Kabupaten Indramayu Aspek psikososial, Aktivitas Fisik, konsumsi Makanan, Status Gizi dan Pengaruh Susu Plus Probiotik Enterococcus faecium IS-27526 (MEDP) Terhadap Respons Imun IgA Lansia

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Kabupaten Indramayu

Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada 107 ° 52-108 ° 36 BT dan 6 ° 15-6 ° 40 LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 - 2 . Batas administratif Kabupaten Indramayu adalah : • Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa; • Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon; • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Subang; • Sebelah timur berbatasan dengan laut Jawa dan Kabupaten Cirebon. Luas total Kabupaten Indramayu yang tercatat adalah seluas 204.011 ha. Luas ini terbagi menjadi 31 kecamatan dan 310 desa. Dari kecamatan yang ada terdapat 11 kecamatan yang merupakan kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Sindang, Cantigi, Arahan, Losarang, Kandanghaur, dan Sukra. Luas seluruh kecamatan pesisir Kabupaten Indramayu adalah 68.703 km 2 atau 35 luas kabupaten dengan garis pantai mencapai 114,1 km dan 37 desa pesisir Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007. Pada tahun 2005 penduduk Kabupaten Indramayu berjumlah 1.640.745 jiwa dengan penduduk laki-laki dan perempuan masing-masing 809.739 jiwa dan 831.006 jiwa, seperti disajikan pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Indramayu Tahun Laki-laki Perempuan Total 2005 809.739 831.006 1.640.745 Sumber: BPS 2005 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007 4.1.1. Kondisi Oseanografi, Kualitas Perairan dan Iklim 4.1.1.1. Parameter Hidro Oseanografi

4.1.1.1.1. Batimetri

Perairan laut wilayah barat Indonesia termasuk bagian dari paparan sunda dan umumnya mempunyai karakteristik perairan yang relatif dangkal. Hal ini seperti terlihat pada perairan pesisir utara Provinsi Jawa Barat, dimana kondisi pantai umumnya landai dengan kemiringan antara 0,06 di wilayah Teluk Cirebon sampai 0,4 di wilayah Ujung Karawang. Perbedaan kelandaian pantai ini biasanya berkaitan dengan dinamika perairan pantai, dimana wilayah teluk umumnya menunjukkan wilayah yang relatif lebih landai dibandingkan dengan wilayah tanjung. Diperkirakan bahwa pada jarak rata-rata 4 km 2,3 mil laut dari garis pantai kedalaman mencapai 5 meter, kemudian pada jarak rata- rata 13 km 7 mil laut kedalaman menjadi 10 meter, dan pada jarak 21 km ~ 13 mil laut kedalaman mencapai 20 meter Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.

4.1.1.1.2. Pasang Surut

Pasang surut pasut merupakan gerakan permukaan air laut yang teratur secara periodik. Walaupun secara umum pergerakan pasang dan surut ini dapat dipengaruhi oleh posisi bulan dan matahari, namun karakter perairan pantai seperti wilayah kepulauan dan kedalaman juga memberikan sumbangan terhadap sifat pasut secara lokal. Berdasarkan data prakiraan dari dua stasiun Tanjung Priok dan Cirebon, tipe pasut di wilayah pantaiutara Jawa Barat termasuk kategori campuran mengarah ke semidiurnal. Kisaran maksimum tinggi pasang dan surut terbesar adalah 1 meter dan kisaran tinggi pasang dan surut kedua adalah 0,5 - 0,7 meter Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.

4.1.1.1.3. Gelombang

Gelombang laut adalah penjalaran energi yang dibangkitkan oleh angin Hadi, 2008. Kekuatan gelombang laut dipengaruhi oleh kecepatan angin, periode angin dan kondisi terbuka dan tertutupnya perairan terhadap angin. Dengan memperhatikan penyebab timbulnya gelombang, maka secara tidak langsung kondisi gelombang perairan dapat diperoleh dari data angin yang bertiup pada perairan tersebut. Dengan demikian kondisi gelombang juga akan menunjukkan pola musiman Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007. • Pada musim barat gelombang dari barat dengan ketinggian 1,7 m 45 , sedangkan gelombang teduh antara 30 - 50 . • Musim peralihan I gelombang tetap dari barat namun ketinggian dan frekuensinya semakin kecil. Gelombang dari timur makin dominan 40 . • Musim timur gelombang dari timur 40 . • Musim peralihan II walaupun masih terdapat gelombang dari arah timur, namun masih didominasi oleh gelombang dari arah barat.

4.1.1.2. Kualitas Perairan

Hasil monitoring kualitas air laut di pesisir utara Jawa Barat BPLHD Provinsi Jawa Barat, 2006 diperoleh informasi bahwa kondisi perairan laut di pesisir utara Jawa Barat adalah tercemar sedang dengan nilai Indeks Pencemaran berkisar dari 7,391 – 9,843. Parameter-parameter pH, fosfat, sianida, minyak dan lemak, raksa dan krom valensi 6, nilainya di semua stasiun memenuhi nilai baku mutunya masing-masing. Kandungan fenol berkisar dari 0,011 – 0,860 mgl di semua stasiun telah melebihi nilai baku mutu untuk biota laut, yaitu 0,002 mgl. Kandungan PAH, PCB dan pestisida, semuanya berada di bawah nilai baku mutunya masing-masing. • Parameter yang memenuhi nilai baku mutu di semua stasiun : pH, fosfat, CN, minyak lemak, Hg, Cr 6+ . • Parameter yang tidak memenuhi nilai baku mutu di beberapa stasiun : kekeruhan, DO, NH 3 , Ar, Cd, Cu, Pb, Zn, Ni, dan surfaktan. • Parameter yang melebihi nilai baku mutunya di semua stasiun : fenol Suhu dan salinitas di wilayah perairan pantai utara Jawa Barat berfluktuasi secara musiman yang dipengaruhi oleh dinamika perairan Laut Jawa, seperti disajikan pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Kisaran nilai suhu dan salinitas pada wilayah pantai utara Jawa Barat Wilayah pengamatan Tahun Kisaran suhu ° C Kisaran salinitas ‰ Sumber pustaka Blanakan Subang – Eretan Indramayu 1994 25-29 30-31 Paryono 1995 S. Cimanuk Indramayu 1994 28-29 30-33 Suswanti 1995 Pantura Jawa Barat 2006 26,8-29,7 30-34 BPLHD Jawa Barat 2006 Secara umum fluktuasi suhu bulanan di Laut Jawa menunjukkan adanya dua puncak maksimum 28,7 °C dan dua puncak minimum 27,5 °C. Puncak maksimum terjadi dalam musim peralihan Mei dan November, sedangkan puncak minimum terjadi bulan Agustus dan Pebruari puncak musim Timur dan Barat. Rata-rata suhu bulanan bervariasi antara 27,5 °C sampai 28,7 °C. Rata- rata salinitas bulanan di perairan Laut Jawa berkisar antara 31,5 ‰ – 33,7‰. Salinitas maksimum pertama 33,7‰ dan kedua 33,3‰ terjadi dalam bulan September dan November, sedangkan salinitas minimum pertama 31,8 ‰ dan kedua 31,3 ‰ terjadi sekitar Pebruari dan Mei BPLHD Jawa Barat, 2006. 4.1.1.3. Proses Geodinamika Pesisir 4.1.1.3.1. Abrasi Abrasi atau pengikisan pantai, meninggalkan jejak membentuk garis pantai yang bergerigi dengan tebing berbentuk ‘cliff’’ berukuran pendek, tergantung topografi setempat. Abrasi terjadi di Pantai Eretan Wetan, Balongan dan sekitar Juntinyuat. Di pantai Eretan hampir mencapai badan jalan negara Jakarta- Cirebon, sedang abrasi di bagian timur telah merusak Taman Wisata Tirtamaya dan lahan sawah Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.

4.1.1.3.2. Akresi

Akresi ialah bertambahnya daratan yang berbatasan dengan laut karena adanya proses pengendapan, baik oleh material endapan yang dibawa oleh sungai maupun endapan laut. Bentuk akresi berupa delta, estuaria, dan pematang pantai. Penambahan terjadi pada daerah-daerah di mana sungai Cimanuk bermuara, dengan besar pertambahan dari 0 hingga 7 km ke arah laut , seluas kurang lebih 45 km 2. Akresi telah membentuk Delta Cimanuk yang dari tahun ketahun semakin meluas, yang berkembang mulanya ke arah barat yang kemudian berpindah ke arah timur. Pembuatan Kanal Cimanuk ke arah timur laut telah menyebabkan terbentuknya anak Delta Cimanuk. Munculnya Delta Cimanuk ini telah menguntungkan karena bertambahnya lahan pantai, tetapi disisi lain mengakibatkan pendangkalan di muara-muara sungai, dermagapelabuhan tempat pendaratan kapal nelayan dan kapal ikan.

4.1.1.3.3. Intrusi Air Laut

Pengambilan air bawah tanah yang intensif dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, yaitu terjadinya krisis air bawah tanah, penurunan muka air tanah, penurunan muka tanah dan intrusi air laut dan oenecaran air bawah tanah. Di Cekungan Indramayu yaitu di Kandanghaur, batas air laut sudah mencapai 7 km dari garis pantai, dan batas air bawah tanah payautawar sudah mencapai 17 km dari garis pantai.

4.1.1.4. Iklim dan Cuaca

Iklim di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh angin muson yang mengakibatkan dua musim yaitu musim barat dan musim timur. Selama periode 14 tahun 1980-1993 angin umumnya berasal dari barat laut 29,35 , timur laut 22,01 dan Utara 18,32 . Kecepatan angin umumnya 41,35 bertiup dengan kisaran antara 3-5 mdet, sedangkan 0,62 kecepatan angin sangat lemah yaitu 1 mdet yang dapat diklasifikasikan pada kondisi teduh. Pergantian musim juga ikut memberikan pengaruh terhadap pergerakan massa air seperti arus. Pada musim barat pergerakan arus umumnya menuju ke arah timur atau arus timur dengan kecepatan berkisar antara 3-14 mil per hari. Musim timur arus bergerak sebaliknya yaitu menuju arah barat dengan kecepatan berkisar antara 1 - 13 mil per hari. Musim peralihan I bulan Maret sampai bulan Mei dan peralihan II bulan September sampai bulan November kecepatan arus laut masing-masing adalah 1 mil per jam dan 6 mil per jam. Di wilayah pantai arus umumnya merupakan arus gabungan yang ditimbulkan oleh arus regional dan arus pasut Bapeda Provinsi Jawa Barat, 2007.

4.1.1.5. Geologi

Daerah pantai Jawa Barat bagian utara khususnya daerah Indramayu sebagian besar merupakan daerah dataran pantai dengan berbagai jenis sebaran batuan. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap keairan baik air permukaan, air tanah dangkal, maupun air tanah dalam. Bahan galian yang telah dimanfaatkan masyarakat berupa pasir sungai, pasir pantai, lempungtanah liat dan sirtu. § Pasir sungai, merupakan endapan hasil sedimentasi karena itu endapan ini masih berada di lingkungan sungai, terakumulasi di sekitar kelokan sungai dan di sekitar muara sungai; Pasir sungai ini diambil di sepanjang alur sungai Cimanuk; § Pasir pantai, cukup melimpah disepanjang muara sungai Cimanuk, pengambilan pasir di daerah pantai, lebar pantai berpasir ini berkisar 5-30 m; § Lempungtanah liat, penyebaran cukup melimpah, sebagian besar terdapat di bagian tengah, dan timur cukup baik untuk bahan pembuatan batu bata dan genteng dan cukup baik untuk bahan urugan. 4.1.2. Kondisi Sosial Ekonomi 4.1.2.1. Dinamika Perekonomian Data PDRB Kabupaten Indramayu dari tahun 2001-2005 menunjukkan bahwa ada peningkatan dari tahun ketahun, namun pada sektor industri pengolahan tahun 2003 mengalami penurunan. Ditinjau secara sektoral, presentase PDRB yang tertinggi diperoleh dari sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 43,88 . produksi domestik regional bruto dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Produksi domestik regional bruto PDRB atas harga konstan di Kabupaten Indramayu No Lapangan Usaha PDRB Jutaan Rupiah LPE Kontribusi 2003 2004 2005 1 Pertanian dan Perikanan 2.436.417,37 2.514.794,75 2.581.133,76 1,85 15,84 2 Pertambangan dan Penggalian 8.163.923,32 8.177.201,11 8.207.725,19 0,23 50,38 3 Industri Pengolahan 2.992.322,40 2.822.623,46 2.509.827,42 -8,88 15,41 4 Listrik dan Air Minum 41.672,12 43.648,14 45.773,87 4,49 0,28 5 Bangunan 137.554,98 142.162,05 147.286,65 4,93 0,90 6 Pariwisata 1.436.248,52 1.548.752,67 1.673.589,19 9,20 10,27 7 Transportasi 375.091,77 381.467,27 396.027,21 5,82 2,43 8 Keuangan dan Perbankan 161.856,96 164.470,26 167.648,31 3,89 1,03 9 Jasa-Jasa 526.432,48 542.267,65 562.308,62 4,40 3,45 PDRB 16.271.619,92 16.337.387,36 16.291.320,22 -0,12 100,00 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2001-2005, Kabupaten Indramayu Dalam Angka, 2005

4.1.2.2. Fasilitas Perekonomian

Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten pesisir yang mempunyai tingkat ketersediaan fasilitas perekonomian paling tinggi kedua setelah kota Cirebon. Jenis fasilitas perekonomian yang tersedia di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tingkat ketersediaan fasilitas perekonomian di Kabupaten Indramayu No Kecamatan Pesisir Jumlah bank umum kanpuscab capem Jumlah BPR BPR baruPT.bank pasarPT.bank desadst Jumlah koperasi Skor Kategori 1 Krangkeng - 1 10 283 rendah 2 Karangampel 1 2 4 208 rendah 3 Juntinyuat - 1 6 183 rendah 4 Balongan - 2 6 217 rendah 5 Indramayu 7 17 28 1.558 tinggi 6 Sindang - 11 7 542 sedang 7 Cantigi - 1 - 33 rendah 8 Arahan - 2 1 92 rendah 9 Losarang 2 14 8 750 sedang 10 Kandanghaur - 1 9 258 rendah 11 Sukra 2 1 7 292 rendah Total 12 53 86 402 rendah Sumber : Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007

4.1.2.3. Sarana Pendidikan

Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan fasilitas pendidikan terendah ketiga setelah Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon. Jenis fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Indramayu No Kecamatan Pesisir Jumlah Fasilitas Pendidikan unit Skor Kategori TK SD SLTP SLTA SMK Akademi 1 Krangkeng 12 45 5 2 1 - 318 sedang 2 Karangampel 10 37 7 4 1 - 278 sedang 3 Juntinyuat 16 63 11 5 - - 458 tinggi 4 Balongan 7 16 4 - 1 - 125 rendah 5 Indramayu 29 66 10 9 6 6 547 tinggi 6 Sindang 14 34 6 - 1 1 256 sedang 7 Cantigi - 14 1 - - - 87 rendah 8 Arahan 7 21 2 - - - 146 rendah 9 Losarang 8 39 7 1 2 - 280 sedang 10 Kandanghaur 15 39 9 7 3 2 327 sedang 11 Sukra 11 44 9 3 - 1 325 sedang Total 129 418 71 31 15 10 286 sedang Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007

4.1.2.4. Sarana Kesehatan

Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan fasilitas kesehatan paling rendah kedua setelah Kabupaten Karawang. Ketersediaan fasilitas kesehatan di masing-masing kecamatan pesisir di wilayah Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Indramayu No Kecamatan Pesisir Jumlah Fasilitas Kesehatan unit Ketersediaan RS RSB Poli Pus Pustu P.dr. P.Bd. P .syandu Polindes Apt T.O. Skor Kate gori 1 Krangkeng - - - 2 3 - 11 50 2 - - 449 rendah 2 Karangampel - 2 1 2 - 10 13 66 - 2 4 685 sedang 3 Juntinyuat - - - 2 3 5 13 85 1 - - 714 sedang 4 Balongan - - 2 1 2 3 6 33 - - 1 331 rendah 5 Indramayu 1 - 1 3 5 26 49 109 2 3 7 1.494 tinggi 6 Sindang - - - 2 1 2 12 70 5 - - 591 sedang 7 Cantigi - - - 1 2 1 7 30 6 - - 311 rendah 8 Arahan - - - 1 1 1 3 35 5 - - 289 rendah 9 Losarang - - - 2 4 3 13 77 - 1 1 664 sedang 10 Kandanghaur - 2 1 2 2 8 22 78 - 3 2 831 sedang 11 Sukra - - 1 2 6 1 21 99 - 4 3 902 sedang Total Pesisir 1 4 6 20 29 60 170 732 21 13 18 660 sedang Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007

4.1.2.5. Produksi Perikanan

Perikanan Jawa Barat sampai saat ini bertumpu pada produksi perikanan di wilayah Pantura. Berdasarkan data profil daerah Jawa Barat tahun 2006, produksi perikanan tangkap meningkat dan yang terbesar adalah Kabupaten Indramayu sebagaimana terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Perkembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu No Tahun Produksi Perikanan Indramayu Produksi Perikanan Pantura ton 1 1995 50.55 91251.61 2 1997 60.94 107190.18 3 1999 55.85 120131.96 4 2001 54.00 132306.24 5 2003 46.16 131444.60 6 2005 47.48 141812.60 Rata-rata 49.41 Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007

