Kelainan pada Sistem Saraf

Biologi SMAMA Kelas XI 222 c. Polio Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus polio pada sumsum tulang belakang. Virus ini menye rang anak-anak, menimbulkan demam, dan sakit kepala yang berakhir pada hilangnya reƀ eks, kelumpuhan, dan mengecilnya otot. Bila sudah terjadi, polio tidak dapat diobati, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio. Di Indonesia virus polio muncul di Sukabumi pada tahun 2005. Kemunculan virus polio ini sangat mengejutkan, karena semenjak diadakannya imunisasi polio pada anak-anak baru pada tahun tersebut terdapat anak yang menderita polio dalam jumlah besar. Diduga virus yang menyerang adalah jenis virus polio liar. Hormon C. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, dan pertumbuhan. Sumber: www.wikipedia.org, 2006. Gambar 8.17 Letak kelenjar endokrin manusia. hipotalamus timus ginjal ovarium kelenjar pituitari kelenjar tiroid adrenal testis Sumber: www.wikipedia.org, 2006. Gambar 8.16 Salah satu pen- derita polio. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang, yaitu pada hitungan bulan bahkan tahun. Misalnya pada pertumbuhan dan pemasakan seksual. Hal ini dapat dilihat pada proses munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki. Tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki muncul setelah menginjak masa pubertas dan berjalan perlahan. Tanda-tanda kelamin sekunder ini dipengaruhi hormon

Bab 8 – Sistem Regulasi

223 testosteron. Tetapi hormon dapat juga berpengaruh dalam waktu pendek, misalnya dalam hitungan detik, jam, hari, ataupun minggu. Hal ini dapat dilihat ketika kita mengalami kejadian yang menakutkan. Saat kejadian menakutkan terjadi maka kita akan berusaha menghindarinya, salah satunya dengan berlari. Saat berlari tanpa terasa kita telah dibantu kerja hormon adrenalin yang mempertinggi frekuensi dan memperkuat denyut jantung. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh, tetapi hanya sel yang mengandung reseptor yang khusus terhadap hormon tersebut yang akan terpengaruh. Kadar hormon dalam darah sangat rendah, karena hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sangat sedikit. Adapun ciri-ciri hormon adalah sebagai berikut: • Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat sedikit. • Diangkut oleh darah menuju ke seljaringan target. • Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target. • Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus. • Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target tetapi dapat juga memengaruhi beberapa sel target yang berlainan.

1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipoſ sis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin anak ginjal, pankreas, ovarium, dan testis. Berikut ini akan dibahas lebih rinci tiap-tiap kelenjar tersebut. a. Hipo ſ sis Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam- macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu, kelenjar hipofisis disebut kelenjar pengendali master of gland. Kelenjar hipoſ sis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior. 1 Hipo ſ sis bagian anterior Sumber: www.yahoo.com Gambar 8.18 a Akromegali, b gigantisme. a b Hipofisis menghasil- kan bermacam-macam hormon yang menga- tur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut sebagai kelen- jar pengendali kelenjar lainnya master of gland. Biologi SMAMA Kelas XI 224 Hormon yang dihasilkan kelenjar hipoſ sis bagian anterior dan fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8.2 Macam-Macam Fungsi Hormon yang Dihasilkan oleh Kelenjar Hipoſ sis Bagian Anterior dan Fungsinya No. Hormon yang Dihasilkan Fungsi dan Gangguannya 1. Hormon somatotropin STH, hormon pertumbuhan Growth HormoneGH Merangsang sintesis protein dan metabolisme le- mak, serta merangsang pertumbuhan tulang teru- tama tulang pipa dan otot. Kekurangan hormon ini pada anak-anak menyebabkan pertumbuhannya terhambat atau kerdil kretinisme. Bila kelebihan akan menyebabkan perumbuhan raksasa gigan- tisme. Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, jari kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali. 2. Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone TSH Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin. 3. Adrenocorticotropic Hormone ACTH Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan ak- tivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adre- nal untuk mensekresikan glukokortikoid hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat. 4. Prolaktin PRL atau Lactogenic Hormone LTH Memelihara korpus luteum kelenjar endokrin sementara pada ovarium untuk memproduksi progesteron dan air susu ibu 5. Hormon gonadotropin pada wanita meliputi: • Follicle Stimulating Hormone FSH • Lutenizing Hormone LH Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen. Memengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon progesteron. 6. Hormon gonadotropin pada pria meliputi: • FSH • Interstitial Cell Stimulating Hormone ICTH Merangsang terjadinya spermatogenesis proses pematangan sperma. Merangsang sel-sel interstisial testis untuk mem- produksi testoteron dan androgen. Sumber: www.free.vlsm.org, 2006. 2 Hipo ſ sis bagian tengah Kelenjar ini menghasilkan hormon perangsang melanosit atau melanosit stimulating hormone MSH. Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh faktor pengatur yang disebut faktor perangsang pelepasan hormon melanosit dan dihambat oleh faktor inhibisi hormon melanosit MIF.