Pedoman pensekoran dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut di bawah ini : Tabel 3.6 Pedoman penskoran keterlibatan siswa
Kriteria Skor
Melakukan aktitivitas 1
Tidak melakukan aktitivitas
Lembar Observasi keterlibatan siswa
Tanggal observasi : ............................................................
Kegiatan pembelajaran : Matematika
Kelas : IV
Observer : ............................................................
Tabel 3.7 Lembar Observasi keterlibatan siswa
No Nama
siswa Indikator
Jumlah
Nilai
Membaca materi
pelajaran Mendengarkan
pendapat teman
Menulis materi
pelajaran Berlatih soal
menggunakan media
puzzle Mengemukakan
pendapat
1. 2.
3. 4.
5. 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15
Keterangan : Jika siswa nampak melakukan indikator beri tanda dan jika
tidak nampak beri tanda -.
3.9 Validasi dan Reliabilitas
Bagian validitas dan reliabilitas ini membahas cara pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas serta jenis-jenis validitas yang digunakan dalam penelitian.
3.9.1 Validitas
“Valid mempunyai arti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
” Arikunto 2002 : 80. Artinya validitas dapat diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengalaman. Menurut Arikunto
2002 : 82 ada empat tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu:
1. Validitas Isi Content Validity Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi menyangkut rincian materi untuk kepentingan cara
penyusunan tes. 2. Validitas Konstruksi Construct Validity
Arikunto 2002 : 82 menyatakan bahwa “sebuah tes dikatakan
memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang dikatan Tujuan
Instruksional Khusus ”. Dengan kata lain jika butir soal mengukur aspek
berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan insturksional.
3 . Validitas “Ada Sekarang” Concurrent Validity
Validitas “Ada Sekarang” dikenal dengan nama validitas empiris. Jika sebuah tes dikatan memiliki validitas empiris apabila hasilnya sesuai
dengan pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada ada sekarang,
concurrent . Dalam membandingkan hasil tes diperlukan suatu kriteria
atau alat banding. Maka, suatu hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
Kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variabel yang dirancang sebagai
kriteria. Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian, yaitu validitas logis dan valid
itas empiris. “Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal sudah sesuai dengan isi
dan aspek yang diungkapkan ” Arikunto 2002: 86. Sebuah instrumen
dikatakanvalid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Rumus
tersebut adalah sebagai berikut:
2 2
2 2
. y
y N
x x
N y
x xy
N rxy
Keterangan : = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
N = jumlah subjek
∑ = jumlah perkalian x dan y
x = jumlah total skor x
y = jumlah total skor y
x
2
= jumlah dari kuadrat dari x y
2
= jumlah dari kuadrat dari y Perhitungan yang dilakukan dapat menggambarkan derajat
validitas konstruk yang berkisar antara 0,00 sampai +1,00. Berikut pedoman yang dapat digunakan:
Tabel 3.8 Derajat Validitas Konstruk
Derajat Validitas Konstruk Kategori
0,00 s.d 0,20 hampir tidak ada korelasi alat tes tidak
valid 0,21 s.d 0,40
korelasi rendah validitas rendah 0,41 s.d 0,60
korelasi sedang validitas sedang 0,61 s.d 0,80
korelasi tinggi validitas tinggi 0,81 s.d 0,100
korelasi sempurna validitas sempurna
Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut, dilakukan penafsiran harga koefisien korelasi yaitu dengan membandingkan harga yang diperoleh
dengan harga kritik. Adapun harga kritik untuk validitas butir instrumen adalah 0,3. Artinya, apabila lebih
besar atau sama dengan 0,3 ≥ 0,3 nomor butir tersebut dapat dikatakan valid
www.spssindonesia.com : diakses 16 september
2015. Akan tetapi, perhitungan validitas dihitung dengan menggunakan prosgram SPSS 16.0 untuk menghindari kesalahan manual dalam perhitungan validitas.
d. Validitas Prediksi Predictive validity Suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
3.9.1.1 Hasil Validasi Instrumen
Instrumen yang terdiri dari soal evaluasi, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilakukan uji validitas oleh validator ahli. Ahli yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah dua dosen dan guru sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Hasil konsultasi dari ahli tersebut, maka akan diperoleh
skor kemudian skor tersebut akan diubah menjadi nilai berdasarkan Patokan Acuan Penilaian PAP tipe I dengan skala 1-100.Patokan pada Tabel 3.8 berikut
diadobsi dari Masidjo 1995: 153 yang akan digunakan sebagai patokan validasi instrumen.
Tabel 3.9 Kriteria Kelayakan Validasi
Persentase Skor
Kriteria
90 - 100 3,75
– 4 Sangat layak
80 - 89 3,25
– 3,75 Layak
65 - 79 2,25
– 3,25 Cukup layak
55 - 64 1,75
– 2,25 Kurang layak
Dibawah 55 1
– 1,75 Sangat kurang layak
Uji validitas isi perangkat pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, materi ajar, soal
evaluasi diujikan melalui expert judgment kepada dosen dan guru kelas. Validator 1 adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli
dibidang matematika, validator 2 juga merupakan salah satu dosen Universitas Sanata Dharma dibidang matematika dan validator 3 adalah guru kelas IV C SD
Negeri Perumnas Condongcatur. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Siswa LKS dapat dilihat pada Tabel
3.10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.10 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Hasil validasi RPP pada Tabel 3.9 dapat diperoleh data bahwa skor rata- rata perolehan dari validator 1 yaitu 3,80 pada kriteria “sangat layak”. Rata-rata
Komponen Yang Dinilai Skor Validator
Rata- rata
Validator 1
2 3
I. Perumusan indikator keberhasilan belajar
Kejelasan rumusan 4
4 4
4,0 Kelengkapan cakupan rumusan indikator
4 4
4 4,0
Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4
4 4
4,0
II. Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran
Kesesuaian dengan kompetensi yangakan dicapai 4
4 4
4,0 Kesesuaian dengan karakteristik peserta Didik
4 4
4 4,0
Keruntutan dan sistematika materi 4
4 4
4,0 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu
4 4
4 4,0
III. Pemilihan sumber belajar media pembelajaran
Kesesuaian sumber belajar media pembelajaran dengan kompetensi tujuan yang ingin dicapai
4 4
4 4,0
Kesesuaian sumber belajar media pembelajaran dengan materi pembelajaran
3 4
4 3,6
Kesesuaian sumber belajar media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
3 4
4 3,6
IV. Skenario kegiatan pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi tujuan yang ingin dicapai
4 4
4 4,0
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran
4 4
4 4,0
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
4 4
4 4,0
Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu
4 4
4 4,0
V. Penilaian hasil belajar
Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai
3 4
4 3,6
Kejelasan prosedur penilaian awal, proses, akhir, tindak lanjut
3 4
4 3,6
Kelengkapan instrumen soal, rubric, kunci jawaban 4
4 4
3,6
VI. Penggunaan bahasa tulis
Ketepatan ejaan 4
4 4
4,0 Ketepatan pilihan kata
4 4
4 4,0
Kebakuan struktur kalimat 4
4 4
4,0 Kebakuan bentuk huruf dan angka
4 4
4 4,0
Rata-rata
3,80 4,0
4,0 3,90
Kriteria
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
skor validator 2 yaitu 4,0 pada kriteria “sangat layak” dan skor rata-rata perolehan dari validator 3 adalah 4,0 pada kriteria “sangat layak”. Perolehan skor rata-rata
dari ketiga validator adalah 3,90 yaitu pada kriteria “sangat layak”. Uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran RPP tersebut termasuk dalam kategori layak untuk digunakan dalam penelitian karena
memperoleh skor rata-rata 3,90. Hasil validasi soal evaluasi atau lembar evaluasi yang sudah divalidasi oleh validator dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Evaluasi
No Komponen yang Dinilai
Skor Validator Rata-
rata Validator
1 2
3 Materi
1 Soal yang disusun telah sesuai dengan
materi yang diajarkan. 4
4 4
4,0 2
Soal yang disusun telah sesuai dengan SK dan KD.
4 4
4 4,0
3 Soal yang disusun telah sesuai dengan
indikator. 4
4 4
4,0 4
Soal sesuai dengan jenjang jenis sekolah dan tingkat kelas.
4 4
4 4,0
Konstruksi
5. Menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban uraian. 4
4 4
4,0 6.
