Berdasarkan kajian empiris tersebut, dalam penelitian tindakan kelas yang menerapkan model pembelajaran think pair share serta media powerpoint terbukti
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran yang menggunakan model think pair share berbantuan media powerpoint dapat
dijadikan alternatif pemecahan masalah IPS pada siswa kelas VA SDN Sampangan 01 Semarang. Penggunaan model think pair share berbantuan media
Powerpoint ini, diyakini akan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas serta hasil belajar siswa dengan kriteria ketuntasan minimal 68 yang sudah
disesuaikan dengan sekolah .
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Dengan adanya pendidikan yang layak tentunya akan mencetak generasi-generasi
muda yang unggul dan bertanggungjawab. Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan suatu kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan menjanjikan
tentunya. Pembelajaran yang berkualitas harus terlihat dari adanya interaksi guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung, tidak hanya itu pemilihan
metode dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran pun menjadi faktor utama tercapainya tujuan pembelajaran. Namun kenyataan yang ada di SDN
Sampangan 01 Semarang sangat berbeda jauh dengan kondisi ideal yang diharapkan. Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah tersebut masih bersifat
konfensional. Guru masih menjadi pemeran utama saat pembelajaran berlangsung, siswa masih memiliki peran yang sangat minim ketika proses pembelajaran
berlangsung. Metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah, dengan
penyampaian materi masih abstrak dan peran siswa hanya mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Siswa tidak dilatih untuk mampu berfikir secara kritis,
yang dapat dilihat dari belum adanya kerja kelompok antar siswa serta tidak adanya kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Hal tersebut
mengakibatkan pemahaman siswa rendahnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru. Terbukti dari hasil pembelajaran IPS siswa kelas yang
masih rendah. Sebagian siswa mendapat nilai evaluasi di bawah KKM yang telah tentukan oleh sekolah yaitu 65. Sebanyak 12 siswa atau 36,36 siswa
memperoleh nilai di atas KKM sedangkan sisanya sebanyak 21 siswa atau 63,64 siswa nilainya masih berada di bawah KKM.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya suatu perbaikan pembelajaran IPS. Salah satu alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan
model pembelajaran think pair share berbantuan media Powerpoint. Dengan menggunakan model think pair share berbantuan media Powerpoint ini,
diharapkan akan dapat meningkatkan keterampulan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar siswa kelas VA SDN Sampangan 01 Semarang.
Alur pikir tersebut dapat digambarkan dalam gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir
1. Ketrampilan Guru belum maksimal, ditandai dengan beberapa hal: Guru kurang kreatif menggunakan model dan media pembelajaran.
Guru kurang memberikan motivasi Guru kurang maksimal dalam mengelola kelas.
Guru belum mengeksplorasi pengetahuan awal siswa 2. Aktivitas siswa masih rendah ditunjukkan dari hal berikut:
Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa Siswa belum berani mengungkapkan gagasan.
Siswa hanya mencatat materi 3. Sebanyak 21 dari 33 siswa 63,64 mendapat nilai dibawah KKM yang
ditentukan yakni 68. Dengan menerapkan pembelajaran Melalui Model Think Pair Share TPS
berbantuan media Powerpoint. Langkah
– langkah pembelajarannya: 1. Pengkondisian Kelas
2. Siswa menanggapi apersepsi 3. Siswa mendengarkan penyampaian tujuan kegiatan belajar mengajar
yang akan dilaksanakan dan memperhatikan penyampaian langkah- langkah pembelajaran model Think Pair Share yang akan dilaksanakan
4. Siswa mengamati media pembelajaran yang ditampilkan guru untuk mengeksplor pengetahuan awalnya.
5. Siswa memperhatikan penyampaian materi dari guru 6. Siswa menyimak slide Powerpoint yang ditampilkan guru eksplorasi
7. Siswa mendapatkan pertanyaan masalah seputar isi materi dari media pembelajaran yang telah ditampilkan oleh guru. eksplorasi
8. Siswa memikirkan dan menuliskan jawaban secara individu tentang pertanyaan yang diajukan. Think elaborasi
9. Siswa membentuk kelompok secara berpasangan. 10. Siswa saling bertukar pendapat dan berdiskusi untuk memecahkan
masalah. Pair 11. Guru memimbing jalannya diskusi
12. Setiap pasangan kelompok menyampaikan hasil diskusinya. Share dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi atau berpendapat
terhadap hasil diskusi kelompok yang maju elaborasi 13. Siswa mendapat penguatan dari guru terhadap hasil belajarnya
konfirmasi 14. Siswa mengerjakan soal evaluasi dan diberi tindak lanjut untuk pertemuan
berikutnya. 1. Keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik
B 28 ≤ skor 42,5
2. Aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik B 22
≤ skor 33,5 3.
Siswa mengalami ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥ 75 dengan ketuntasan individual diatas KKM atau
≥ 68.
Kondisi awal
Pelaksanaan tindakan
Kondisi akhir
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN