komponen biaya tunai, biaya sertifikasi, biaya kemasan, biaya pengiriman, kemudian biaya tidak tunai seperti pembelian benih G2 dan benih G3. Berikut ini
hasil analisis biaya dan pendapatan usahatani benih kentang G3 dapat di lihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih Kentang G3 dan G4 di Harry Farm per 1 Ha per periode Tanam
Tahun 2005
G3 G4 Jumlah
Fisik Harga
Per Satuan
Nilai Jumlah
Fisik Harga
Per Satuan
Nilai KOMPONEN
Kg Rp Rp Kg Rp Rp A. Total Penerimaan
97.387.500 85.944.000
B. Biaya Tunai
BBM
2.100.000 2.100.000
Pupuk
6.375.000 6.375.000
Pestisida
7.972.000 7.972.000
Upah Tenaga Kerja
19.125.000 19.115.000
Sertifikasi
10.125 35
354.375 9.688 35
339.080
Kemasan
10.125 400
4.050.000 9.688 400
3.875.200
Pengiriman
10.125 100
1.012.500 9.688 100 968.800
Pemeliharaan Peralatan
1.250.000 1.250.000
Total Biaya Tunai
42.238.875 41.995.080
C. Biaya Tidak Tunai
Benih G2G3 kg
2.400 9.725 23.340.000
2.250 8.100 18.225.000
Sewa Lahan
4.000.000 4.000.000
Gaji Manajer
1.875.000 2.000.000
Penyusutan Peralatan
500.000 500.000
Sewa Gudang
1.350.000 1.250.000
Total Biaya Tidak Tunai
3.106.500 25.975.000
D. Total Biaya
73.303.875 67.970.080
E. Pendapatan Atas Biaya Tunai
55.148.625 43.948.920
F. Pendapatan Atas Biaya Total
24.083.625 17.973.920
G. Nilai RC atas Biaya Tunai
2,31 2,05
H. Nilai RC Atas Biaya Total
1,33 1,26
Sumber : Data Primer
5.1.1 Penerimaan Usahatani
Komponen penerimaan pada usahatani benih kentang G3 dan G4 bersertifikat di Harry Farm diperoleh dari total produksi yang dihasilkan selama
satu periode tanam dikalikan dengan harga rata – rata yang diterima dari semua 51
kualitas dan ukuran yang dihasilkan pada saat penelitian. Harga yang digunakan adalah harga yang sedang berlaku di pasaran. Penerimaan usahatani benih kentang
G3 dan G4 berbeda disebabkan jumlah fisik dan harga per satuan. Produktivitas rata – rata perhektar untuk musim tanam tahun 2005 benih
kentang G3 Harry Farm adalah sebesar 17.625 kg per periode tanam. Apabila total produksi yang lulus sertifikasi benih sebesar 10.125 kg maka penerimaan yang
diperoleh untuk benih sebesar Rp 82.012.500 pada tingkat harga benih sebesar Rp 8.100kg. Selain itu hasil produksi menghasilkan kentang konsumsi mutu AB
sebesar 6.500 kg dan kentang afkir sebesar 1.000 kg. Penerimaan dari kentang konsumsi adalah sebesar Rp 14.625.000 pada tingkat harga kentang mutu AB
sebesar Rp 2.250kg. Penerimaan unutk kentang afkir adalah sebesar Rp 750.000 pada tingkat harga afkir sebesar Rp 750kg. Penerimaan total untuk produksi
benih kentang G3 adalah sebesar Rp 97.387.500. Produktivitas rata – rata per hektar produksi benih kentang G4 Harry Farm
musim tanam tahun 2005 adalah sebesar 19.688 kg per priode tanam. Apabila total produksi yang lulus sertifikasi benih sebesar 9.688 kg maka nilai penerimaan
yang diperoleh untuk benih adalah sebesar Rp 65.394.000 pada tingkat harga benih G4 sebesar Rp 6.750 per kg. Selain itu hasil produksi juga menghasilkan
kentang konsumsi mutu AB sebesar 9.000 kg dan kentang afkir sebesar 1.000 kg. Penerimaan dari kentang konsumsi adalah sebesar Rp 19.800.000 pada tingkat
harga kentang konsumsi mutu AB sebesar Rp 2.200 per kg. Penerimaan untuk kentang afkir adalah sebesar Rp 750.000 pada tingkat harga kentang afkir sebesar
Rp 750 per kg. Penerimaan total untuk produksi benih kentang G4 adalah sebesar Rp 85.944.000.
