Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

melakukan hal-hal yang benar, jujur, apa adanya, seperti apa yang ia lakukan atau hasilkan. Lalu, pilar yang selanjutnya adalah belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif jika guru dan peserta didik dapat menjalin komunikasi dengan baik. Peserta didik yang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik, maka secara otomatis dapat membantu guru dalam menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang efektif di dalam kelas. Pilar yang selanjutnya adalah belajar untuk membangun dan menemukan jati diri. Dalam hal ini, peserta didik belajar untuk membangun minat belajar sesuai dengan caranya sendiri. Jika peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi, maka peserta didik akan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran dan akan mencari tahu sendiri apa saja yang berhubungan dengan yang akan dipelajarinya. Untuk membangun minat belajar dan menemukan jati diri, maka diperlukan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Seiring dengan diperlukan hal tersebut, dalam pelaksanaan prinsip Kurikulum 2006 juga melalui proses belajar mengajar yang menekankan kompetensi, pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan begitu dalam pelaksanaan Kurikulum 2006 dapat dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kontekstual contohnya seperti: inquiry based learning, problem based learning, work based learning, service learning . Dengan adanya pembelajaran kontekstual, diharapkan peserta didik mampu menjadi pribadi yang unggul secara akademis maupun non-akademik. Dengan kelima pilar Kurikulum 2006 yang telah dipaparkan diatas, diharapkan dapat membantu guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual memiliki konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Artinya, belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, dan bukan sekedar “mengetahuinya”. Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah menfasilitasi peserta didik dalam menemukan sesuatu yang baru pengetahuan dan keterampilan melalui pembelajaran secara sendiri bukan apa kata guru. Peserta didik juga benar- benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil rekonstruksi sendiri. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual diharapkan peserta didik mampu mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, mencapai nilai integritas pribadi, dan minat belajar. Hal ini karena pembelajaran kontekstual memiliki karakakteristik sebagai berikut Nurhadi, 2013: 1 melakukan hubungan yang bermakna; 2 melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan; 3 belajar yang diatur sendiri; 4 bekerja sama; 5 berpikir kritis dan kreatif; 6 mengasuh atau memelihara pribadi peserta didik; 7 mencapai standar yang tinggi; dan 8 penilaian autentik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah bekerja sama. Dalam karakteristik ini diharapkan mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi peserta didik. Dalam hal ini guru membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu peserta didik memahami bagaimana peserta didik mempengaruhi dan saling berkomunikasi. Dalam bekerja sama, peserta didik terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Bekerja sama juga akan membantu peserta didik untuk mengetahui bahwa saling membangun keterampilan berkomunikasi dan saling mendengarkan akan dapat menuntun peserta didik pada tingkat keberhasilan. Karakteristik lain yang dimiliki pembelajaran kontekstual adalah berpikir kritis dan kreatif. Dalam karakteristik ini, peserta didik dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif, dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika serta bukti-bukti. Dengan berpikir kritis peserta didik dapat belajar untuk menganalisis permasalahan yang ada. Secara tidak langsung peserta didik dapat menumbuhkan integritas pribadi jika diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran secara mandiri pada setiap kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Dalam hal ini peserta didik diharapkan akan terbiasa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, penampilan dan kenyataan, fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Secara alami, mereka akan membangun argumen dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan bukti yang dapat dipercaya dan logika yang masuk akal. Dan sebagai pemikir yang kreatif, peserta didik akan terbiasa membangun hubungan imajinatif antara hal-hal yang berbeda, melihat kemungkinan- kemungkinan tak terduga, dan berpikir dengan cara baru mengenai berbagai masalah yang sudah lazim. Pembelajaran kontekstual juga memiliki karakteristik lain diantaranya adalah melakukan hubungan yang bermakna. Dimana peserta didik dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minat belajarnya secara individual, belajar dalam kelompok, maupun orang yang dapat belajar sambil berbuat. Dengan melakukan hubungan yang bermakna, diharapkan minat belajar peserta didik dapat tumbuh sehingga peserta didik akan memiliki kesadaran untuk belajar sendiri. Belajar sendiri memiliki definisi bahwa belajar adalah mengalami perubahan dalam arti perubahan sikap, aktual maupun potensial dan perubahan itu dimungkinkan didapatkan sebuah kecakapan baru dan terjadi karena suatu usaha yang secara sengaja. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis bermaksud menyelidiki tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dalam materi akuntansi dan dampaknya pada keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik. Judul penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual Pada Materi Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2006 Dengan Keterampilan Berkomunikasi, Integritas Pribadi, dan Minat Belajar Peserta didik”.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan mengenai tingkat keterlaksananaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, minat belajar peserta didik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi? 2. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan integritas pribadi? 3. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan minat belajar peserta didik? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi. 2. Hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan integritas pribadi. 3. Hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan minat belajar peserta didik.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi guru selama menerapkan pembelajaran kontekstual khususnya untuk materi akuntansi. Cakupan evaluasi berkenaan dengan sejauh mana efektifitas keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dan dampaknya pada keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi bagi sekolah tentang keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006. 3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan menambah referensi dan wawasan mengenai tingkat keterlaksananaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, minat belajar peserta didik. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti khususnya berkaitan dengan tingkat keterlaksananaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan Kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, minat belajar peserta didik. 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Pengertian Kurikulum 2006 Menurut Kunandar 2007:125, Kurikulum 2006 merupakan Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing- masing satuan pendidikan. Kurikulum 2006 adalah sebuah konsep Kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dalam Kurikulum 2006 guru ditempatkan sebagai fasilitator dan mediator yang membantu agar proses belajar peserta didik berjalan dengan baik. Fungsi fasilitator dan mediator begitu berarti, yakni: 1 menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik bertanggung jawab dalam membuat rancangan dan proses. 2 menyediakan atau memberikan kegiatan- kegiatan yang merangsang keingintahuan peserta didik dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang peserta didik berpikir secara produktif, menyediakan kesempatan dan pengalaman konflik. 3 memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran peserta didik jalan atau tidak. Dapat disimpulkan Kurikulum 2006 adalah perangkat standar program pendidikan yang mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. 2. Karakteristik Kurikulum 2006 Menurut Kunandar 2007:138 sebagai sebuah konsep dan program, Kurikulum 2006 memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Kurikulum 2006 menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara Kurikulum 2006 individual maupun klasikal. b. Kurikulum 2006 berorientasi pada hasil belajar learning outcomes dan keberagaman. c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 3. Prinsip Pengembangan Kurikulum Menurut Kunandar 2007:139-141, kurikulum 2006 jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan keentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman da bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b. Beragam dan terpadu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif dan efikasi diri

0 4 189