kesempatan kerja bagi generasi nelayan, dan dapat memperbaiki pendapatan nelayan, sehingga nelayan sejahtera.
2.7 Multi Criteria Decision Making MCDM
Analisis MCDM merupakan suatu teknik analisis untuk menentukan alternatif keputusan yang akan diambil dengan menentukan kriteria yang dapat
digunakan dalam memilih alternatif tersebut. Seorang pengambil keputusan dapat memberikan bobot yang lebih atau kurang pada setiap kriteria tergantung
seberapa penting atau kriteria tersebut menjadi penilai dalam pengambilan keputusan. Jumlah bobot seluruh kriteria harus sama denga n satu.
Penerimaan MCDM pada beberapa bidang ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya :
1 Teknik MCDM memiliki kemampuan menangani jenis data yang bervariasi kuantitatif, kualitatif, campuran, dan pengukuran yang
intangible. 2 Dapat mengakomodasi perbedaan yang diinginkan dalam kriteria.
3 Skema bobot yang bervariasi, menghadirkan prioritas yang berbeda atau pandangan dari stakeholder yang berbeda dapat diterapkan dalam
MCDM. 4 Teknik MCDM tidak membutuhkan penilaian ambang seperti pada operasi
overlay sehingga kehilangan informasi yang dihasilkan tidak terjadi penurunan skala dari variabel yang kontinyu pada skala nominal.
5 Prosedur analisis atau agregat dalam MCDM relatif sederhana dan straightforward Jansen and Rieveid, 1990; Carter, 1991; Jankkowski,
1994 dalam Subandar, 2000 yang diacu Hanim, 2007. Analisis kriteria memerlukan sejumlah pendekatan dengan menghitung
banyak kriteria untuk membentuk struktur dan mendukung proses pengambilan keputusan. Penggunaan simple multi attribute rating technique SMART
merupakan salah satu software untuk mendukung analisis MCDM.
2.8 Kebijakan Investasi
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa investasi merupakan faktor yang sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Anderson 1990
yang diacu dalam Kusumastanto 1994 menyatakan bahwa peranan investasi
dalam pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh kualitas kebijakan perekonomian yang mengatur tingkat investasi, tingkat pengembalian sosial
dari investasi social rate of return on investment dan penyerapan tenaga kerja dari sebuah investasi, apabila investasi di laksanakan secara efesien
dalam meningkatkan output maka investasi memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya apabila dilaksanakan
secara tidak efesien maka berakibat pada, stagnasi ekonomi. Selanjutnya Otani dan Villanueva 1990 diacu dalam Kusumastanto 1994
mengindentifikasi faktor- faktor yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumb uhan sebesar 10 dari agregat tabungan domestik dapat meningkatkan
output per kapita per tahun sebesar 1-4, peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM memberikan kontribusi sebesar 1 peningkatan output per kapita
per tahun dan peningkatan volume ekspor sebesar 10 per tahun dapat meningkatkan output per kapita per tahun sebesar 4 – 5.
Keynes 1936 diacu dalam Sukirno 2000 menganjurkan untuk mencermati investasi yang akan meningkatkan permintaan agregat yang akan menjalankan
roda perekonomian dalam jangka pendek. Dalam pandangan Keynes, tingkat kegiatan dalam perekonomian ditentukan oleh pembelanjaan agregat.
Umumnya pembelanjaan agregat dalam suatu periode tertentu adalah kurang dari pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesempatan
kerja penuh full employment. Keadaan ini disebabkan karena investasi yang dilakukan oleh para pengusaha biasanya adalah lebih rendah dari tabungan yang
akan dilakukan dalam perekonomian pada tingkat kesempatan kerja penuh. Menurut Keynes suku bunga ditentukan ole h permintaan dan penawaran uang,
selain itu Keynes mengatakan bahwa pengangguran dapat terjadi dan bahkan untuk waktu yang tidak terbatas.
Stiglitz 1988 mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada tiga faktor : 1 pertumbuhan investasi, 2 kemajuan tehnik penelitian dan
pengembangan, 3 pengembangan dan penggunaan sumberdaya alam natural resources
. Oleh sebab itu diperlukan kebijakan-kebijakan dalam investasi seperti kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter menyangkut antara
lain, 1 tingkat suku bunga yang wajar, dan 2 alokasi kredit untuk industri yang proporsional.
Kebijakan fiskal berupa pajak yang rendah, seperti pemberian kredit pajak investasi investment tax credit untuk mendorong investasi, misalnya 10 kredit
pajak investasi yang diberikan, harga mesin 100, maka perusahaan hanya akan membayar 90, karena yang sepuluh persen 10 di bayar oleh pemerintah.
Selain itu adanya kepastian hukum, keamanan yang terjamin diharapkan akan menarik investor baik dari luar negeri maupun domestik untuk menanamkan
dananya di Indonesia khususnya di Provinsi Gorontalo. Teori Ekonomi mengartikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran
untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti atau menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan di gunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan. Dengan kata lain investasi berarti kegiatan pembelanjaan unt uk
meningkatkan kapasitas memproduksi sesuatu perekonomian. Investasi perusahaan-perusahaan merupakan komponen yang terbesar dari
investasi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Ini berarti investasi yang
dilakukan dimasa kini sangat erat hubungannya dengan prospek memperoleh keuntungan di masa depan, semakin cerah prospek untuk memperoleh keuntungan
yang lumayan dimasa depan, semakin tinggi investasi yang akan dilakukan di masa kini. Dengan beberapa uraian tentang investasi, maka dapat dijelaskan
bahwa investasi sangat penting dan dibutuhkan untuk negara- negara yang sedang berkembang. Mengingat investasi itu sendiri akan dapat menyerap tenaga kerja,
meningkatkan pendapatan, dengan demikian akan menciptakan daya beli pada masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat . Selain itu investasi tergantung
dari tingkat bunga, apabila tingkat bunga rendah, maka biaya perusahaan akan semakin rendah, dan perusahaan akan bersedia meminjam uang. Rendahnya tingat
bunga akan memacu perusahaan menaikkan investasinya, dan dengan meningkatnya investasi maka pendapatan nasional akan mengalami kenaikan dan
hal ini akan berlaku sebaliknya.
3 METODOLOGI PENELITAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian