Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

5 Ketuntasan Belajar 6 Kenaikan Kelas dan Kelulusan 7 Penjurusan 8 Pendidikan Kecakapan Hidup 9 Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global c. Kalender Kendidikan d. Pengembangan Silabus e. Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP 6. Struktur Kurikulum 2006 Menurut Kunandar 2007:184-188, struktur Kurikulum 2006 memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut: a. Kelompok mata pelajaran agama dan aklak mulia; b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. Kelompok mata pelajaran estetika; e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

B. Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual Keterlaksanaan berasal dari kata laksana, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:627 berarti sifat, laku, atau perbuatan. Imbuhan keter-an menyatakan sesuatu hal atau peristiwa yang telah terjadi. Dengan demikian, keterlaksanaan berarti sesuatu hal atau peristiwa yang sudah terjadi, sedangkan menurut Komalasari 2011:7 pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata peserta didik sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya. Sementara itu menurut Johnson 2002:67, pembelajaran dan pengajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para peserta didik melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks dalam keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Menurut Kunandar 2007:296, pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning atau CTL adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Rusman 2013:187 Pendekatan kontekstual adalah usaha untuk membuat peserta didik aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab peserta didik berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Berdasarkan dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh suatu sekolah dengan cara mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Konsep Pembelajaran Kontekstual Menurut Muslich 2007:41-42, untuk memahami secara lebih mendalam konsep pembelajaran kontekstual, COR Center for Occupational Reseach di Amerika menjabarkannya menjadi lima konsep bawahan yang disingkat REACT, yaitu relating, experiencing, applying, coorperating, dan transfering. Masing-masing konsep tersebut antara lain: a. Relating Bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan masalah untuk dipecahkan. b. Experiencing Belajar dalam konteks ini adalah belajar mengekplorasi, penemuan, dan penciptaan. Ini bearti bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus inqury. c. Applying Belajar dalam bentuk ini menerapkan hasil belajar dalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa menerapkan konsep dan informasi ke dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Cooperating Belajar dalam bentuk ini adalah dengan cara berbagi informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi. Bentuk belajar ini tidak hanya membantu siwa belajar tentang materi, tetapi juga konsisten dengan penekanan belajar kontekstual dalam kehidupan nyata. Dalam kehiduan yang nyata siswa akan menjadi warga yang hidup berdampingan dan berkomunikasi dengan warga lain. e. Transfering Kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru. 3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Menurut Johnson Kunandar, 2007:296-297, pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Melakukan hubungan yang bermakna making meaningful connections . Artinya peserta didik dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan mintanya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat bekerja sambil berbuat learning by doing b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan doing significant work. Artinya, siswa membuat hubungan-hubungan anatara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat. c. Belajar yang diatur sendiri self regulated learning d. Bekerja sama collaborating. Artinya, siswa dapat bekerja sama, guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Berpikir kritis dan kreatif critical and creative thinking. Artinya, siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif, dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika serta bukti- bukti. f. Mengasuh atau memelihara pribadi peserta didik nurturing the individual . Artinya, peserta didik memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memiliki harapan-harapan yang tingi, memotivasi, dan memperkuat diri sendiri. Peserta didik tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. g. Mencapai standar yang tinggi reaching high standards. Artinya, peserta didik mengenal dan mencapai standar yang tingi mengidentifikasi tujuan dan memotivasi peserta didik untuk mencapainya. h. Menggunakan penilaian authentic using authentic assesment. Menurut Komalasari 2010:13, pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Keterkaitan relating, artinya proses pembelajaran yang memiliki keterkaitan relevansi dengan bekal pengetahuan prerequisite knowledge yang telah ada pada diri peserta didik dan dengan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata peserta didik. b. Pengalaman langsung experiencing, artinya proses pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung. c. Aplikasi applying, artinya proses pembelajaran yang menekankan pada penerapan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks lain yang berbeda sehingga bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. d. Kerja sama cooperating, artinya pembelajaran yang mendorong kerja sama di antara peserta didik, antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar. e. Pengaturan diri self-regulating, artinya pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengatur diri dan pembelajarannya secara mandiri. f. Asesmen autentik authentic assessment, artinya pembelajaran yang mengukur, memonitor, dan menilai semua sapek hasil belajar yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor, baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran maupun berupa perubahan dan perkembanagan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif dan efikasi diri

0 4 189