Nilai NPV Skenario-2 lebih kecil dari NPV Skenario-1 yaitu sebesar -Rp 1.049.546 kenaikan 25, -Rp 3.108.506 kenaikan 50 dan Rp -5.167.466
pada kenaikan harga BBM 75. Sementara Net BC nilainya 0.92 25, 0.77 50 dan 0.63 75. Sementara nilai IRR sebesar 3,00 turun menjadi 2,58
pada kenaikan harga BBM sebesar 50 turun 1,00 ketika kenaikan harga BBM mencapai 75.
Skenario-3 yaitu skenario effort optimal-yield aktual menunjukkan nilai NPV
sebesar Rp 18.158.837 25, Rp 17.655.788 juta 50, dan Rp 17.485.418 75. Sementara nilai BC sebesar 2,91 25, 2,84 50, dan
2,76 75, selanjutnya nilai IRR sebesar 35,80 25, 35,57 50, dan 34,14 75. Hasil analisis NPV, net benefit cost, dan IRR menunjukkan nilai positif
terhadap Skenario-1 dan Skenario-3, sementara Skenario-2 nilainya negatif sehingga investasi ini tidak layak untuk dilaksanakan.
5.3 Analisis Pendapatan Nelayan
5.3.1 Pendapatan
Pendapatan nelayan M
N
merupakan jumlah pendapatan per tahun dari 100 responden nelayan yang terdiri dari sektor perikanan dan non perikanan. Nilai
kontribusi sektor perikanan m
1
sebesar 92,76, sektor perdagangan m
2
sebesar 3,38, dan sektor sewa m
3
sebesar 3,84. Dari sumber pendapatan tersebut menunjukkan bahwa sektor perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap pendapatan nelayan, kondisi ini menggambarkan keadaan masyarakat pesisir yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Kontribusi pendapatan nelayan
dari sektor perikanan, tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan. Umumnya nelayan masih hidup dalam
kemiskinan, kesempatan untuk memperoleh pekerjaan lain tidak ada, tingkat kesehatan dan gizi yang rendah, tempat tinggal yang kurang memadai, sebagai
cermin dari kemiskinan itu sendiri. Selama ini nelayan memasok ikan ke daerah perkotaan bahkan diekspor ke
luar negeri untuk memenuhi pasar internasional, dan dengan sendirinya menambah devisa negara. Nelayan di Kabupaten Pohuwato memberikan
kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan daerah, yang ditunjukkan
dengan sumbangan subsektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Pohuwato tahun 2004 hingga 2006 rata-rata sebesar 7,15 per tahun.
Kontribusi pendapatan nelayan menurut sumber pendapatan yaitu sektor perikanan, sektor perdagangan, dan sektor sewa. Perhitungan pendapatan nelayan
disajikan pada Lampiran 16. Tabel 41 Rata-rata penerimaan nelayan berdasarkan kontribusi sektor
perikanan, perdagangan, dan sewa
No Sektor
Rp tahun
1 2
3 Perikanan
Perdagangan Sewa
23.564.040 860.250
977.400
Total 25. 401.690
Sumber : Hasil Analisis Data
Tabel 41 menunjukkan kontribusi sektor perikanan m
1
, sektor perdagangan m
2
, dan sewa m
3
terhadap pendapatan nelayan. Total pendapatan Mn sebesar Rp 25.401.690 per tahun yang terdiri dari sektor perikanan sebesar Rp
23.564.040 per tahun, sektor perdagangan Rp 860.250 per tahun, dan sektor sewa sebesar Rp 977.400 pertahun. Pendapatan rata-rata nelayan per tahun sebesar Rp
25.401.690, dan pengeluaran nelayan rata-rata sebesar Rp 23.951.304 per tahun, sehingga benefit sebesar Rp 1.450.386 per tahun atau rata-rata Rp 120.865,50
per bulan. Pendapatan bersih tersebut yang diperoleh nelayan merupakan pendapatan yang sangat kecil dibawah upah minimum regional UMR Rp
500.000 yang berlaku di Kabupaten Pohuwato. Akibatnya masyarakat terutama nelayan yang ada di kabupaten tersebut hidup miskin karena tidak mampu
memenuhi kehidupan sehari-hari secara normal, baik untuk sandang, pangan, pendidikan, kesehatan dan perumahan.
Apabila mengacu pada skenario investasi effort optimal – yield optimal E
opt
–Y
opt
, maka pendapatan nelayan mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp 47.972.888 per tahun atau rata-rata sebesar Rp 3.997.740 per bulan. Jumlah
tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan pendapatan rata-rata sebelum dilakukan investasi yaitu sebesar Rp 120.865,20 per bulan.
Gambar 12 Diagram kontribusi sektor perikanan, perdagangan dan sewa terhadap pendapatan nelayan
Gambar 12 menunjukkan bahwa sektor perikanan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pendapatan nelayan, dibandingkan dengan sektor
perdagangan dan sektor sewa.
Tabel 42 Rata-rata penerimaan, pengeluaran, dan pendapatan bersih nelayan di Kabupaten Pohuwato
No Keterangan Rptahun
1 Penerimaan rata-rata 2 Pengeluaran rata-rata
3 Pendapatan bersih 25.401.690
23.951.304 1.450.386
Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 42 menunjukkan rata-rata penerimaan nelayan sebesar Rp 25.401.690
per tahun, dimana sektor perikanan memberikan kontribusi ± 0,93, sektor perdagangan 0,03, dan sektor sewa 0,04. Pendapatan bersih nelayan tertinggi
sebesar Rp 6.149.400 per tahun dan hanya satu nelayan, dan pendapatan terendah sebesar Rp 225.950 per tahun. Kontrbusi sektor perikanan yang besar
5,000,000 10,000,000
15,000,000 20,000,000
25,000,000
Rptahun
m
1
m
2
m
3
m
1
= Perikanan m
2
= Perdagangan m
3
= Sewa
belum melepaskan nelayan dari jaring kemiskinan. Perhitungan penerimaan, pengeluaran, dan pendapatan bersih nelayan disajikan pada Lampiran 17.
Beberapa faktor yang menyebabkan nelayan miskin, antara lain 1 pendidikan yang rendah, dari 100 nelayan responden terdapat 0,91 yang
berpendidikan sekolah dasar SD, 0,05 berpendidikan SMP, dan 0,04 berpendidikan SMU dengan tanggungan keluarga rata-rata 4 orang Tabel 24.
Pendidikan yang rendah merupakan kendala untuk memperebutkan lapangan pekerjaan yang ada karena adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat, 2
sebagai nelayan tradisional sangat sulit bersaing dengan nelayan yang menggunakan alat tangkap modern, dan 3 akses modal, sulitnya mendapatkan
modal lewat kredit perbankan merupakan salah satu faktor mengapa nelayan miskin, karena pada umumnya bank lebih tertarik untuk menyalurkan kredit pada
usaha yang mempunyai risiko yang kecil dari pada memberikan kredit pada nelayan.
Selama ini dikatakan bahwa nelayan miskin karena kemiskinan kultural, kemiskinan alamiah, kenyataannya tidak selalu demikian karena nelayan pada
umumnya dan khususnya yang ada di daerah penelitian memiliki daya juang ya ng tinggi untuk mempertahankan hidup sebagai nelayan, dan mereka tidak malas,
namun kendala modal yang membuat nelayan tidak dapat meningkatkan kapasitas produksinya, walaupun setiap hari melaut tetapi hasil tangkapan tidak memadai,
akibatnya pendapatan me nurun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari tidak cukup.
5.3.2 Pengeluaran