5.1.2 Biaya Tunai
Perincian biaya dibebankan menjadi biaya tunai dan biaya tidak tunai diperhitungkan. Biaya tunai adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk
pembelian barang dan jasa dalam usahatani. Komponen biaya tunai dalam usahatani benih kentang bersertifikat G3 dan G4 di Harry Farm meliputi biaya
52
sarana produksi yang dikeluarkan untuk BBM, pupuk, pestisida, upah tenaga kerja, biaya sertifikasi, kemasan, biaya pengiriman, biaya pemeliharaan peralatan.
BBM digunakan sebagai bahan bakar truk antar jemput karyawan, mengangkut hasil panen, dan sebagai bahan bakar diesel. Pemakaian BBM adalah
sebesar Rp 2.100.000. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan yang memerlukan biaya sebesar Rp 6.375.000. Penggunaan pestisida
disesuaikan dengan hama dan penyakit yang menyerang di kebun produksi. Pembelian pestisida memerlukan biaya sebesar Rp 7.972.000. Tenaga kerja yang
mengelola usahatani benih kentang G3 di Harry Farm merupakan tenaga kerja bororngan yang diupah per minggu dan tenaga kerja tetap yang digaji bulanan.
Gaji yang diterima bervariasi berdasarkan posisinya. Tenaga kerja kebun yang diperlukan untuk tiap hektar sekitar 150 orang dan 3 orang mandor. Biaya yang
dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja selama satu periode tanam adalah sebesar Rp 19.125.000.
Sebelum disimpan dalam gudang, benih G3 dan G4 yang dihasilkan harus melalui sertifikasi yang dilakukan oleh pihak BPSBTPH. Biaya sertifikasi hanya
dikenakan untuk umbi yang diajukan dan lulus sertifikasi saja. Benih kentang sertifikasi G3 sebesar 10.125 kg, proses sertifikasi itu memerlukan biaya sebesar
Rp 354.375.. Benih G4 yang dihasilkan sebesar 9.688 kg proses sertifikasi ini memerlukan biaya Rp 339.080. Kemasan yang digunakan Harry Farm untuk
memasarkan benih kentang G3 dan G4 adalah peti kayu untuk pesanan jarak jauh dan tolok untuk pesanan jarak dekat. Biaya kemasan yang harus dikeluarkan
untuk G3adalah sebesar Rp 4.050.000. Biaya pengiriman benih yang ditanggung oleh pihak perusahaaan dalam memasarkan benih G3 adalah sebesar Rp
1.012.500. Biaya kemasan yang harus dikeluarkan untuk G4 adalah sebesar Rp 3.875.200. Biaya pengiriman benih yang ditanggung oleh pihak perusahaaan
dalam memasarkan benih G4 Rp 968.800. Komponen terakhir yang dikeluarkan untuk G3 dan G4 dari biaya tunai
adalah pengeluaran untuk pemeliharaan peralatan adalah sebesar Rp 1.250.000. Biaya tersebut dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan mesin diesel, sprayer,
53
dan peralatan pertanian lainnya. Dari keseluruhan komponen biaya tunai, maka total biaya tunai unutk G3 sebesar Rp 42.238.875 dan G4 Rp 41.955.080.
5.1.3 Biaya Tidak Tunai