dan peralatan pertanian lainnya. Dari keseluruhan komponen biaya tunai, maka total biaya tunai unutk G3 sebesar Rp 42.238.875 dan G4 Rp 41.955.080.
5.1.3 Biaya Tidak Tunai
Biaya tidak tunai merupakan biaya yang tidak dikeluarkan tetapi diperhitungkan sebagai biaya produksi. Komponen biaya tidak tunai dalam
usahatani benih kentang bersertifikat di Harry Farm meliputi benih G2 dan G3, sewa lahan, gaji manajer, penyusutan peralatan, dan sewa gudang. Nilai
penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus atau rata – rata, yaitu nilai pembelian dikurangi taksiran nilai sisa dibagi umur ekonomis tahun.
Untuk proses produksi benih kentang G3 dan G4 membutuhkan benih kentang sebelumnya yaitu benih kentang G2 dan G3. Kebutuhan benih G2 dan G3
di Harry Farm dipenuhi dari hasil produksi sendiri. Perbedaan yang terjadi dikarenakan biaya dan jumlah fisik yang dibutuhkan benih kentang bersertifikat
G3 lebih besar dari G4 setiap satu hektar per periode. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian benih G2 adalah sebesar Rp 23.340.000 dan G3 sebesar Rp
18.225.000 merupakan alokasi biaya terbesar dalam komponen biaya tidak tunai. Lahan yang digunakan untuk usahatani benih kentang G3 dan G4 adalah
lahan milik Harry Farm sehingga sewa lahan termasuk dalam biaya tidak tunai. Sewa lahan seluas 1 Ha adalah sebesar Rp 4.000.000. Gaji manajer masuk ke
dalam biaya tidak tunai karena para manajernya adalah anggota keluarga sehingga terhitung sebagai tenaga kerja dalam keluarga. Gaji manajer adalah sebesar Rp
1.875.000. Komponen selanjutnya adalah penyusutan peralatan sebesar Rp 500.000. Komponen terakhir dari biaya tidak tunai adalah sewa gudang yaitu
sebesar Rp 1.350.000. Dari keseluruhan kompenen biaya tidak tunai, maka total biaya tidak tunai yang dikeluarkan Harry Farm adalah sebesar Rp 31.065.000.
5.1.4 Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan pengeluaran usahatani. Pendapatan usahatani G3 lebih besar bila
dibandingkan dari G4 karena jumlah fisik yang dihasilkan dan harga per satuan 54
benih kentang G3 lebih tinggi. Pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang dihasilkan dari usahatani benih kentang G3 di Harry Farm adalah
sebesar Rp 55.148.625 dan Rp 24.083.625. Nilai pendapatan tersebut menunjukan bahwa usahatani benih kentang G3 di Harry Farm menguntungkan. Selain dilihat
dari nilai pendapatan, dapat pula dilihat efisiensi dengan membandingkan nilai penerimaan dan jumlah biaya RC. Nilai RC atas biaya tunai adalah sebesar
2,31 artinya setiap pengeluaran biaya tunai sebesar Rp 1.000 tunai akan mendapatkan imbalan sebesar Rp 2.310 Sedangkan nilai RC atas biaya total
adalah sebesar 1,33 artinya setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1.000 akan mendapatkan imbalan penerimaan sebesar Rp 1.330 Berdasarkan kedua nilai RC
tersebut maka usahatani benih kentang G3 di Harry Farm efisien, karena nilai RC yang lebih besar dari satu. Analisis struktur biaya dan pendapatan usahatani benih
kentang bersertifikat G3 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang
dihasilkan dari usahatani benih kentang G4 di Harry Farm adalah sebesar Rp 43.948.920 dan Rp 17.973.920. Nilai pendapatan tersebut menunjukan bahwa
usahatani benih kentang G4 di Harry Farm menguntungkan. Selain dilihat dari nilai pendapatan, dapat pula dilihat efisiensinya dengan membandingkan nilai
penerimaan dan jumlah biaya RC. Nilai RC atas tunai adalah sebesar 2,05 artinya setiap pengeluaran biaya tunai sebesar Rp 1.000 akan mendapatkan
imbalan sebesar Rp 2.050. Nilai RC atas biaya total adalah sebesar 1,26 artinya setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1.000 akan mendapatkan imbalan Rp
1.260. Berdasarkan kedua nilai RC tersebut maka usahatani benih kentang G4 di Harry Farm efisein, karena kedua nilai RC lebih dari satu. Analisis struktur biaya
dan pendapatan usahatani benih kentang bersertifikat G4 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.
55
VI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA
6.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman bagi