Terdapat petunjuk yang jelas cara mengerjakan soal.
4 4
4 4,0
7. Terdapat pedoman penskorannya.
4 4
4 4,0
Bahasa dan Format
8. Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan EYD. 4
4 4
4,0 9.
Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami.
4 4
4 4,0
10. Rumusan kalimat soal komunikatif.
4 4
4 4,0
11. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai.
4 4
4 4,0
Rata-rata 4,0
4,0 4,0
4,0
Kriteria
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Hasil validasi soal evaluasi pada Tabel 3.11 diperoleh data bahwa skor rata-
rata validator 1 yaitu 4,0 pada kriteria “sangat layak”. Skorrata-rata validator 2 yaitu 4,0 pada kriteria “sangat layak”. Skor rata-rata validator 3 yaitu
4,0 pada kriteria “sangat layak”. Dari ketiga validator tersebut diperoleh skor
rata- rata 4,0 yaitu pada kriteria “sangat layak”. Berdasarkan hasil validasi dari
ketiga validator tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa soal evaluasi tersebut termasuk kedalam kategori sangat layak untuk digunakan dalam
penelitian. Hasil penilaian lembar observasi keterlibatan siswa dapat dilihat pada Tabel 3.12 :
Tabel 3.12 Hasil penilaian lembar keterlibatan siswa
No Komponen yang Dinilai
Skor Validator Rata-
rata Validator
1 2
3 Materi
1 Kejelasan instrumen
observasi. 4
4 4
4,0 2
Kejelasan rumusan instrumen 4
4 4
4,0 3
Kecocokan instrumen dengan teori.
4 4
4 4,0
4 Keruntutan dan sistematika
materi. 4
4 4
4,0
Konstruksi
5. Menggunakan kata tanya atau
perintah yang
menuntut jawaban uraian.
4 4
4 4,0
6. Terdapat petunjuk yang jelas
cara mengerjakan soal. 4
4 4
4,0 7.
Terdapat pedoman
penskorannya. 4
4 4
4,0
Bahasa dan Format
8. Menggunakan bahasa yang
sesuai dengan EYD. 4
4 4
4,0 9.
Bahasa yang
digunakan sederhana
dan mudah
dipahami. 4
4 4
4,0 10.
Rumusan kalimat
soal komunikatif.
4 4
4 4,0
11. Jenis dan ukuran huruf yang
sesuai. 4
4 4
4,0
Rata-rata
4,0 4,0
4,0 4,0
Kriteria
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Hasil validasi lembar observasi keterlibatan siswa pada Tabel 3.12 diperoleh data bahwa skor rata-
rata validator 1 yaitu 4,0 pada kriteria “sangat layak”. Skor rata-rata validator 2 yaitu 4,0 pada kriteria “sangat layak”.
Skor rata- rata validator 3 yaitu 4,0 pada kriteria “sangat layak”. Dari ketiga
validator tersebut diperoleh skor rata- rata 4,0 yaitu pada kriteria “sangat layak”.
Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa lembar observasi tersebut termasuk kedalam kategori sangat
layak untuk digunakan dalam penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.13 Tabel Hasil uji validitas siswa materi segitiga
Nama Item Skor
r
tabel
signifikasi 5 n=30
Validtidak valid
Item 1 0,934
0,361 Valid
Item 2 0,791
Valid Item 3
0,432 Valid
Item 4 0,432
Valid Item 5
0,934 Valid
Item 6 0,934
Valid Item 7
0,387 Valid
Item 8 0,791
Valid
Item 9 0,791
Valid Item 10
0,934 Valid
Item 11 0,791
Valid Item 12
0,934 Valid
Item 13 0,431
Valid Item 14
0,934 Valid
Item 15 0,934
Valid Item 16
0,520 Valid
Item 17 0,934
Valid Item 18
0,934 Valid
Item 19 0,422
Valid Item 20
0,934 Valid
Item 21 -0,22
Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa soal evaluasi yang terdiri dari 21 item, setelah pengujian validitas diperoleh 20 item soal yang valid untuk
digunakan dalam penelitian. Pada item 21 dinyatakan tidak valid karena hanya memperoleh skor -0,22 artinya tidak lebih dari r tabel signifikasi 5 dan
dinyatakan tidak valid. Kemudian, uji validitas materi jajargenjang dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.14 Tabel Hasil uji validitas siswa materi jajargenjang
Nama Item Skor
r
tabel
signifikasi 5
n=30 Validtidak valid
Item 1 0,985
0,361 Valid
Item 2 0,985
Valid Item 3
0,467 Valid
Item 4 0,985
Valid Item 5
0,391 Valid
Item 6 0,414
Valid Item 7
0,985 Valid
Item 8 0,985
Valid
Item 9 0,985
Valid
Nama Item Skor
r
tabel
signifikasi 5
n=30 Validtidak valid
Item 10 0,985
Valid Item 11
0,985 Valid
Item 12 0,985
Valid Item 13
0,985 Valid
Item 14 0,985
Valid Item 15
0,985 Valid
Item 16 0,985
Valid Item 17
0,985 Valid
Item 18 0,500
Valid Item 19
0,396 Valid
Item 20 0,985
Valid
Pada materi jajargenjang terdiri dari 20 item soal, setelah pengujian validitas oleh siswa didapatkan 20 soal valid semua dan dipakai untuk pengujian
hasil belajar siklus II. Hal tersebut dibuktikan melalui Tabel 3.14. Hasil yang ada bahwa tingkatan validitas soal evaluasi siklus II dalam kateri yang tinggi, karena
melebihi jauh dari standar r tabel sgnifikasi 5.
3.9.2 Reliabilitas
“Reliabilitas suatu tes adalah tingkat atau derajat konsitensi tes yang bersangkutan Arifin, 2012 : 96
”. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
dihitung menggunakan rumus Alpha sebagai berikut Arikunto, 2006 : 32:
, dimana: : reliabilitas yang dicari
k : jumlah soal yang dipakai : jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total Suatu instrumen dikatakan reliabel jika koefisien relilabilitasnya ≥ 0,5 Jadi
kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien
reliabilitas. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam bilangan antara – 1,00 sampai
dengan 1,00. Kualifikasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.15 Kualifikasi koefisien reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Menghitung reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 untuk meminimalisir kesalahan perhitungan secara manual. Uji
reliabilitas siswa materi segitiga yang hasilnya diuraikan Tabel 3.16 : Tabel 3.16 Tabel Hasil uji reliabilitas siswa materi segitiga
Nama Item Skor
r
tabel
signifikasi 5 n=30
Reliable Tidak Reliable
Item 1 0,944
0,361 Reliable
Item 2 0,947
Reliable Item 3
0,952 Reliable
Item 4 0,952
Reliable Item 5
0,944 Reliable
Item 6 0,944
Reliable Item 7
0,952 Reliable
Item 8 0,947
Reliable
Item 9 0,953
Reliable Item 10
0,944 Reliable
Item 11 0,947
Reliable Item 12
0,944 Reliable
Item 13 0,952
Reliable Item 14
0,944 Reliable
Item 15 0,944
Reliable Item 16
0,951 Reliable
Item 17 0,944
Reliable Item 18
0,944 Reliable
Item 19 0,952
Reliable Item 20
0,944 Reliable
Item 21 0,954
Reliable
Reliabilitas materi segitiga terdiri dari 21 item soal, setelah pengujian reliabilitas oleh siswa didapatkan hasil 21 soal reliable dan dipakai untuk
pengujian hasil belajar siklus I. Uji reliabilitas pada materi segitiga skor terendah adalah 0,944. Skor reliabilitas tertingggi adalah 0,954. Hasil yang ada bahwa
tingkatan reliabilitas soal evaluasi siklus I dalam kateri yang tinggi, karena melebihi jauh dari standar r tabel sgnifikasi 5. Selanjutnya, uji relibilitas siswa
materi jajargenjang yang hasilnya diuraikan Tabel 3.15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.17 Tabel Hasil uji reliabilitas siswa materi jajargenjang
Nama Item Skor
r
tabel
signifikasi 5
n=30 Reliable Tidak
Reliable
Item 1 0,976
0,361 Reliable
Item 2 0,976
Reliable Item 3
0,981 Reliable
Item 4 0,976
Reliable Item 5
0,982 Reliable
Item 6 0,981
Reliable Item 7
0,976 Reliable
Item 8 0,976
Reliable
Item 9 0,976
Reliable Item 10
0,976 Reliable
Item 11 0,976
Reliable Item 12
0,976
Reliable Item 13
0,976 Reliable
Item 14 0,976
Reliable Item 15
0,976 Reliable
Item 16 0,976
Reliable Item 17
0,976 Reliable
Item 18 0,981
Reliable Item 19
0,982 Reliable
Item 20 0,976
Reliable
Reliabilitas materi jajargenjang terdiri dari 20 item soal, setelah pengujian reliabilitas oleh siswa didapatkan hasil 20 soal reliable dan diapakai untuk
pengujian hasil belajar siklus II. Uji reliabilitas pada materi jajargenjang skor terendah adalah 0,976. Skor reliabilitas tertingggi adalah 0,982. Hasil yang ada
bahwa tingkatan reliabilitas soal evaluasi siklus I Idalam kateri yang tinggi , karena melebihi jauh dari standar r tabel sgnifikasi 5.
