IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Kabupaten Indramayu
Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada 107 °
52-108 °
36 BT dan 6
° 15-6
°
40 LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 - 2 . Batas
administratif Kabupaten Indramayu adalah :
• Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa;
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Sumedang dan
Cirebon; •
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Subang; •
Sebelah timur berbatasan dengan laut Jawa dan Kabupaten Cirebon.
Luas total Kabupaten Indramayu yang tercatat adalah seluas 204.011 ha. Luas ini terbagi menjadi 31 kecamatan dan 310 desa. Dari kecamatan yang ada
terdapat 11 kecamatan yang merupakan kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Sindang, Cantigi,
Arahan, Losarang, Kandanghaur, dan Sukra. Luas seluruh kecamatan pesisir
Kabupaten Indramayu adalah 68.703 km
2
atau 35 luas kabupaten dengan garis pantai mencapai 114,1 km dan 37 desa pesisir Bapeda Provinsi Jawa
Barat, 2007. Pada tahun 2005 penduduk Kabupaten Indramayu berjumlah
1.640.745 jiwa dengan penduduk laki-laki dan perempuan masing-masing 809.739 jiwa dan 831.006 jiwa, seperti disajikan pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Indramayu
Tahun Laki-laki
Perempuan Total
2005 809.739
831.006 1.640.745
Sumber: BPS 2005 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007
4.1.1. Kondisi Oseanografi, Kualitas Perairan dan Iklim 4.1.1.1. Parameter Hidro Oseanografi
4.1.1.1.1. Batimetri
Perairan laut wilayah barat Indonesia termasuk bagian dari paparan sunda dan umumnya mempunyai karakteristik perairan yang relatif dangkal. Hal ini
seperti terlihat pada perairan pesisir utara Provinsi Jawa Barat, dimana kondisi pantai umumnya landai dengan kemiringan antara 0,06 di wilayah Teluk
Cirebon sampai 0,4 di wilayah Ujung Karawang. Perbedaan kelandaian
pantai ini biasanya berkaitan dengan dinamika perairan pantai, dimana wilayah teluk umumnya menunjukkan wilayah yang relatif lebih landai dibandingkan
dengan wilayah tanjung. Diperkirakan bahwa pada jarak rata-rata 4 km 2,3 mil laut dari garis pantai kedalaman mencapai 5 meter, kemudian pada jarak rata-
rata 13 km 7 mil laut kedalaman menjadi 10 meter, dan pada jarak 21 km ~ 13 mil laut kedalaman mencapai 20 meter Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.
4.1.1.1.2. Pasang Surut
Pasang surut pasut merupakan gerakan permukaan air laut yang teratur secara periodik. Walaupun secara umum pergerakan pasang dan surut ini dapat
dipengaruhi oleh posisi bulan dan matahari, namun karakter perairan pantai seperti wilayah kepulauan dan kedalaman juga memberikan sumbangan
terhadap sifat pasut secara lokal. Berdasarkan data prakiraan dari dua stasiun Tanjung Priok dan Cirebon, tipe pasut di wilayah pantaiutara Jawa Barat
termasuk kategori campuran mengarah ke semidiurnal. Kisaran maksimum tinggi pasang dan surut terbesar adalah 1 meter dan kisaran tinggi pasang dan
surut kedua adalah 0,5 - 0,7 meter Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.
4.1.1.1.3. Gelombang
Gelombang laut adalah penjalaran energi yang dibangkitkan oleh angin Hadi, 2008. Kekuatan gelombang laut dipengaruhi oleh kecepatan angin,
periode angin dan kondisi terbuka dan tertutupnya perairan terhadap angin. Dengan memperhatikan penyebab timbulnya gelombang, maka secara tidak
langsung kondisi gelombang perairan dapat diperoleh dari data angin yang bertiup pada perairan tersebut. Dengan demikian kondisi gelombang juga akan
menunjukkan pola musiman Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007. •
Pada musim barat gelombang dari barat dengan ketinggian 1,7 m 45 , sedangkan gelombang teduh antara 30 - 50 .
• Musim peralihan I gelombang tetap dari barat namun ketinggian dan
frekuensinya semakin kecil. Gelombang dari timur makin dominan 40 . •
Musim timur gelombang dari timur 40 . •
Musim peralihan II walaupun masih terdapat gelombang dari arah timur, namun masih didominasi oleh gelombang dari arah barat.
4.1.1.2. Kualitas Perairan
Hasil monitoring kualitas air laut di pesisir utara Jawa Barat BPLHD
Provinsi Jawa Barat, 2006 diperoleh informasi bahwa kondisi perairan laut di pesisir utara Jawa Barat adalah tercemar sedang dengan nilai Indeks
Pencemaran berkisar dari 7,391 – 9,843. Parameter-parameter pH, fosfat, sianida, minyak dan lemak, raksa dan krom valensi 6, nilainya di semua stasiun
memenuhi nilai baku mutunya masing-masing. Kandungan fenol berkisar dari 0,011 – 0,860 mgl di semua stasiun telah melebihi nilai baku mutu untuk biota
laut, yaitu 0,002 mgl. Kandungan PAH, PCB dan pestisida, semuanya berada di bawah nilai baku mutunya masing-masing.
•
Parameter yang memenuhi nilai baku mutu di semua stasiun : pH, fosfat, CN, minyak lemak, Hg, Cr
6+
. •
Parameter yang tidak memenuhi nilai baku mutu di beberapa stasiun : kekeruhan, DO, NH
3
, Ar, Cd, Cu, Pb, Zn, Ni, dan surfaktan.
•
Parameter yang melebihi nilai baku mutunya di semua stasiun : fenol Suhu dan salinitas di wilayah perairan pantai utara Jawa Barat
berfluktuasi secara musiman yang dipengaruhi oleh dinamika perairan Laut Jawa, seperti disajikan pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Kisaran nilai suhu dan salinitas pada wilayah pantai utara Jawa Barat
Wilayah pengamatan Tahun
Kisaran suhu
°
C Kisaran
salinitas ‰ Sumber pustaka
Blanakan Subang – Eretan Indramayu
1994 25-29
30-31 Paryono 1995
S. Cimanuk Indramayu 1994
28-29 30-33
Suswanti 1995 Pantura Jawa Barat
2006 26,8-29,7
30-34 BPLHD Jawa Barat
2006
Secara umum fluktuasi suhu bulanan di Laut Jawa menunjukkan adanya dua puncak maksimum 28,7 °C dan dua puncak minimum 27,5 °C. Puncak
maksimum terjadi dalam musim peralihan Mei dan November, sedangkan puncak minimum terjadi bulan Agustus dan Pebruari puncak musim Timur dan
Barat. Rata-rata suhu bulanan bervariasi antara 27,5 °C sampai 28,7 °C. Rata- rata salinitas bulanan di perairan Laut Jawa berkisar antara 31,5 ‰ – 33,7‰.
Salinitas maksimum pertama 33,7‰ dan kedua 33,3‰ terjadi dalam bulan September dan November, sedangkan salinitas minimum pertama 31,8 ‰ dan
kedua 31,3 ‰ terjadi sekitar Pebruari dan Mei BPLHD Jawa Barat, 2006.
4.1.1.3. Proses Geodinamika Pesisir 4.1.1.3.1. Abrasi
Abrasi atau pengikisan pantai, meninggalkan jejak membentuk garis pantai
yang bergerigi dengan tebing berbentuk ‘cliff’’ berukuran pendek, tergantung topografi setempat. Abrasi terjadi di Pantai Eretan Wetan, Balongan dan sekitar
Juntinyuat. Di pantai Eretan hampir mencapai badan jalan negara Jakarta- Cirebon, sedang abrasi di bagian timur telah merusak Taman Wisata Tirtamaya
dan lahan sawah Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.
4.1.1.3.2. Akresi
Akresi ialah bertambahnya daratan yang berbatasan dengan laut karena adanya proses pengendapan, baik oleh material endapan yang dibawa oleh
sungai maupun endapan laut. Bentuk akresi berupa delta, estuaria, dan pematang pantai. Penambahan terjadi pada daerah-daerah di mana sungai
Cimanuk bermuara, dengan besar pertambahan dari 0 hingga 7 km ke arah laut , seluas kurang lebih 45 km
2.
Akresi telah membentuk Delta Cimanuk yang dari tahun ketahun semakin meluas, yang berkembang mulanya ke arah barat yang kemudian berpindah ke
arah timur. Pembuatan Kanal Cimanuk ke arah timur laut telah menyebabkan terbentuknya anak Delta Cimanuk. Munculnya Delta Cimanuk ini telah
menguntungkan karena bertambahnya lahan pantai, tetapi disisi lain mengakibatkan pendangkalan di muara-muara sungai, dermagapelabuhan
tempat pendaratan kapal nelayan dan kapal ikan.
