Matriks Internal-Eksternal IE Pengolahan dan Analisis Data

4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan. 5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan Strategi SO dalam sel yang tepat. 6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan Strategi WO dalam sel yang tepat. 7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan Strategi ST dalam sel yang tepat. 8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan Strategi WT dalam sel yang tepat.

3.3.6 Matriks Internal-Eksternal IE

Matriks IE merupakan matriks portofolio yang menempatkan berbagai divisi dalam suatu organisasi dalam diagram yang sistematis. Matriks ini menggabungkan informasi yang diperoleh dari matriks EFE dan matriks IFE untuk mendapatkan informasi mengenai posisi atau kekuatan perusahaan berdasar kondisi internal dan eksternal organisasi David, 2002. Sumbu horizontal pada matriks IE menunjukkan skor total IFE sedangakan pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Pada sumbu horizontal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah. Skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi internal yang kuat. Begitu juga pada sumbu vertikal yang menunjukkan pengaruh eksternal. Sel-sel pada matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama dengan implikasi strategi yang berbeda-beda. Daerah pertama terdiri dari sel I, II, dan IV dapat digambarkan dengan growth and build. Strategi yang cukup mewakili antara lain strategi intensif dan strategi integratif. Daerah kedua terdiri dari sel III, V, dan VII. Strategi yang terbaik adalah hold and maintain. Daerah ketiga terdiri dari VI, VIII, dan IX lebih baik menggunakan strategi harvest or divest. 31 Total Nilai EFI yang Diberi Bobot Kuat Rata-rata Lemah 3,0 2,0 1,0 4,0 Gambar 4. Matriks Internal-Eksternal IE Total Nilai EFE yang Diberi Bobot 1,0 2,0 I II III 3,0 IV V VI VII VIII IX 32 IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Harry Farm adalah perusahaan keluarga yang telah lebih dari 10 tahun bergerak dalam bidang agribisnis usahatani kentang. Perusahaan terletak didaerah pertanian Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Daerah Pengalengan merupakan salah satu sentra produksi sayuran seperti kentang, kubis, kol, wortel. Usaha ini sudah dimulai sekitar tahun 1995 oleh Bapak H. Harry bersama dengan anggota keluarga lainnya dengan bidang usaha pertaniaan dan perternakan dan selama perkembangannya usaha perternakan dijadikan usaha sampingan karena memanfaatkan lahan yang memadai dan iklim yang sesuai. Usaha ini dilakukan oleh Bapak Harry dan keluarga berdasarkan pengalaman dibidang pertanian secara turun temurun disamping memiliki lahan pribadi cukup luas dan bekerja sama dengan penduduk setempat yang juga memiliki kemampuan bertani. Hal ini yang mendorong Bapak Harry dan keluarga untuk terjun dibidang pertanian. Pemilihan tanaman kentang manjadi produk utama di Harry Farm sendiri dikarenakan pasar yang sudah terbentuk dan luas dan memiliki kontribusi keuntungan yang baik dan tenaga kerja yang terdidik dan terampil. Tingginya tingkat permintaan konsumen setiap tahunnya, Harry Farm bekerja sama dengan masyarakat setempat dengan pola kemitraan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Sehingga dari tahun 2002 sampai 2005 Harry Farm sudah mampu memasarkan produk kentangnya selain di Jawa Barat, Jakarta juga di pasarkan di Sumatra. Kentang merupakan produk utama Harry Farm dan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ; produksi kentang komsumsi dan produksi kentang bersertifikat. Harry Farm terdaftar sebagai produsen dan pedagang benih kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan Pedagang Benih Nomor : 076BPSBTPHHATProdII2003. Harry Farm memproduksi, memproses, dan memasarkan benih kentang yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan petani kentang. Pelanggan merupakan para petani kentang yang sebagian besar