3.9.3 Indeks kesukaran IK
Pengujian soal post-test tidak berhenti pada uji validitas dan reliabilitas. “Sebuah soal akan lebih meyakinkan bila diketahui indeks kesukarannya. Indeks
kesukaran adalah rasio antara penjawab aitem dengan benar dan banyaknya aitem penjawab
”Azwar, 2013 : 135. Cara untuk menghitung indeks kesukaran soal menurut Sudjana dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:
I= PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan, I :indeks kesukaran untuk setiap butir soal B:banyanknya siswa yang menjawab benar setiap butir
Soalnya N :banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal
yang dimaksudkan Semakin kecil indeks yang diperoleh maka semakin sulit item soal tersebut.
Sebaliknya semakin besar indeksnya maka semakin mudah soal. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana dapat dilihat pada Tabel 3.16 dibawah ini :
Tabel 3.18 Tabel kualifikasi indeks kesukaran soal
Indeks kesukaran Kategori
– 0,30 Sukar
0,31 – 0,70
Sedang 0,71
– 1,00 Mudah
Kategori soal terdiri dari soal mudah sekali, cukup, sulit dan sulit sekali.
3.10 Teknik Anilisis Data
Menurut Sugiyono 2014 : 26 menjelaskan bahwa “dalam pelaksanaan
tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti yaitu data kuantitatif yang merupakan teknik analisis data menggunakan metode statistik
yang sudah tersedia dan data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber menggunakan pengumpulan data yang bermacam-macam
triangulasi dan dilakukan secara terus menerus”. Teknik analisis yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif. Data hasil penelitian akan dianalisis sesuai dengan
variabel dan langkah-langkah sebagai berikut :
3.10.1 Pengukuran Keterlibatan Siswa
Keterlibatan siswa yang diamati dalam pembelajaran dengan model pembelajatan kooperatif tipe example and non example dan game puzzle pada
materi geometri segitiga dan jajargenjang adalah keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam diskusi kelompok, baik kelompok berpasangan, kelompok
berempat, maupun diskusi kelas. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menafsirkan dan menyimpulkan dari data-data yang terkumpul
dalam lembar pengamatan keterlibatan siswa. Berikut ini tabel untuk analisis penskoran keterlibatan siswa :
Penskoran keterlibatan siswa kelas IV
Tabel 3.19 Penskoran keterlibatan siswa kelas IV
No Nama Siswa
Jumlah Tanda
Skor Total 1-100
Kategori 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
Pedoman Penskoran: Skor total =
x 100 Kategori keaktifan:
Sangat tinggi : jika skor total siswa antara 81-100 Tinggi : jika skor total siswa antara 66-80
Sedang : jika skor total siswa antara 56-65 Rendah : jika skor total siswa antara 46-55
Sangat rendah : jika skor total siswa dibawah 46 Lembar pengamatan keterlibatan siswa di atas, digunakan untuk melihat
dan mencatat keterlibatan siswa dalam kelompok secara individu. Pengamatan keterlibatan dilakukan dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran.
Data hasil pengamatan keterlibatan yang telah dicatat dalam lembar pengamatan siswa digunakan untuk menentukan kriteria tingkat keterlibatan siswa secara
kelompok. Dalam penilitian ini digunakan tiga kriteria keterlibatan secara kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
3.10.2 Pengukuran Hasil Belajar Siswa
Tes evaluasi merupakan alat untuk mengetahui hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran example
and non example dan game puzzle pada pokok geometri segitiga dan jajargenjang.
Pengukuran hasil belajar siswa ditentukan oleh nilai pengerjaan siswa dengan soal evaluasi. Adanya data nilai tes evaluasi siswa, maka dapat diketahui bagaimana hasil
belajar siswa kelas IV C SD N Perummnas Condongcatur pada pokok bahasan geometri segitiga dan jajargenjang.
3.11 Jadwal Penelitian
Tabel 3.20 Tabel jadwal penelitian
1. Tahap sebelum ke lapangan dimulai pada bulan Agustus-September 2015, meliputi kegiatan:
a Menyusun proposal penelitian.
b Menentukan fokus penelitian.
No. Kegiatan
PELAKSANAAN Tempat
Agustus September
November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.
Penyusunan proposal penelitian
2. Observasi
pembelajaran di SD N Permnas
Condongcatur SD N Perumnas
Condongcatur
3. Izin penelitian di SD
N Perumnas Condongcatur
SD Perumnas Condongcatur
4. Penyebaran angket
kuesioner dan wawancara
SD N Perumnas Condongcatur
5. Pengumpulan dan
pengolahan data hasil penelitian
Nilai didapat dengan perhitungan beikut : jumlah jawaban benar x 5
c Konsultasi fokus penelitian.
d Menghubungi lokasi penelitian.
e Mengurus perizinan.
f Seminar proposal penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan pada bulan November 2015, meliputi kegiatan: a
Memahami latar penelitian dan persiapan diri b
Memasuki lapangan. c
Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian.
d Pencatatan data.
3. Tahap analisis data pada bulan November- Desember, meliputi kegiatan: a
Analisis data. b
Penafsiran data. c
Pengecekan keabsahan data. d
Memberi makna. 4. Tahap penelitian laporan pada November-Desember 2015 meliputi kegiatan:
a Penyusunan hasil penelitian.
b Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing.
c Perbaikan hasil konsultasi.
d Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian
e Pertanggungjawaban skripsi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Sub bab hasil penelitian membahas mengenai proses pelaksanaan tindakan serta hasil data
keterlibatan siswa dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam 2 siklus, sedangkan sub bab pembahasan membahas mengenai ketercapaian tindakan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pra-siklus
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan terlebih dahulu. Perencanaan pra-siklus terdapat dalam Bab III. Berbicara
mengenai persiapan, peneliti melaksanakan perencanaan dengan baik dengan rincian Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1Tabel Perencanaan Pra-siklus
No. Rencana Pelaksanaan Pra-siklus
Keterlaksanaan Rencana Pra- siklus
1. Meminta izin kepada Kepala SD N Permnas
Condongcatur. Terlaksana
2. Melakukan observasi pada siswa kelas IV SD
Perumnas Condongcatur mata pelajaran matematika. Terlaksana
3. Melakukan wawancara kepada guru kelas IV C.
Terlaksana 4.
Mengidentifikasi masalah. Terlaksana
5. Menyusun proposal penelitian.
Terlaksana 6.
Mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta materi ajar.
Terlaksana 7.
Menyusun instrumen pembelajaran silabus, RPP, LKS, instrumen penelitian.
Terlaksana 8.
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan kelas dalam kegiatan belajar.
Terlaksana
64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa peneliti sudah melakukan berbagai persiapan dengan baik seperti: meminta izin kepada Kepala Sekolah SD N
Permnas Condongcatur, melakukan observasi pada siswa kelas IV SD Perumnas Condongcatur mata pelajaran matematika, Melakukan wawancara kepada guru
kelas IV C, mengidentifikasi masalah, menyusun proposal penelitian, mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta
materi ajar, menyusun instrumen pembelajaran silabus, RPP, LKS, instrumen penelitian, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan kelas
dalam kegiatan belajar. Khusus pada kegiatan observasi dilakukan selama 2 kali dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 4.2 Kegiatan observasi dan wawancara.