4.1.1.3.3. Intrusi Air Laut
Pengambilan air bawah tanah yang intensif dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, yaitu terjadinya krisis air bawah tanah, penurunan muka
air tanah, penurunan muka tanah dan intrusi air laut dan oenecaran air bawah tanah. Di Cekungan Indramayu yaitu di Kandanghaur, batas air laut sudah
mencapai 7 km dari garis pantai, dan batas air bawah tanah payautawar sudah mencapai 17 km dari garis pantai.
4.1.1.4. Iklim dan Cuaca
Iklim di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh angin muson yang mengakibatkan dua musim yaitu musim barat dan musim timur. Selama periode
14 tahun 1980-1993 angin umumnya berasal dari barat laut 29,35 , timur laut 22,01 dan Utara 18,32 . Kecepatan angin umumnya 41,35
bertiup dengan kisaran antara 3-5 mdet, sedangkan 0,62 kecepatan angin sangat lemah yaitu 1 mdet yang dapat diklasifikasikan pada kondisi teduh.
Pergantian musim juga ikut memberikan pengaruh terhadap pergerakan
massa air seperti arus. Pada musim barat pergerakan arus umumnya menuju ke arah timur atau arus timur dengan kecepatan berkisar antara 3-14 mil per hari.
Musim timur arus bergerak sebaliknya yaitu menuju arah barat dengan kecepatan berkisar antara 1 - 13 mil per hari. Musim peralihan I bulan Maret
sampai bulan Mei dan peralihan II bulan September sampai bulan November kecepatan arus laut masing-masing adalah 1 mil per jam dan 6 mil per jam. Di
wilayah pantai arus umumnya merupakan arus gabungan yang ditimbulkan oleh arus regional dan arus pasut Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.
4.1.1.5. Geologi
Daerah pantai Jawa Barat bagian utara khususnya daerah Indramayu sebagian besar merupakan daerah dataran pantai dengan berbagai jenis
sebaran batuan. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap keairan baik air permukaan, air tanah dangkal, maupun air tanah dalam. Bahan galian yang telah
dimanfaatkan masyarakat berupa pasir sungai, pasir pantai, lempungtanah liat
dan sirtu. § Pasir sungai, merupakan endapan hasil sedimentasi karena itu endapan ini
masih berada di lingkungan sungai, terakumulasi di sekitar kelokan sungai
dan di sekitar muara sungai; Pasir sungai ini diambil di sepanjang alur sungai
Cimanuk; § Pasir pantai, cukup melimpah disepanjang muara sungai Cimanuk,
pengambilan pasir di daerah pantai, lebar pantai berpasir ini berkisar 5-30 m;
§ Lempungtanah liat, penyebaran cukup melimpah, sebagian besar terdapat di
bagian tengah, dan timur cukup baik untuk bahan pembuatan batu bata dan
genteng dan cukup baik untuk bahan urugan.
4.1.2. Kondisi Sosial Ekonomi 4.1.2.1. Dinamika Perekonomian
Data PDRB Kabupaten Indramayu dari tahun 2001-2005 menunjukkan bahwa ada peningkatan dari tahun ketahun, namun pada sektor industri
pengolahan tahun 2003 mengalami penurunan. Ditinjau secara sektoral,
presentase PDRB yang tertinggi diperoleh dari sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 43,88 . produksi domestik regional bruto dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Produksi domestik regional bruto PDRB atas harga konstan di Kabupaten Indramayu
No Lapangan Usaha PDRB Jutaan Rupiah
LPE Kontribusi
2003 2004
2005
1 Pertanian dan
Perikanan 2.436.417,37
2.514.794,75 2.581.133,76
1,85 15,84
2 Pertambangan
dan Penggalian
8.163.923,32 8.177.201,11
8.207.725,19 0,23
50,38 3
Industri Pengolahan
2.992.322,40 2.822.623,46
2.509.827,42 -8,88
15,41 4
Listrik dan Air Minum
41.672,12 43.648,14
45.773,87 4,49
0,28 5 Bangunan
137.554,98 142.162,05
147.286,65 4,93
0,90 6 Pariwisata
1.436.248,52 1.548.752,67
1.673.589,19 9,20
10,27 7 Transportasi
375.091,77 381.467,27
396.027,21 5,82
2,43 8
