi antara ekonomi, ekologis, dan variabilitas sosial dan alam, dimana ekosistem dan gaya hidup terjadi bersamaan. Oleh sebab itu diperlukan pendekatan yang dinamis, progresif, serta berorientasi pada tujuan pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan FAO, 1998. 5.6.3 Kebijakan Investasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan 5.6.3.1 Kebijakan Divestasi