No Waktu
Kegiatan 1
2- 3 November 2015 Observasi lingkungan sekolah, penyesuaian
kurikulum sekolah, wawancara dan berkonsultasi dengan guru matematika kelas IV .
2 4 -5 November 2015
Observasi kegiatan pembelajaran I dan II di kelas IV C
Wawancara dengan guru kelas IV C peneliti lakukan setelah melakukan observasi awal dengan membaginya ke dalam dua kali waktu wawancara.
Wawancara pertama yaitu pada hari Senin, 2 November 2015 sedangkan wawancara kedua yaitu pada hari Selasa, 3 November 2015. Kegiatan wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika, keterlibatan siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV C. Kegiatan wawancara yang
dilakukan dalam 2 kali waktu tersebut diperoleh data bahwa hasil belajar matematika masih rendah serta keterlibatan siswa pada mata pelajaran matematika
masih kurang. Hasil wawancara tersebut, kemudian peneliti buktikan dengan melakukan
observasi . Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan siswa kelas IV C dengan menggunakan lembar observasi keterlibatan dan hasil belajar siswa
dilakukan pada tanggal : 4 November 2015, dan 5 November 2015. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bersama 1 orang mitra peneliti dengan tujuan
agar hasil pengumpulan data awal tersebut dapat menghasilkan data keterlibatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar siswa yang sesuai dengan keadaan saat itu. Berikut data hasil keterlibatan yang dilakukan peneliti saat observasi keterlibatan siswa :
Tabel 4.3 Data keterlibatan belajar siswa sebelum siklus .
No Nama
siswa Indikator
Jumlah
Nilai Membaca
materi pelajaran
Mendengarkan pendapat
Teman Menulis
materi pelajaran
Berlatih soal menggunakan
media puzzle Mengemuka
kan pendapat
1. NCT
-
-
- 2
40
2. NAP
- -
- 2
40
3. N SS
-
-
- 2
40
4. NHM
-
-
- 2
40
5. PRD
- -
-
2
40
6 PWL
-
-
- 2
40
7 P NA
- -
- 2
40
8 RAA
-
-
- 2
40
9 RAG
-
-
- 2
40
10 RDS
-
-
- 2
40
11 RDH
- -
-
- 2
40
12 RWD
-
-
- 2
40
13 RPS
-
-
- 2
40
14 RHH
-
-
- 2
40
15 SIR
-
-
- 2
40
16 S MI
- -
- 2
40
17 SAM
-
- -
2
40
18 VVV
-
- -
- 1
20
19 WIH
-
- -
- 1
20
20 YAS
-
-
- 2
40
21 YDA
- -
-
- 1
20
22 YEP
- -
-
- 1
20
23 CUT
-
-
- 2
40
24 GSP
- -
-
- 1
20
25 FEA
-
- -
- 1
20
Rata-rata 1,76
35,2
Skor rata-rata keterlibatan
1,76 x 100 = 35,2 5
Nilai didapat dengan perhitungan beikut : Jumlah skor indikator x 100 Jumlah seluruh indikator
Kegiatan selanjutnya adalah mengumpulkan data hasil belajar siswa dengan teknik dokumentasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil belajar
ulangan harian siswa kelas IV C sebelumnya dengan cara mengkaji daftar nilai siswa pada materi sebelum keliling, luas, dan penggunaan keliling serta luas
segitiga dan jajargenjang. KKM yang telah disepakati adalah dengan nilai 70. Diperoleh bahwa nilai ulangan harian dari 25 dalam Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data hasil belajar siswa sebelum siklus.
