Teori belajar Konstruktivisme Teori Belajar Humanistik

tahap operasional konkret 7-11 tahun, oleh karena itu dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan menggunakan benda-benda konkret yaitu media dalam pembelajaran karena bahan materi IPS penuh dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Berpegang pada teori Peaget tersebut, dalam penelitian ini menggunakan media powerpoint yang sangat cocok digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran IPS di kelas VA tersebut. Dengan melihat media pembelajaran tersebut, siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang ada.

2.1.8.3 Teori belajar Konstruktivisme

Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dikonstruksi sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna Susanto:2013:95. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau dengan membaca buku tantang pengalaman orang lain. Memahami sendiri merupakan kunci utama kebermaknaan dalam pembelajaran. Menurut Susanto 2013:96 teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apakah aturan-aturan itu tidak berlaku lagi.

2.1.8.4 Teori Belajar Humanistik

Penggunaan pendekatan humanistik dalam pendidikan akan memungkinkan peserta didik menjadi individu beraktualisasi diri. Hasil belajar dalam pandangan humanistic adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mengarahkan diri sendiri dan mandiri. Dalam praktik pembelajaran pendekatan humanistic mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok kecil Anni, 2011 : 144-145. Ada beberapa asumsi yang mendasari pendekatan humanistic dalam pendidikan. Pertama, peserta didik mempelajari apa yang mereka butuhkan dan ingin ketahui. Kedua, belajar tentang cara-cara belajar adalah lebih penting dibandingkan dengan memperoleh pengetahuan aktual. Ketiga, evaluasi yang dilakukan oleh peserta didik sendiriadalah sangat bermanfaat dari pekerjaannya. Keempat, perasaan adalah sama pentingnya dengan fakta, dan belajar merasakan adalah cara sama pentingnya dengan belajar cara-cara berpikir. Kelima, belajar akan terjadi apabila peserta didik tidak merasakan adanya ancaman. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum merancang pembelajaran, seorang guru harus menguasai sejumlah teori tentang belajar. Penguasaan teori itu dimaksudkan agar guru mampu mempertanggungjawabkan secara ilmiah perilakunya dalam mengajar, dan apa yang akan diajarkannya pada siswa. Dalam penelitian ini teori yang mendukung model Think Pair Share TPS berbantuan media Powerpoint diantaranya adalah teori kognitif dari jean piaget dan teori konstruktivisme serta teori humanistik. Dapat diuraikan sebagai berikut; teori kognitif melalui model Think Pair Share TPS berbantuan media Powerpoint menyatakan bahwa siswa belajar melalui partisipasi aktif untuk memperoleh pengalaman dan menemukan konsep dan prinsip pengetahuan sendiri melalui pengamatan lingkungan disekitar siswa. Sedangkan sesuai dengan teori konstruktivisme melalui model Think Pair Share TPS berbantuan media Powerpoint, siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar itu, pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share TPS berbantuan media Powerpoint harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Guru tidak sekedar mentransfer materi kepada siswa melainkan siswa juga harus membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Dan berdasarkan teori humanistic, dalam penyelenggaraan atau praktik pembelajaran mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok kecil. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share yang mengajarkan peserta didik untuk belajar secara mandiri juga belajar dalam kelompok kecil. Sehingga mereka tetap mampu mengaktualisasikan dirinya terhadap permasalahan yang dihadapi.

2.1.9 Penerapan model pembelajaran think pair share berbantuan media

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 8 436

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 02 SEMARANG

0 10 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

0 3 300

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Think Pair Share PADA SISWA KELAS VB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

1 8 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF PADA SISWA KELAS II SDN TUGUREJO 03 SEMARANG

0 16 444

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 23 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 3 269

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

0 3 276

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

1 7 273

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS VB SDN PETOMPON 01

0 0 60