3.3.1 Analisis Usahatani
Salah satu indikator keberhasilan program peningkatan produksi benih kentang adalah meningkatnya pendapatan melalui usahatani yang dilakukan oleh
petani. Dalam analisis ini digunakan dua indikator, yaitu :
3.3.1.1 Analisis Pendapatan Usahatani
Penerimaan usahatani
merupakan nilai produksi yang diperoleh dari
produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani. Jumlah total disini menggambarkan hasil penjulan produk yang akan dijual juga hasil penjualan
produk sampingan Tjakrawiralaksana,1983. Pengeluaran atau biaya usahatani adalah nilai penggunaan sarana produksi
dan lain-lain yang mungkin diperoleh dengan membeli, sehingga pengeluaran atau biayanya berbentuk tunai tetapi ada pula sarana produksi yang digunakan itu
berasal dari hasil usahatani sendiri, sehingga pada keadaan demikian pengeluaran atau biaya itu merupakan nilai yang diperhitungkan.
Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai usahatani yang dilakukan oleh petani sendiri. Pengeluaran tunai usahatani ini secara umum meliputi biaya tetap
fixed cost dan biaya variabel variable cost. Biaya tetap adalah biaya untuk sarana produksi yang dipakai proses produksi yang tidak langsung mempengaruhi
jumlah produksi dan sifat penggunaannya tidak habis terpakai dalam satu kali proses produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya untuk sarana produksi
yang dipakai dalam proses produksi yang langsung mempengaruhi jumlah produksi dan sifat penggunaannya habis terpakai dalam satu kali proses produksi.
Pendapatan usahatani didapatkan dengan menghitung selisih antara penerimaaan usahatani dengan biaya selama proses produksi. Dalam
perhitungannya terdapat dua jenis pendapatan usahatani berdasarkan biaya produksi, yaitu pendapatan usahatani tunai dan pendapatan usahatani total yang
secara sederhana dapat diturunkan dari rumus Tjakrawiralaksana dan Soeriaatmadja, 1983 :
24
c r
T T
Tunai
− =
π
c c
r
C T
T Total
+ −
= π
Dimana : π Tunai = Pendapatan Bersih Atas Biaya Tunai
π Total = Pendapatan Bersih Atas Biaya Total T
r
= Penerimaan Usahatani T
c
= Biaya Tunai C
c
= Biaya Diperhitungkan
3.3.1.2 Analisis Ratio Penerimaan dan Biaya
Untuk mengukur efisiensi masing-masing usahatani terhadap setiap penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh ratio antara jumlah
penerimaan dengan jumlah biaya yang secara sederhana dapat diturunkan dari rumus Tjakrawiralaksana, 1983:
Tunai Biaya
Penerimaan tunai
RC Rasio
= ;
Total Biaya
Penerimaan total
RC Rasio
=
Jika nilai RC ratio di atas satu maka hal ini menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga
penerimaan meningkat lebih dari satu rupiah.
3.3.2 Analisis Eksternal