NO. Nama Siswa
Nilai KKM
Tuntastidak tuntas
1. NCT
75
70 Tuntas
2. NAP
75 Tuntas
3. NSS
70 Tuntas
4. NHM
75 Tuntas
5. PRD
65 Tidak tuntas
6. PWL
50 Tidak tuntas
7. PNA
60 Tidak tuntas
8. RAA
60 Tidak tuntas
9. RAG
60 Tidak tuntas
10. RDS
55 Tidak tuntas
11. RDH
60 Tidak tuntas
12. RWD
65 Tidak tuntas
13. RPS
50 Tidak tuntas
14. RHH
45 Tidak tuntas
15. SIR
50 Tidak tuntas
16. SMI
60 Tidak tuntas
17. SAM
65 Tidak tuntas
18. VVV
45 Tidak tuntas
19. WIH
70 Tuntas
20. YAS
55 Tidak tuntas
21. YDA
45 Tidak tuntas
22. YEP
50 Tidak tuntas
23. CUT
55 Tidak tuntas
24. GSP
70 Tidak tuntas
25. FEA
60 Tuntas
Rata-rata 59,6
Siswa yang tidak tuntas 19 siswa
Siswa yang tuntas 6 siswa
Persentase siswa yang tuntas
76 Persentase siswa yang
tuntas 24
Data yang telah peneliti peroleh melalui 3 teknik pengumpulan data tersebut, peneliti gunakan untuk mengkaji permasalahan, menganalisis, dan
merumuskan permasalahan yang ada di kelas IV C. Peneliti menemukan bahwa terdapat permasalahan mengenai keterlibatan dan hasil belajar matematika siswa
kelas IV C. Permasalahan yang telah ditemukan, selanjutnya dikaji oleh peneliti untuk melakukan perencanaan tindakan, yaitu melalui model example and non
example dan game puzzle .
Peneliti kemudian menentukan instrumen pembelajaran yang digunakan untuk penelitian berupa silabus pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, Lembar Kerja Kelompok LKK dengan puzzle dan gambar, bahan ajar, dan soal evaluasi. Penyusunan instrumen
pembelajaran tersebut didasarkan pada materi pembelajaran yang diteliti, yaitu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas, serta penggunaan
keliling dan luas segitiga serta jajargenjang. Proses pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini berlangsung selama 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari 3
kali pertemuan . Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran 35 menit 2 x 35 menit.
4.1.2 Siklus I
4.1.2.1 Perencanaan
Sebelum melaksanakan
tindakan dilakukan
perencanaan untuk
menyiapkan beberapa hal yang dianggap perlu untuk melakukan tindakan. Perencanaan didalam siklus I memuat beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan gambar untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example, mempersiapkan
game puzzle , dan mempersiapkan lembar observasi keterlibatan siswa.
Perencanaan siklus I sudah terlaksana dengan baik dan siap digunakan dalam penelitian.
4.1.2.2 Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 7 ,12 dan 14 November 2015. Uraian pelaksanaan tiap pertemuan
adalah sebagai berikut:
a Tindakan Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan pada hari Sabtu, 7 November 2015. Pertemuan pertama ini dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran 2 x 35 menit tepatnya dimulai pada pukul 07.00 WIB. Fokus materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah keliling segitiga. Kegiatan awal dimulai
dengan siswa menjawab salam yang diucapkan oleh guru. Siswa menjawab salam dari guru dengan serentak. Guru memimpin doa bersama, kegiatan doa bersama
dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Siswa kemudian menjawab pertanyaan dari guru berkaitan dengan kabar siswa pada hari itu. Seluruh siswa menjawab,
“Baik Pak” bersama-sama. Guru juga melakukan pengecekan presensi siswa yang tidak masuk pada pertemuan pertama tersebut. Semua siswa berangkat semua jadi
satu kelas utuh sebanyak 25 siswa. Kegiatan selanjutnya pada kegiatan awal ini adalah siswa diajak oleh guru
untuk berny anyi bersama lagu “Ayo Belajar”. Kegiatan bernyanyi tersebut
memiliki tujuan agar siswa antusias dan semangat mengikuti pembelajaran serta mengetahui hal-hal yang akan dipelajari pada pertemuan pertama tersebut. Siswa
diberi contoh terlebih dahulu oleh guru, akan tetapi karena nada lagu yang dinyanyikan siswa kurang tepat, maka siswa berkata, “Nadanya sumbang Pak ?”.
Contoh bernyanyi diberikan kembali oleh guru dengan nada yang sesuai. Kegiatan menggali lagu yang telah dinyanyikan bersama-sama juga dilakukan oleh guru
dengan menanyakan, “Sesuai dengan lagu yang telah dinyanyikan, kira-kira apa yang akan kita pelajari?”. Siswa menjawab pertanyaan guru, yaitu “Belajar
matematika Pak, tentang keliling segitiga Pak ”. Guru selanjutnya menjelaskan
kepada siswa tujuan pembelajaran yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu keliling segitiga.