Bab 4 – Sistem Sirkulasi
115
sistem pertahanan. Keadaan ini membuat manusia sangat mudah diserang oleh segala jenis penyakit, yang akhirnya menyebabkan berbagai kondisi
fatal.
Penyakit AIDS pernah diklaim sebagai penyakit sosial, karena awalnya diketahui penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual pada pasangan
yang tidak resmi baik homoseksual maupun heteroseksual. Sebenarnya penularan virus HIV dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu:
1 hubungan seksual dengan penderita baik homoseksual maupun
heteroseksual, 2 transfusi darah dari donor penderita,
3 penggunaan jarum suntik bekas dari penderita, 4 penularan dari ibu hamil kepada anaknya.
d. Penyakit Autoimunitas
Penyakit autoimunitas merupakan penyakit yang menyebabkan gagalnya antibodi membedakan antigen asing dengan antigen dari dalam tubuh sendiri.
Akibatnya, bisa menyebabkan terjadinya perusakan zat-zat yang dianggap sebagai antigen yang berada dalam tubuhnya sendiri. Penyakit autoimunitas
terjadi karena sistem kekebalan kehilangan toleransinya terhadap diri sendiri dan melancarkan perlawanan terhadap molekul-molekul tertentu di dalam
tubuh.
Beberapa penyakit yang tergolong autoimunitas antara lain, sebagai berikut:
1 Eritematosus lupus sistemik lupus Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan membangkitkan antibodi
yang dikenal sebagai autoantibodi terhadap semua jenis molekul sendiri. Bahkan protein histon dan DNA yang dibebaskan oleh perombakan sel
normal dalam tubuh juga dilawan. Ciri-ciri penyakit lupus antara lain: terjadinya ruam kulit, demam, artritis, dan kegagalan fungsi ginjal.
2 Artritis reumatoid Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan peradangan yang sangat
menyakitkan pada tulang rawan dan tulang-tulang pada persendian. e. Multiple sclerosis MS
Penyakit ini banyak dijumpai di negara-negara maju. Pada penderita penyakit ini menyebabkan sel limfosit T bersifat reaktif terhadap mielin serta
memasuki sistem saraf pusat dan merusak selubung mielin dari neuron. Akibatnya penderita akan mengalami gangguan abnormalitas neurologis
yang serius.
Biologi SMAMA Kelas XI
116
Bio Eksplorasi
Jangan Mengabaikan Jadwal Imunisasi
ORANG TUA yang teledor biasanya baru menyesali perilakunya setelah si anak jatuh sakit. Kenapa ya dulu lupa mengimunisasi anak? Mengapa tidak menyimpan
dokumen kesehatan anak dengan baik, hingga terselip entah di mana? Kesibukan bekerja juga kerap menjadi penyebab orang tua lupa mengecek
kesehatan anak. Setelah anak jatuh sakit, baru orang tua menyadari, betapa kesehatan anak jauh lebih berharga dibandingkan harta benda.
Virus polio liar yang mewabah di Sukabumi beberapa waktu lalu membuat masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak berumur di bawah lima tahun
balita, tercengang. Sejumlah anak yang terjangkit virus itu mengalami lumpuh layuh. Entah karena pemerintah kurang sosialisasi atau budaya setempat yang
masih mengandalkan dukun, program imunisasi tidak berjalan lancar.
Sebenarnya, imunisasi di Indonesia secara teratur dimulai sejak tahun 1956 sehingga Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh Organisasi Kesehatan Dunia
WHO pada tahun 1974. Tahun 1977 WHO memulai program imunisasi yang di Indonesia disebut Program Pengembangan Imunisasi PPI.
Pemerintah sebenarnya tidak mewajibkan berbagai jenis imunisasi harus dilakukan semua. Hanya lima jenis imunisasi pada anak di bawah satu tahun yang
harus dilakukan, yakni BCG bacillus calmette-guerin, DPT difteri pertusis tetanus, polio, campak, dan hepatitis B.
Imunisasi BCG dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan, lalu DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi
polio diberikan empat kali pada bayi 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Sedangkan campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Terakhir,
imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu.
Hanya saja, karena imunisasi harus diberikan berkali-kali dengan jangka waktu tertentu, orang tua kerap lupa dan harus mencatat dalam dokumen kesehatan anak
yang biasanya diberikan oleh bidan, baik di tempat praktik atau di rumah sakit. Jika orang tua teledor, bisa-bisa dokumen kesehatan pun terselip.
Sumber: www.kompas.com, 19 Juni 2005
Pertanyaan 1. Menurut kalian, apa penyebab munculnya kembali virus polio di Indonesia?
2. Mengapa hanya lima jenis imunisasi yang diwajibkan dan menjadi program pemerintah?