keluhuran budi, serta keyakinan terhadap kapasitas untuk menjadi orang baik.
3 Empati Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan
yang tengah dialami orang lain. 4 Mencintai kebaikan
Ciri lain dari bentuk karakter yang tertinggi adalah ketertarikan murni, yang tidak dibuat-buat ada kebaikan. Jika orang mencintai
kebaikan, mereka akan merasa senang melakukan kebaikan. 5 Kontrol diri
Kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting. Kontrol diri dapat menjadi pengendali emosi, karena jika tidak dapat
mengontrol diri, emosi dapat menghanyutkan akal. 6 Kerendahan hati
Kerendahan hati merupakan pekerti moral yang kerap diabaikan padahal pekerti ini merupakan bagian penting dari karakter yag
baik. Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman diri. c. Tindakan Moral moral action
Dalam tindakan moral terdapat tiga aspek yaitu kompetensi, kemauan, dan kebiasaan.
1 Kompetensi Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan
dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Kemauan Kemauan diperlukan untuk menjaga emosi agar tetap terkendali
oleh akal. Kemauan juga dibutuhkan untuk melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral.
3 Kebiasaan Kebiasaan merupakan faktor pembentuk perilaku moral.
E. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyeluruh Slameto, 2010:180. Menurut Winkel 2014:218, minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang
menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat akan mempengaruhi keseriusan dalam mengikuti suatu
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang Slameto, 2010:180. Menurut Hurlock
Makmun,2015:88, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan
kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam hal ini minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Menurut Djaali 2007:121, minat
dapat ekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Menurut Djamarah 2011:166, minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Dengan adanya beberapa pendapat, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar akan
besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Peserta didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-
sungguh, karena ada daya tarik baginya. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relative menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu Daryanto dan Muljo, 2014. Hal ini diperkuat oleh William James Daryanto dan Muljo,2014 bahwa minat peserta didik merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar peserta didik. Dari uraian di atas, maka minat belajar merupakan ketertarikan atau
rasa suka yang dimiliki oleh peserta didik terhadap sesuatu yaitu materi ajar sebagai aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan tanpa
adanya paksaan. Minat besar berpengaruh terhadap belajar karena jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahan yang dipelajari tidak sesuai dengann minat peserta didik, peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan baik.
2. Macam-macam Minat Menurut Rosyidah 1988:1 Susanto 2013: 60, timbulnya minat
pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena
adanya pengaruh dari luar. Pertama, minat yang timbul dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap individu. Hal ini biasanya
dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah. Kedua, minat timbul karena adanya pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring
dengan proses perkembangan individu yang bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua dan kebiasaan
atau adat. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri faktor internal maupun
yang berasal dari luar faktor eksternal. Faktor internal meliputi keluarga, guru dan fasilitas sekolah, teman sepergaulan, media massa. Penjelasan
secara rinci sebagai berikut Budiyarti, 2011: a. Faktor internal
1 Niat, merupakan titik sentral yang pokok dari segala bentuk perbuatan seseorang.
2 Rajin dan kesungguhan dalam belajar seseorang akan memperoleh sesuatu yang dikehendaki dengan cara maksimal dalam menuntut
ilmu tentunya dibutuhkan kesungguhan belajar yang matang dan ketekunan yang intensif pada diri orang tersebut.
3 Motivasi, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang karena adanya dorongan yang timbul dalam diri
seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. 4 Perhatian, minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat
merupakan sebab-akibat dari perhatian, karena perhatian itu merupakan pengarahan tenaga jiw yang ditunjukan kepada suatu
obyek yang akan menimbulkan perasaan suka.
b. Faktor eksternal 1 Keluarga, adanya perhatian dukungan dan bimbingan dari keluarga
khususnya orang tua akan memberikan motivasi yang sangat baik bagi perkembangan minat anak.
2 Guru dan fasilitas sekolah, faktor guru merupakan faktor yang penting pada proses belajar mengajar, cara guru menyajikan
pelajaran di kelas dan penguasaan materi pelajaran yang tidak membuat peserta didik malas, akan mempengaruhi minat belajar
peserta didik. Demikian pula sarana dan fasilitas yang kurang mendukung seperti buku pelajaran, ruang kelas, laboraturium yang
tidak lengkap dapat mempengaruhi minta peserta didik.
3 Teman sepergaulan, sesuai dengan masa perkembangan peserta didik yang senang membuat kelompok dan banyak bergaul dengan
kelompok yang diminati, teman pergaulan yang ada di sekelilingnya berpengaruh terhadap minat belajar anak.
4 Media massa, kemajuan teknolohi seperti VCD, telepon, HP, telebvisi dan media cetak lainnya seperti buku bacaan, majalah dan
surat kabar, semuanya itu dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik.
F. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual Berdasarkan Kurikulum 2006 dengan Keterampilan Berkomunikasi.
Salah satu komponen pembelajaran kontekstual yang dapat mendorong peserta didik untuk memiliki keterampilan berkomunikasi
adalah masyarakat belajar learning community. Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain
melalui berbagi pengalaman sharing untuk memecahkan suatu masalah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melalui sharing ini peserta didik dibiasakan untuk saling memberi dan menerima. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus
sebagai makhluk sosial. Hal ini berimplikasi pada saatnya seseorang bekerja sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan, namun disisi lain
tidak bisa melepaskan diri ketergantungan dengan pihak lain. Untuk memberikan informasi yang baik dan benar kepada peserta didik yang
membutuhkan informasi, peserta didik yang memberikan informasi harus memiliki
keterampilan berkomunikasi
yang baik.
Dari proses
pembelajaran menggunakan prinsip ini akan membiasakan para peserta didik untuk mengeluarkan pendapat mereka dan terbiasa untuk saling
berkomunikasi sehingga para peserta didik akan memiliki keterampilan berkomunikasi.
Dari penjelasan di atas, peneliti menduga bahwa ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi
akuntansi dengan keterampilan berkomunikasi. 2. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual Berdasarkan
Kurikulum 2006 dengan Integritas Pribadi. Salah satu konsep pembelajaran kontekstual yang dapat digunakan
untuk mengembangkan integritas pribadi adalah menemukan inquiry. Komponen menemukan merupakan kegiatan dengan pengamatan terhadap
fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh peserta didik. Di dalam
proses menemukan sendiri tersebut peserta didik diminta untuk mengamati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI