Analisis Kebijakan Metode Analisis Data

itu agar dapat memahami masalah internal secara lebih rinci. Pemahaman ini berguna untuk memberi solusi yang terbaik dalam pengambilan keputusan.

3.4.6 Analisis Kebijakan

Kebijakan adalah suatu perangkat pedoman yang memberikan arah terhadap pelaksanaan strategi- strategi pembangunan Suharto, 2005. Selain itu Titmuss 1974 dalam Suharto 2005 mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Selain itu kebijakan senantiasa berorientasi kepada masalah problem-oriented dan berorientasi kepada tindakan action-oriented Dalam analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur yang lazim digunakan dalam pemecahan masalah, yaitu: 1 perumusan masalah defenisi, 2 peramalan prediksi, 3 rekomendasi preskripsi, 4 pemantauan deskripsi, dan 5 evaluasi. Perumusan masalah menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Peramalan menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk tidak melakukan sesuatu. Rekomendasi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi di masa mendatang dari suatu pemecahan masalah. Pemantauan menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan. Evaluasi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan masalah. Todaro 1997 yang diacu dalam Kusumastanto 2002, menyatakan bahwa suatu kebijakan yang sifatnya komplementer, terpadu dan saling mendukung harus mencakup tiga unsur fundamental yaitu : 1 Adanya satu atau serangkaian kebijakan yang dirancang secara khusus guna mengoreksi berbagai macam distorsi atau gangguan atas harga-harga relatif dari masing- masing faktor produksi demi lebih terjaminnya pembentukan harga-harga pasar yang selanjutnya akan mampu memberikan sinyal-sinyal dan insentif yang tepat sesuai dengan kepentingan sosial dan ekonomi, bukan hanya kepada para konsumen, akan tetapi juga kepada produsen dan pemasok sumberdaya. 2 Adanya satu atau serangkaian kebijakan yang dirancang secara khusus untuk melaksanakan perubahan struktural terhadap distribusi pendapatan, distribusi aset, kekuasaan dan kesempatan memperoleh pendidikan serta penghasilan pekerjaan yang lebih merata. Kebijakan semacam ini tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi menjangkau keseluruhan aspek kehidupan yakni sosial, kelembagaan, budaya, lingkungan dan politik di negara-negara sedang berkembang. Tanpa adanya perubahan struktural yang radikal dan redistribusi aset dan pendapatan yang demikian, maka kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup bagi masya rakat miskin pedesaan maupun perkotaan akan sangat terbatas. 3 Adanya satu atau serangkaian kebijakan yang dirancang secara khusus dibuat untuk memodifikasi ukuran distribusi pendapatan kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi melalui pajak progresif yang selanjutnya dananya digunakan bagi segmen masyarakat berpenghasilan rendah baik secara langsung melalui penyediaan berbagai macam bantuan kesejahteraan dan tunjangan langsung social security maupun melalui upaya penyediaan barang konsumsi dan peningkatan jasa pelayanan yang dibiayai pemerintah. Dalam penelitian analisis investasi optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo, menggunakan beberapa model kebijakan. Dunn 1991 diacu dalam Suharto 2005, mengemukakan tiga bentuk atau model analisis kebijakan, yaitu model prospektif, model retrospektif dan model integratif. 1 Model prospektif adalah bentuk analisis kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan ‘sebelum’ suatu kebijakan diterapkan. Model ini dapat disebut sebagai model prediktif, karena seringkali melibatkan teknik-teknik peramalan forecasting untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dari suatu kebijakan yang akan diusulkan. 2 Model retrospektif adalah analisis kebijakan yang dilakukan terhadap akibat- akibat kebijakan ‘setelah’ suatu kebijakan diimplementasikan. Model ini biasanya disebut sebagai model evaluatif, karena banyak melibatkan pendekatan evaluasi terhadap dampak-dampak kebijakan yang sedang atau telah diterapkan. 3 Model integratif adalah model perpaduan antara kedua model di atas. Model ini kerap disebut sebagai model komprehensif atau model holistik, karena analisis dilakukan terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan yang mungkin timbul, baik ‘sebelum’ maupun ‘sesudah’ suatu kebijakan dioperasikan. Model analisis kebijakan ini biasanya melibatkan teknik- teknik peramalan dan evaluasi secara terintegrasi.

3.4.7 Batasan Penelitian