Sasaran dan Tujuan Aspek psikososial, Aktivitas Fisik, konsumsi Makanan, Status Gizi dan Pengaruh Susu Plus Probiotik Enterococcus faecium IS-27526 (MEDP) Terhadap Respons Imun IgA Lansia

Gambar 76. Diagram alir strategi, sasaran jangka pendek dan panjang, tujuan, dan hasil yang diharapkan Sasaran Jangka Pendek • meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir • meningkatkan produktivitas SDM di pesisir • meningkatkan keberdayaan masyarakat pesisir • menurunkan risiko bencana Sasaran Jangka Panjang • meningkatkan investasi • menurunkan kemiskinan absolut dan pengangguran • mempersempit jurang kesenjangan ekonomi antarpenduduk dan antarw ilayah • meningkatkan kualitas lingkungan wilayah pesisir Tujuan Goals • optimasi produktivitas wilayah pesisir • optimasi sistem perlindungan penyangga kehidupan Hasil yang diharapkan Ultimate Objectives • Sumber daya alam pesisir yang berkelanjutan • Mata pencaharian masyarakat pesisir yang berkelanjutan • Kehidupan masyarakat pesisir yang aman, nyaman dan sejahtera Langkah-langkah Strategis Berkelanjutan Langkah-langkah Strategis Mitigasi Bencana 200

XI. KESIMPULAN DAN SARAN

11.1. Kesimpulan

1. Kebijakan pengembangan wilayah pesisir di Jawa Barat, yaitu di Kabupaten Indramayu dan di Kabupaten Ciamis masih perlu diarahkan menuju pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu integrated coastal zone management dan menerapkan pendekatan pembangunan berkelanjutan sustainable development. 2. Potensi pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Indramayu adalah minyak dan gas bumi serta perikanan, dan di Kabupaten Ciamis adalah pariwisata dan perikanan. 3. Potensi bencana alam di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu adalah gelombang badai pasang storm tide diikuti oleh banjir dan abrasi, dan di Kabupaten Ciamis adalah gempa bumi dan tsunami diikuti oleh gelombang badai pasang storm tide dan banjir. 4. Bentuk mitigasi bencana alam yang paling sesuai untuk diterapkan di Kabupaten Indramayu adalah gabungan pemecah ombak, peredam abrasi dan penahan sedimentasi sejajar pantai diikuti oleh gabungan remangrovisasi, artificial reef dan beach nourisment. 5. Model kebijakan pengembangan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berperspektif mitigasi bencana adalah sintesis kebijakan pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Indramayu dan kebijakan pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Ciamis. 6. Arahan kebijakan pengembangan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berperspektif mitigasi bencana adalah mengembangkan prasarana dan sarana wilayah pesisir berperspektif mitigasi bencana serta meningkatkan partisipasi stakeholder untuk mencapai co- management dalam rangka optimasi produktivitas wilayah pesisir dan optimasi perlindungan sistem penyangga kehidupan Selain enam kesimpulan sebagai jawaban terhadap enam tujuan penelitian tersebut, akan dikemukakan strategi, sasaran jangka pendek dan jangka panjang, tujuan dan hasil yang diharapkan dengaan diterapkannya kebijakan tersebut, yaitu : • Strategi pembangunan empat jalur yang diusulkan yaitu pro growth, pro job, pro poor dan pro mitigation, adalah kebaruan novelty dalam penelitian ini yang dirancang untuk mencapai tujuan pengembangan wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berperspektif mitigasi bencana • Sasaran jangka pendek adalah meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir, meningkatkan produktivitas SDM di pesisir, meningkatkan keberdayaan masyarakat pesisir dan menurunkan risiko bencana • Sasaran jangka panjang adalah meningkatkan investasi, menurunkan kemiskinan dan pengangguran, mempersempit jurang kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kualitas lingkungan wilayah pesisir • Tujuan kebijakan policy goals adalah optimasi produktivitas wilayah pesisir dan optimasi sistem perlindungan penyangga kehidupan. • Hasil yang diharapkan ultimate objectives yaitu sumber daya alam dan mata pencaharian masyarakat pesisir yang berkelanjutan, serta kehidupan masyarakat pesisir yang aman, nyaman dan sejahtera. 11.2. Saran 11.2.1. Umum 1. Pajak dan retribusi tidak lagi hanya sebagai income-generating untuk menyumbang Pendapatan Asli Daerah saja tetapi harus mampu berkontribusi dalam pengurangan risiko bencana, yaitu IMB untuk menegakan building code, galian C untuk meregulasi eksplorasi DAS dan Ijin Usaha untuk melindungi terhadap pencemaran. 2. Alokasi belanja anggaran untuk Mitigasi Bencana di daerah rawan bencana yang harus rutin tersedia memadai setiap tahun jangan hanya untuk pembangunan prasara dan sarana fisik saja, tetapi harus juga untuk peningkatan kapasitas masyarakat dan aparat . 3. Guna menghindari kegagalan pembangunan sistem perlindungan pesisir terpadu, maka keterlibatan pakar terkait harus dilakukan sejak tahap perencanaan, pengawasan pelaksanaan dan pemanfaatannya. 4. Sistem Pakar yang mengedepankan dialogic discourse hendaknya dipahami dan dikuasai dengan baik oleh para pejabat karena akan membantu menyelesaikan permasalahan secara cepat dan ilmiah. 5. Selain KBMS, ASWOT AHP dan SWOT, ISM, ISM dan MPE, dan AHP sebagaimana yang telah dikemukakan masih ada satu metoda yang layak dipertimbangkan untuk digunakan sebagai alat analisis