Selain menghitung potensi sumberdaya ikan yang optimal, juga dilakukan perhitungan menge nai produksi lestari dalam kurun waktu 15 tahun yang dimulai
dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2004, dan hasil perhitungan disajikan pada Lampiran 3. Tahun 1990 sampai dengan tahun 1993 produksi aktual dibawah
produksi lestari, tetapi tahun 2003 produksi aktual sedikit diatas produksi lestari, selanjutnya produksi aktual selama kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 1995
hingga tahun 2000 menunjukkan produksi aktual belum melampaui produksi lestari, namun pada tahun 2001 sampai tahun 2003 terjadi peningkatan produksi
aktual yang melebihi produksi lestari sehingga telah terjadi tangkap lebih overfishing, kondisi ini terjadi pada saat Gorontalo telah memisahkan diri dari
Provinsi Sulawesi Utara, dan membentuk Provinsi Gorontalo 5 Desember 2000. Tahun 2004 produksi aktual berada diatas produksi lestari, namun secara
keseluruhan produksi aktual sangat fluktuatif, sementara produksi lestari konstan Gambar 11.
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun Produksi
Gambar 11 Grafik perbandingan antara produksi aktual dan produksi lestari sumberdaya ikan layang di Kabupaten Pohuwato
5.1.3 Alokasi Optimal Dinamik
Pendekatan optimal dinamik dilakukan karena tangkapan yield dan upaya tangkap effort pada industri perikanan tidak bersifat statis, industri perikanan
Produksi aktual
Produksi lestari
Pemekaran Provinsi Gorontalo
bergerak mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi pada sumberdaya dan faktor eksternal lainnya.
Tabel 35 Hasil analisis optimal dinamik
Keterangan Optimal dinamik
MSY SO
MEY OA
X 41.400,16
46.264,03 47.935,86
3.343,66 Y
10.355,68 12.398,66
12.382,47 1.727,42
E 46
49 48
95
p 88.512.655,18
106.953.475,24 107.104.022,11
-
Sumber : Hasil Analisis Data Berdasar Tabel 35 menunjukkan hasil analisis dinamik diperoleh tangkapan
optimal Y
opt
sebesar 10.355,68 ton per tahun dengan biomassa sebesar 41.400,16 ton per tahun, dengan rente yang diperoleh sebesar Rp 88.512,18 yang
jumlahnya lebih kecil dari rente yang diperoleh pada rejim pengelolaan sole owner
MEY sebesar Rp 107.104.022,11 dan rejim maximum sustainable yield MSY sebesar Rp 106.953.475,24. Pada rejim maksimum tangkapan secara
ekonomi maximum economic yield MEY memberi keuntungan yang lebih besar dengan input yang rendah. Sementara upaya tangkap optimal E
opt
dinamik sebesar 46 unit, jumlah ini lebih kecil dari effort yang ada pada rejim pengelolaan sole owner MEY yaitu 48 unit, dan effort pada rejim maximum
sustainable yield MSY sebesar 49 unit. Jika dibandingkan dengan effort pada
rejim akses terbuka open access menunjukkan penggunaan effort sebesar 95 unit, dimana jumlah ini lebih besar dari jumlah effort pada rejim MEY maupun
MSY . Begitupun dengan sumberdaya perikanan pada rejim open access akan
mencapai keseimbangan, apabila penerimaan total total revenue TR sama dengan total pengeluaran total cost TC, sehingga profit sama dengan nol
p
=0. Telah terjadi penggunaan effort yang cukup besar dan pada jangka panjang akan
menguras sumberdaya yang ada, jika keadaan ini terjadi secara terus menerus, maka banyak ne layan akan kehilangan pekerjaan karena tangkapan berkurang,
dan pemanfaatannya bertentangan dengan pegelolaan sumberdaya perikanan yang bertanggung jawab.
5.2 Analisis Investasi Optimal 5.2.1 Analisis Investasi
5.2.1.1 Net Present Value NPV
Analisis investasi dilakukan berdasarkan kriteria finansial untuk memperoleh nilai net present value NPV, net benefit cost Net BC, dan internal
rate of return IRR. Dalam melakukan analisis finansial diasumsikan kondisi
perekonomian dalam keadaan stabil, umur proyek 8 tahun, tingkat bunga 12, harga ikan diperoleh dari rata-rata harga ikan yang dominan tertangkap, dan
triptahun 120 trip dengan target penangkapan adalah ikan layang Decapterus spp
. Dalam melakukan analisis finansial menggunakan tingkat pemanfaatan pada rejim pengelolaan maximum economic yield MEY dimana nilai yield
optimal Y
opt
sebesar 12.382,47 ton per tahun, effort optimal E
opt
adalah 48 unit yang diperoleh dari hasil analisis bioekonomi, sementara nilai yield aktual Y
act
adalah 13.084,73 ton per tahun dan effort aktual E
act
184 unit. Berdasarkan nilai tersebut dilakukan skenario investasi yaitu ; 1 effort optimal-yield optimal 2
effort aktual-yield optimal, dan 3 effort optimal-yield aktual.
Dari ketiga skenario tersebut selanjutnya dilakukan analisis investasi untuk memperoleh nilai NPV, Net BC, dan IRR agar dapat menentukan apakah
investasi layak. Komponen biaya yang digunakan terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi adalah biaya pembelian armada
penangkapan yang diperoleh dari harga kapal, mesin dan alat tangkap. Biaya tetap terdiri dari biaya perawatan kapal, mesin, alat tangkap, dan biaya penyusutan.
Sementara biaya variabel yaitu biaya BBM, konsumsi, upah ABK, retribusi, dan lain- lain. Hasil perhitungan dari NPV, Net BC, dan IRR disajikan pada
Lampiran 4, 5, dan 6. Tabel 36 Nilai net present value NPV
No Skenario
NPV Rp
1 Effort
optimal-yield optimal E
opt
- Y
opt
17.375.162.171 2
Effort aktual-yield optimal E
act
– Y
opt
848.277.947 3
Effort optimal-yield aktual E
opt
- Y
act
18.695.957.666
Sumber : Hasil Analisis Data