4.1.2.6. Fasilitas Perindustrian

Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan fasilitas perindustrian paling tinggi kedua setelah Kota Cirebon. Jenis fasilitas perindustrian yang dominan terdapat di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tingkat ketersediaan fasilitas perindustrian di Kabupaten Indramayu No Kecamatan Pesisir Jenis Fasilitas unit Skor Kategori IB1 IB2 IKKRT KK IKK IKL PA PGK JIK IM IK2 PLN 1 Krangkeng - - - 27 - 5 - - 18 45 - 70 rendah 2 Karangampel 1 6 - 6 7 - - - 38 - 1 134 rendah 3 Juntinyuat 2 3 1 22 2 - - - 150 52 - 276 sedang 4 Balongan 2 - - 2 - - - - 7 12 - 43 rendah 5 Indramayu 20 - - 20 25 - 10 57 102 22 - 461 sedang 6 Sindang 20 35 - 99 24 9 2 2 25 - - 808 tinggi 7 Cantigi - - - 1 - - - - 3 - - 4 rendah 8 Arahan - - - - - - - - 2 - - 2 rendah 9 Losarang 2 1 1 11 5 24 - - 191 2 - 270 sedang 10 Kandanghaur - 2 3 27 - - 25 - 135 - - 227 rendah 11 Sukra - - - 22 3 - - - 94 - - 111 rendah Total 47 47 5 237 66 38 37 59 765 133 1 219 rendah Sumber: Potensi desa 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007 Keterangan: IB1 Industri besar di atas 100 pekerja IB2 Industri besar di atas 20 sampai 90 pekerja IK KRT KK Industri kecil 5-19 orang pekerjakerajinan rumah tangga 1-4 pekerja kerajinan dari kulit IKK Industri kerajinan kayu IKL Industri kerajinan dari logamlogam mulia PA Pengrajin anyaman PGK Pengrajian gerabah JIK Industri kerajinan dari kaintenun IM Industri makanan IK2 Industri k ecil lainnya nPL N Perusahaan listrik non PLN

4.1.2.7. Fasilitas Pariwisata

Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten pesisir di pantai utara Pulau Jawa yang mempunyai tingkat ketersediaan fasilitas pariwisata paling tinggi ketiga setelah Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon. Jenis fasilitas yang tersedia dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tingkat ketersediaan fasilitas pariwisata di Kabupaten Indramayu No Kecamatan Jumlah hotel Jumlah penginapan hostelmotelwisma Skor Kategori 1 Krangkeng - - - rendah 2 Karangampel 1 2 144 rendah 3 Juntinyuat - 1 44 rendah 4 Balongan - - - rendah 5 Indramayu 8 2 533 sedang 6 Sindang - - - rendah 7 Cantigi - - - rendah 8 Arahan - - - rendah 9 Losarang 1 - 56 rendah 10 Kandanghaur - - - rendah 11 Sukra - 1 44 rendah Total 10 6 75 rendah Sumber : Podes 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007

4.1.2.8. Fasilitas Jasa

Kabupaten Indramayu merupakan wilayah dengan tingkat ketersediaan fasilitas jasa paling rendah kedua setelah Kabupaten Cirebon. Jenis fasilitas yang tersedia dapat terlihat pada Tabel 12. Tabel 12. Tingkat ketersediaan fasilitas jasa di Kabupaten Indramayu No Kecamatan Pesisir Bengkel kendaraan bermotor Bengkel elektronik Usaha FC Biroagen perjalanan Tempat pangkas rambut Salo n kec antikan Bengkel las Penyewaa n alat pesta Skor Kategori 1 Krangkeng 16 10 1 - 5 4 6 10 454 rendah 2 Karangampel 21 15 9 - 13 12 14 23 748 rendah 3 Juntinyuat 29 22 9 - 14 14 19 35 1.011 rendah 4 Balongan 16 7 6 - 8 9 7 9 473 rendah 5 Indramayu 56 25 29 1 17 30 46 21 1.764 sedang 6 Sindang 23 18 15 - 9 15 23 28 916 rendah 7 Cantigi 3 4 1 - 1 1 9 4 141 rendah 8 Arahan 6 8 3 - - 1 6 3 272 rendah 9 Losarang 23 8 4 - 7 5 11 17 587 rendah 10 Kandanghaur 23 22 5 - 28 17 32 20 878 rendah 11 Sukra 35 27 15 - 17 14 26 21 1.253 sedang Total 251 166 97 1 119 122 199 191 773 rendah Sumber : Podes 2006 dalam Bapeda Provinsi Jawa Barat 2007

4.2. Kabupaten Ciamis