Keuangan dan Perbankan
161.856,96 164.470,26
167.648,31 3,89
1,03 9 Jasa-Jasa
526.432,48 542.267,65
562.308,62 4,40
3,45 PDRB
16.271.619,92 16.337.387,36 16.291.320,22
-0,12 100,00
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2001-2005, Kabupaten Indramayu Dalam Angka, 2005
4.1.2.2. Fasilitas Perekonomian
Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten pesisir yang mempunyai tingkat ketersediaan fasilitas perekonomian paling tinggi kedua setelah kota
Cirebon. Jenis fasilitas perekonomian yang tersedia di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Tingkat ketersediaan fasilitas perekonomian di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Pesisir Jumlah bank
umum kanpuscab
capem Jumlah BPR
BPR baruPT.bank pasarPT.bank
desadst Jumlah
koperasi Skor
Kategori
1 Krangkeng
- 1
10 283
rendah 2
Karangampel 1
2 4
208 rendah
3 Juntinyuat
- 1
6 183
rendah 4
Balongan -
2 6
217 rendah
5 Indramayu
7 17
28 1.558
tinggi 6
Sindang -
11 7
542 sedang
7 Cantigi
- 1
- 33
rendah 8
Arahan -
2 1
92 rendah
9 Losarang
2 14
8 750
sedang 10 Kandanghaur
- 1
9 258
rendah 11 Sukra
2 1
7 292
rendah Total
12 53
86 402
rendah
Sumber : Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007
4.1.2.3. Sarana Pendidikan
Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan fasilitas pendidikan terendah ketiga setelah Kota Cirebon dan Kabupaten
Cirebon. Jenis fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Indramayu dapat
dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Pesisir
Jumlah Fasilitas Pendidikan unit Skor
Kategori TK
SD SLTP
SLTA SMK
Akademi
1 Krangkeng
12 45
5 2
1 -
318 sedang
2 Karangampel
10 37
7 4
1 -
278 sedang
3 Juntinyuat
16 63
11 5
- -
458 tinggi
4 Balongan
7 16
4 -
1 -
125 rendah
5 Indramayu
29 66
10 9
6 6
547 tinggi
6 Sindang
14 34
6 -
1 1
256 sedang
7 Cantigi
- 14
1 -
- -
87 rendah
8 Arahan
7 21
2 -
- -
146 rendah
9 Losarang
8 39
7 1
2 -
280 sedang
10 Kandanghaur
15 39
9 7
3 2
327 sedang
11 Sukra
11 44
9 3
- 1
325 sedang
Total 129 418
71 31
15 10
286 sedang
Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007
4.1.2.4. Sarana Kesehatan
Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan
fasilitas kesehatan paling rendah kedua setelah Kabupaten Karawang.
Ketersediaan fasilitas kesehatan di masing-masing kecamatan pesisir di wilayah
Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Pesisir Jumlah Fasilitas Kesehatan unit
Ketersediaan RS
RSB Poli
Pus Pustu
P.dr. P.Bd.
P .syandu
Polindes Apt
T.O. Skor
Kate gori
1 Krangkeng
- -
- 2
3 -
11 50
2 -
- 449 rendah
2 Karangampel -
2 1
2 -
10 13
66 -
2 4
685 sedang 3 Juntinyuat
- -
- 2
3 5
13 85
1 -
- 714 sedang
4 Balongan -
- 2
1 2
3 6
33 -
- 1
331 rendah 5 Indramayu
1 -
1 3
5 26
49 109
2 3
7 1.494 tinggi 6 Sindang
- -
- 2
1 2
12 70
5 -
- 591 sedang
7 Cantigi -
- -
1 2
1 7
30 6
- -
311 rendah 8 Arahan
- -
- 1
1 1
3 35
5 -
- 289 rendah
9 Losarang -
- -
2 4
3 13
77 -
1 1
664 sedang 10 Kandanghaur
- 2
1 2
2 8
22 78
- 3
2 831 sedang
11 Sukra -
- 1
2 6
1 21
99 -
4 3
902 sedang Total Pesisir
1 4
6 20
29 60 170
732 21 13 18 660 sedang
Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007
4.1.2.5. Produksi Perikanan
Perikanan Jawa Barat sampai saat ini bertumpu pada produksi perikanan di wilayah Pantura. Berdasarkan data profil daerah Jawa Barat tahun 2006,
produksi perikanan tangkap meningkat dan yang terbesar adalah Kabupaten
Indramayu sebagaimana terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Perkembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu
No Tahun
Produksi Perikanan Indramayu
Produksi Perikanan Pantura ton
1 1995
50.55 91251.61
2 1997
60.94 107190.18
