Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hubungan positif pada kategori sangat lemah bermakna hubungan tersebut tidak sensitif antar skor variabel. Hal ini ditunjukkan dengan
ketidakkonsistenan skor responden, hubungan yang kurang sensitif dikarenakan tidak semua responden secara konsisten menghasilkan skor yang
tinggi untuk kedua variabel. Sebagai contoh seorang responden memiliki skor tinggi untuk tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dan skor sedang
atau rendah untuk integritas pribadi, atau dengan kata lain skor-skor pada integritas pribadi tidak setinggi pada skor keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual dan sebaliknya sehingga menyebabkan korelasi yang sangat lemah.
Hubungan sensitif terjadi pada saat semua responden secara konsisten menjawab setiap butir pernyataan kuesioner yang menghasilkan skor tinggi
untuk satu variabel dan skor tinggi untuk variabel lainnya sehingga korelasi kedua variabel tersebut menjadi kuat.
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini sejalan dengan pandangan Lickona 20013:74, dimana terdapat komponen karakter-karakter
baik yaitu pengembangan nilai kejujuran pada diri peserta didik dimulai dari proses pemahaman tentang nilai-nilai kejujuran moral knowing, kemudian
mampu merasakan nilai-nilai kejujuran moral feeling, dan pada akhirnya akan melahirkan tindakanperbuatan jujur moral action. Salah satu materi
yang bisa dijadikan wahana dan sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kejujuran adalah menyusun laporan keuangan. Materi ini melatih siswa untuk
berperilaku jujur dalam menganalisis bukti transaksi, menjurnal, hingga menyusun laporan keuangan. Dengan demikian, laporan keuangan yang
dihasilkan akan transparan dan akurat, sehingga laporan keuangan tersebut dapat digunakan oleh pihak yang memerlukan informasi.
Namun dalam penelitian ini dinyatakan bahwa hubungan antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dan integritas pribadi memiliki
hubungan positif yang lemah. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan proses- proses pembelajaran kontekstual dapat menumbuhkan integritas pribadi
peserta didik. Proses pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai faktor eksternal yang dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk menumbuh
kembangkan perilaku jujur. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan terlebih dahulu dari faktor ekstenal seperti lingkungan sekolah untuk data menjadikan
pribadi yang mempunyai perilaku jujur dan berintegritas. Misalkan pada saat mengajar guru menggunakan metode pembelajaran atau salah satu komponen
utama dari pembelajaran kontekstual yaitu inquiry. Selain itu guru juga dapat memberikan pekerjaan rumah untuk peserta didik. Selanjutnya pada
pertemuan yang akan datang guru menuntut peserta didik untuk menyampaikan dan mengkonfirmasi sesuai dengan hasil pekerjaannya sendiri,
dan bukan dari hasil menyontek teman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual pada Materi Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2006 dengan Minat Belajar
Dari hasil analisis data untuk menguji hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006
dengan minat belajar, diketahui bahwa memiliki hubungan positif dengan keeratan korelasi cukup. Hasil ini berdasarkan perhitungan hipotesis yaitu
dengan korelasi Spearman ’s rho dengan nilai asymp. Sig sebesar 0,000 kurang
dari alfa α = 0,01. Sedangkan untuk perhitungan koefisien korelasi menunjukkan angka + 0,503.
Persepsi peserta didik tentang keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean = 120,4,
nilai tengah median = 120, dan nilai modus = 110. Hal tersebut menunjukkan sebagian besar peserta didik memiliki persepsi bahwa tingkat
keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dalan materi akuntansi dengan kategori tinggi. Sementara pada minat belajar menunjukkan bahwa nilai rata-
rata mean = 70,23, nilai tengah median = 70, modus = 71. Hal tersebut menunjukkan sebagian besar peserta didik memiliki minat belajar dengan
kategori tinggi. Namun demikian, nilai koefisien korelasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi dengan
integritas pribadi menunjukkan derajat hubungan kedua variabel tersebut adalah positif dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pembelajaran kontekstual dengan
minat belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan salah satu komponen utama pembelajaran kontekstual yang diutarakan oleh Johnson 2002:65 yaitu
membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna. Membuat keterkaitan- keterkaitan yang bermakna yaitu peserta didik dapat mengatur diri sendiri
sebagai orang belajar aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok,
dan orang yang dapat belajar sambil berbuat. Peserta didik yang memiliki minat belajar akan dengan sendirinya dapat
belajar secara aktif baik bekerja secara sendiri maupun belajar dalam kelompok. Semakin minat seseorang dalam melaksanakan sesuatu maka
pembelajaran yang dirasa menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara menyenangkan hal ini termasuk salah satu
karakteristik pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL Contextual Teaching an Learning
yang dikemukakan oleh Priyatni Hosnan, 2014:278. Hal ini juga sejalan dengan karakteristik pembelajaran kontekstual seperti
yang dikemukakan Nurhadi Hosnan, 2014: 277 yaitu pembelajaran kontekstual menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan kegiatan
belajar peserta didik aktif. Seseorang yang memiliki minat dalam belajar akan menjadikan pembelajaran yang dialaminya menjadi suatu hal yang
menyenangkan dan dengan sendirinya tanpa adanya perintah dari siapapun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik akan aktif dalam pembelajaran sehingga dalam menjalankan setiap proses pembelajaran dia akan sungguh memaknainya. Maka dapat
disimpulkan bahwa pendapat Johnson sejalan dengan hasil penelitian, semakin tinggi tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual maka
semakin tinggi pula minat belajar peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113