Pembang unan Berbasis Masyarakat

tersebut dijelaskan bahwa Kabupaten Pekalongan sudah mengalami tangkap lebih overfishing dengan pendapatan riil masyarakat pesisir sebesar Rp. 217.500 perbulan, sedangkan upah minimum regional UMR sebesar Rp. 315.000,-. Halnya dengan Kabupaten Boalemo yang kondisi penangkapan ikan yang masih dibawah hasil tangkapan maksimum lestari, dimana pendapatan riil masyarakat pesisir sebesar Rp. 258.500 perbulan, dan UMR sebesar Rp. 375.000,-. Sehingga kedua Kabupaten ini termasuk kategori miskin sehingga perlu diberdayakan melalui micro banking. Sementara upah minimum regional UMR yang berlaku di Kabupaten Pohuwato sebesar Rp 500.000 PEMDA Kabupaten Pohuwato, 2005. Pada era reformasi keadaan perekonomian tidak semakin baik, banyaknya pengangguran, korupsi semakin tidak teratasi, kriminalitas meningkat, penegakan hukum rendah, yang membuat Indonesia semakin terpuruk, sehingga banyak investor asing yang enggan menanamkan modal di Indonesia dan mengalihkannya ke negara lain, alasannya karena Indonesia tidak aman. Keterpurukan ekonomi ini secara keseluruhan membuat rakyat tidak berdaya termasuk masyarakat nelayan terutama nelayan tradisional. Untuk meningkatkan pendapatan nelayan Monintja, 1996 dapat dilakukan melalui perbaikan sistem harga ikan yang berlaku, seperti ; 1 Upaya penyuluhan untuk memperkenalkan teknologi baru yang dapat meningkatkan mutu ikan sehingga produk ikan akan memiliki nilai ekonomis. 2 Meningkatkan keterampilan nelayan terutama untuk menangkap ikan yang memiliki nilai jual tinggi. 3 Upaya penyediaan fasilitas perkreditan terutama untuk usaha nelayan. 4 Peningkatan sarana dan prasarana produksi. 5 Pembinaan terhadap KUD. 6 Bantuan modal dalam bentuk perkreditan. 7 Pemberian fasilitas sarana dan prasarana pelelangan ikan seperti TPIPPI dan sebagainya.

2.5.3 Pembang unan Berbasis Masyarakat

Untuk mewujudkan tatanan masyarakat dalam kerangka pemberdayaan masyarakat nelayan, diperlukan suatu komunitas community yaitu satu kesatuan masyarakat yang ukurannya relatif kecil sehingga terjadi hubungan yang intensif ke dalam dari pada ke luar dan memiliki kesamaan tertentu. Karakteristik komunitas sendiri terdiri dari, 1 primordial community yaitu komunitas yang memiliki kesamaan suku, agama, dan ras, 2 occupation community yaitu komunitas yang anggotanya memiliki kesamaan pekerjaanprofesi, dan 3 spatial community yaitu komunitas yang terbentuk karena kesamaan tempat tinggal. Istilah pemberdayaan muncul sebagai kritik terhadap model pembangunan yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi dan berharap bahwa pendekatan Trickle Down Effect menetes kebawah sebagai formula yang ampuh untuk mewujudkan pemerataan pembangunan. Friedman 2001 yang diacu Wirutomo et al. 2003 pemberdayaan empowerment mendapatkan kekuatan power, hal ini dikaitkan denga n kemampuan golongan miskin untuk mendapatkan akses ke sumber-sumber daya yang menjadi dasar dari kekuasaan dalam suatu sistem atau organisasi. Dengan akses tersebut mereka menjadi mandiri dalam proses pengambilan keputusan sehingga mampu keluar dari kemiskinan . Tujuan pemberdayaan adalah menjadikan komunitas mandiri terhadap agen- agen eksternal, dalam menyusun agenda maupun menangani urusan- urusannya sendiri. Proses ini menekankan pada segi capacity building dan dukungan dari pada stakeholders. Pemberdayaan kemudian menjadi pendekatan bagi pembangunan alternatif yang lebih menitikberatkan pada pendekatan bottom-up dengan menempatkan rakyat miskin sebagai prioritas serta memberikan ruang partisipasi yang besar pada masyarakat. Dengan demikian pembangunan ini berpusat pada masyarakat people-centered development dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Sehubungan dengan telah dilaksanakannya UU No.322004 dan UU No. 332004, diharapkan proses pengambilan kebijakan yang dilakukan di tingkat daerah akan lebih efektif dan efisien dan tepat sasaran, karena pembuat kebijakan adalah orang yang lebih memahami kondisi di daerah. Suatu kebijakan yang arif apabila pemanfaatan sumberdaya alam di sektor perikanan dapat mensejahterakan masyarakat nelayan dan dapat menambah pendapatan asli daerah maupun devisa negara. Adanya undang- undang tersebut diatas diharapkan mampu mendukung diterapkannya ekonomi nasional yang berbasis pada masyarakat atau ekonomi kerakyatan. Krisis multi dimensional yang dialami bangsa Indonesia, telah memperburuk iklim usaha nasional dan hal ini yang mendorong serta menyadarkan banyak pihak begitu pentingnya tata ekonomi baru yang kokoh dan bersumber pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan secara luas dan menyeluruh. Pembanguna n daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional harus mampu menjalankan makna dari UU No. 322004 dan UU No. 332004 melalui penguatan ekonomi berbasis sumberdaya yang ada pada masyarakat.

2.6 Pendekatan Tangkapan Maksimum Lestari