3 1999
55.85 120131.96
4 2001
54.00 132306.24
5 2003
46.16 131444.60
6 2005
47.48 141812.60
Rata-rata 49.41
Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007
4.1.2.6. Fasilitas Perindustrian
Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan
fasilitas perindustrian paling tinggi kedua setelah Kota Cirebon. Jenis fasilitas
perindustrian yang dominan terdapat di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Tingkat ketersediaan fasilitas perindustrian di Kabupaten Indramayu
No
Kecamatan Pesisir
Jenis Fasilitas unit Skor Kategori
IB1 IB2
IKKRT KK
IKK IKL PA PGK JIK IM
IK2 PLN
1
Krangkeng -
- -
27 -
5 -
- 18
45 -
70 rendah
2
Karangampel 1
6 -
6 7
- -
- 38
- 1 134 rendah
3
Juntinyuat 2
3 1
22 2
- -
- 150 52
- 276 sedang
4
Balongan 2
- -
2 -
- -
- 7
12 -
43 rendah
5
Indramayu 20
- -
20 25
- 10
57 102 22
- 461 sedang
6
Sindang 20
35 -
99 24
9 2
2 25
- - 808
tinggi
7
Cantigi -
- -
1 -
- -
- 3
- -
4 rendah
8
Arahan -
- -
- -
- -
- 2
- -
2 rendah
9
Losarang 2
1 1
11 5 24
- - 191
2 - 270 sedang
10
Kandanghaur -
2 3
27 -
- 25
- 135 -
- 227 rendah
11
Sukra -
- -
22 3
- -
- 94
- - 111 rendah
Total 47
47 5 237
66 38 37
59 765 133 1 219 rendah
Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007 Keterangan:
IB1 Industri besar di atas 100 pekerja
IB2 Industri besar di atas 20 sampai 90 pekerja
IK KRT
KK Industri kecil 5-19 orang pekerjakerajinan
rumah tangga 1-4 pekerja kerajinan dari kulit IKK
Industri kerajinan kayu IKL
Industri kerajinan dari logamlogam mulia PA
Pengrajin anyaman PGK
Pengrajian gerabah JIK
Industri kerajinan dari kaintenun IM
Industri makanan IK2
Industri k ecil lainnya nPL
N Perusahaan listrik non PLN
4.1.2.7. Fasilitas Pariwisata
Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten pesisir di pantai utara Pulau Jawa yang mempunyai tingkat ketersediaan fasilitas pariwisata paling tinggi
ketiga setelah Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon. Jenis fasilitas yang tersedia
dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tingkat ketersediaan fasilitas pariwisata di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Jumlah hotel Jumlah penginapan
hostelmotelwisma Skor
Kategori
1 Krangkeng
- -
- rendah
2 Karangampel
1 2
144 rendah
3 Juntinyuat
- 1
44 rendah
4 Balongan
- -
- rendah
5 Indramayu
8 2
533 sedang
6 Sindang
- -
- rendah
7 Cantigi
- -
- rendah
8 Arahan
- -
- rendah
9 Losarang
1 -
56 rendah
10 Kandanghaur
- -
- rendah
11 Sukra
- 1
44 rendah
Total 10
6 75
rendah
Sumber : Podes 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007
4.1.2.8. Fasilitas Jasa
Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan fasilitas jasa paling rendah kedua setelah Kabupaten Cirebon. Jenis fasilitas
yang tersedia dapat terlihat pada Tabel 12. Tabel 12. Tingkat ketersediaan fasilitas jasa di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Pesisir Bengkel
kendaraan bermotor
Bengkel elektronik
Usaha FC Biroagen
perjalanan Tempat
pangkas rambut
Salo n
kec antikan
Bengkel las
Penyewaa n
alat pesta
Skor Kategori
1 Krangkeng
16 10
1 -
5 4
6 10
454 rendah
2 Karangampel
21 15
9 -
13 12
14 23
748 rendah
3 Juntinyuat
29 22
9 -
14 14
19 35
1.011 rendah 4
Balongan 16
7 6
- 8
9 7
9 473
rendah 5
Indramayu 56
25 29
1 17
30 46
21 1.764 sedang
6 Sindang
23 18
15 -
9 15
23 28
916 rendah
7 Cantigi
3 4
1 -
1 1
9 4
141 rendah
8 Arahan
6 8
3 -
- 1
6 3
272 rendah
9 Losarang
23 8
4 -
7 5
11 17
587 rendah
10 Kandanghaur 23
22 5
- 28
17 32
20 878
rendah 11 Sukra
35 27
15 -
17 14
26 21
1.253 sedang Total
251 166
97 1
119 122
199 191
773 rendah
Sumber : Podes 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007
4.2. Kabupaten Ciamis